Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Hello World!
This is my birthday!
Biasanya seperti itulah aku mengawali hari ulang tahunku. Menunggu hingga tengah malam tuk menjadi orang pertama kali yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Dengan sedikit (banyak) berharap akan ada beberapa orang yang akan mengucapkan padaku walau sekedar mengatakan hbd, xxxx. Seperti cerita pada umumnya, sebuah perbedaan muncul. Hal itu juga terjadi pada diriku. Aku begadang hingga setengah dua pagi tanpa menyadari bahwa hari telah berganti dan umurku telah bertambah. Ketika keesokannya pun, hanya terpikirkan olehku bahwa ini adalah hari ulang tahunku tanpa berharap setitikpun jika satu orang akan mengatakan selamat ulang tahun dan harapannya padaku. Hatiku terasa ringan tanpa beban, sungguh lega dan nikmat rasanya untuk tak memiliki harapan atau ekspektasi. Dua hal yang biasanya selalu menindih dan membuatku sesak. Ini terjadi hampir seharian, meskipun tersirat rasa sedih bahwa ini sama saja aku sudah tak memiliki harapan pada orang bahkan orang terdekatku. Tapi tak apalah, toh ini menyenangkan untuk hati dan pikiranku.
Suasana rumah tak berbeda seperti hari biasanya. Aku pun mengecek sms hanya untuk menghilangkan gambar notifikasi dan aku melihat satu sms dari temanku dengan waktu kirim 00.00. Pesan ucapan singkat yang membuat mulutku tersenyum seketika. Meskipun aku cukup lama memutus hubungan dengan orang-orang, ternyata masih ada yang menyempatkan waktu dan usahanya untuk mengirim ucapan padaku. Terlebih aku mengetahui jika dia bukan orang yang tetap terbangun di tengah. Lalu ketika aku makan, ibuku menghampiriku tuk mengatakan minta maaf karena tak bisa merayakan seperti biasanya. Suatu yang sudah menjadi tradisi untuk kudengarkan dan entah mengapa hari sial itu selalu saja terjadi pada hari ulang tahunku, tapi rasa marah dan sedih itu masih ada disana, dan aku berusaha mati-matian tuk menahannya keluar. Malam harinya pun berlangsung sama, melakukan aktivitasku di kamarku bersama kucing. Malam yang sama seperti biasanya kecuali suara langkah kaki itu. Bukan cerita horor atau aksi, itu hanya suara langkah kaki kakakku. Aku pikir ia hanya ingin ke kamarku untuk bermain kucing atau bercakap seperti biasanya, ternyata ia membawa kejutan untukku. Membawa donat yang lengkap dengan lilin menyala dan gambar Mamamoo, Jennie, dan Blackpink seperti yang pernah dulu ia janjikan, tentu saja dengan kamera untuk merekam dan panjatan doa yang dia ucapkan. Untuk sepersekian detik, aku merasa aku tidak dapat menahan tangis ini. Aku berusaha menahannya dan berkata pada air mata jika kau bisa keluar saat tengah malam dimana tak ada seorangpun masih terbangun. Kenapa? tentu saja akan memalukan apalagi dia merekamnya, sudah cukup banyak video dan foto memalukanku, tak cukup menambahnya lagi.
Aku masih tak percaya bahwa hari ini tidak terlewat begitu saja. Aku pikir ini hanya akan menjadi 1 hari dari 365 hari dalam 1 tahun, bukan menjadi hari spesial bergelar hari kelahiranku. Perasaan mendapatkan sesuatu hal baik ketika kau tidak pernah mengharapkannya adalah suatu yang luar biasa. Kami berbincang-bincang sebentar sembari aku makan donat yang sebelumnya kuidam-idamkan ini. Kemudian, ia kembali ke kamarnya dan kembali lagi ke kamarku untuk menyampaikan pesan ucapan dis maulidia dari pria yang akan menjadi teman hidupnya. Aku tak tahu harus berkata atau berbuat apa. Ucapan terima kasih tentu saja sudah kukatakan namun rasanya itu tak cukup jika dikatakan saja. Namun, malu rasanya untuk berkata-kata seperti di depan wajahnya dan akhirnya aku meluapkannya disini. Mungkin suatu saat aku akan mengirimnya. Entah ini flash fiction atau bukan, aku tak tahu dimana aku harus menulisnya, setidaknya aku merasa aku ingin seseorang membacanya dengan sedikit berharap ini bisa sampai ke orang-orang yang kumaksud. Di akhir kata, selamat ulang tahun untukku dan terima kasih untukmu yang masih mengingatku.
Rumpang Tanya
22:40, 22 Juni 2023