Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
SURAT BUAT ALISE
Temaramnya matahari senja sekarang diselimuti gelapnya malam. Juno masih duduk terhenyak dikursi lantai 2 rumahnya. Selembar kertas tergolek begitu saja di meja sebelahnya. Hati Juno terluka. Bagaimana tidak? Sudah sebulan anaknya Rico dan istrinya Alise pergi meninggalkan dirinya.
Terngiang dalam benaknya kalimat terakhir Alise. “Pokoknya saya dan Rico akan kembali ke Ingris dulu. Saya tidak tau sebentar atau lama. Atau mungkin tidak akan kembali lagi ke Jakarta. Saya belum tau.”
Juno meraih selembar kertas kosong.
“Alise sayang.”
“Buat apa yang aku dapat sekarang sayang? Tanpa kalian hidupku tak berarti lagi.” Juno mulai menulis. “Aku dan Nikita tidak ada hubungan apa-apa lagi. We split along ago honey.” Juno kian menjadi. Tangannya terus menulis bersama tetesan airmatanya.
Selama Juno menulis bayang kenangan puluhan tahun silam kembali menyeruak dalam benaknya. Saat-saat indah bersama Nikita pujaan hatinya. Lalu bayangan sedih lainnya yang meradang waktu Nikita mengucapkan selamat tinggal padanya saat dia di Inggris untuk masa depan mereka berdua. Nikita dinikahkan orangtuanya dengan alasan adat dan janji.
Bayangan wajah Alise yang tertunduk lesu dan menangis saat dia mengetahui kalau suami tercintanya berbohong selama pernikahannya. Juno menulis lagi.
Setahun aku sakit tergolek dan berjalan tanpa arah. Beruntung bagiku ternyata kamulah obat penawarnya Alise sayang. Tapi hari ini obat itu menjadi pahit rasanya bagiku. Kamu dan buah cinta kasih kita Rico, tidak ada lagi disampingku.
Alise sayang.
Rico dan Icha tidak bersalah. Mereka hanya korban kebohongan yang aku tutupi saat aku dan Nikita terlena dalam kenangan cinta dulu. Jadi maafkanlah aku Alise sayang. Aku tidak berdaya untuk menutupi aib ini. Hanya kebohonganlah salah satu jalannya.
Aku tau Icha anak Nikita dari foto yang Rico tunjukan kepadaku. Ada sebuah badge kampus terpampang dibelakang foto. Barulah aku tau kalau Icha itu anak Nikita. Itulah kenapa aku larang Rico menjalin cinta dengan Icha. Aku takut! Aku takut kalau Icha memang anakku sendiri. Tapi Tuhan menunjukan jalannya. Hatiku tenang setelah hasil tes DNA ternyata Icha bukan anakku. Icha anak Raden suami Nikita yang sudah meninggal.
Tapi hatimu terlanjur luka olehku sayang. Dan lebih hancur lagi kamu dan Rico pergi meninggalkanku meskipun sudah terkuak aibku. Kembalilah padaku Alise sayang. Bawalah Rico besertamu. Kita isi sisa hidup kita dengan cerita cinta keluarga. Contoh teladan bagi cucu kita kelak. Aku sudah menghapus semua kenangan manis dan pahit dengannya. Percayalah sayang.
Aku yang selalu merindukan kalian.
Mei 1977.
Juno Daffael
Juno menghela nafas sambil melipat surat itu dan memasukannya kedalam amplop.
“Ahh. Mungkinkah mereka kembali untukku?” Keluh Juno menyimpan amplopnya.
Hanya Tuhan dan waktu yang bisa menjawab pertanyaan Juno.