Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Semua benda yang tak terpakai lagi namanya sampah. Semua orang paham ini. Namun, di mata orang kreatif benda yang terlihat tak terpakai lagi bisa dijadikan bahan untuk mewujudkan ide-ide dalam kepalanya. “Sayangnya, aku bukan orang seperti itu. Maaf, plastik-plastik bekas dengan barat hati kalian harus memenuhi tong sampah ini.”
“Hei!” tiba-tiba sebuah suara datang. Itu kata orang, seorang wanita, yang kebetulan lewat.
“Iya?” balas pria muda baik hati dengan ramah. Dia hendak membuang sampah yang jelas terlihat sampah plastik.
Wanita itu merasa tidak enak hati sambil berkata, “Boleh saya ambil sampah itu. Kebetulan aja lagi cari-cari sampah plastik. Mau buka-buka tong sampah agak malu.”
“Oh, ini ya yang namanya orang kreatif yang selalu beramal dengan hati bersih dan tulus. Aku selalu ingin menjadi sepertinya.”
“Gak apa-apa, ini mau dibuang juga. Tapi, buat apa ya?” Pria muda itu pun bertanya tanpa maksud tertentu. Pikirannya bebas dari segala sifat negatif. Namun, pria ini masih memegang sampahnya.
“Mau dibuat kerajinan. Lumayan lah bisa dijual, itung-itung mengurangi limbah plastik demi menjaga lingkungan. Pemerintah juga sudah mewanti-wanti. Kalau tidak sekarang kapan lagi?” jawab wanita tersebut. Setiap kata dari kalimatnya selaras dengan pikiran dan hati, serta lubuk hatinya yang paling dalam. Tangannya sudah siap menerima sekantong sampah si pria.
Pria itu mengangguk-angguk sangat paham kalimat si wanita. “Oh, iya, ya, lumayan juga ya.” Sambil berkata seperti itu, sekantong sampah ringan itu kini dijauhkannya. Si pria tampaknya enggan menyelesaikan pembicaraan. Dengan hati bersih tanpa noda, pria itu ingin mengakrabkan diri lebih jauh. “Tapi, apa iya? Bisa mengurangi limbah?”
Wanita tersebut bertanya-tanya. “Maaf,” katanya.
“Coba dipikir-pikir. Apa semua bagian plastik itu terpakai untuk membuat kerajinan? Pasti ada sisa-sisanya, kan?”
“Ya, itu kan sudah mengurangi limbah. Itu memang tujuan awalnya,” kata wanita tersebut yang sepertinya sangat terbuka. Dia menjawab keinginan si pria untuk menjalin hubungan yang lebih dekat.
Pria itu mengacungkan satu jarinya dan menggeleng sembari membalas, “Tidak, tidak, tidak, Kalau kerajinan itu dijual dan akhirnya terjual. Siapapun orang yang membelinya pastilah bukan orang yang sekreatif Anda.” Kata-katanya sangat menyentuh hati si wanita.
“Maksudnya? Ya, tidak semua orang kreatif.” Si wanita menerima kesungguhan hati si pria, tetapi tampaknya masih ada pertanyaan.
“Ya, tidak semua orang kreatif. Lalu, apa jadinya ketika kerajinan itu rusak?”
“Dibuang?”
“Tepat sekali. Tidak semua orang berkesadaran sampai sana. Lalu kenapa tidak dibuang sekarang?”
Si pria rela memberikan hatinya dan Si wanita benar-benar jatuh hati.