Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cinta antara Air dan Api
2
Suka
2,838
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Airin pagi-pagi sudah merasa sedikit kesal, entah karena perutnya sedang sakit akibat hari pertama haid atau karena suaminya sedari tadi tak hentinya menceritakan tentang kisah masa senja temannya.

Usia suaminya 37 tahun dan rekan kerja suaminya yang sama-sama bergelut pada bidang tukang photo atau tren-nya sekarang adalah seorang fotografer tempat wisata bernama Pak Anton berusia 55 tahun.

Suaminya mengungkapkan rasa ibanya pada temannya yang usia tidak muda lagi namun di penuhi dengan permasalahan rumah tangga yang pelik. Yang seharusnya di usia pernikahan ke 30 tahun sedang menikmati masa senjanya yang indah. Anaknya tiga, 1 sudah berkeluarga, nomor 2 akan wisuda sarjana, nomor 3 akan masuk SMA. Suaminya menceritakan hidup Pak Anton yang terkesan menderita, anaknya tidak ada yang peduli dengan kesusahan orang tua, istrinya suka bermain judi online, dan terjebak dalam hutang yang tidak cukup jika surat tanah rumahnya di gadaikan ke Bank.

"Jika dia menceritakan masa senjanya yang menderita, seharusnya kamu juga minta dia ceritakan masa mudanya. Jangan setengah-setengah saja. Jadi kamu tidak tahu bagaimana mulainya hidupnya yang harusnya bahagia malah di masa tua menderita." Ujar Airin, mematikan kompor setelah selesai dengan masakannya.

"Kamu ini memang tidak enak jika diajak ngobrol. Sekali-kali jadi air untuk suaminya, apa tidak bisa?" Balas Suaminya kesal, membanting sendok di tangannya yang akan mulai menyarap nasi dan lauk.

Airin tersenyum, dan menyeringai ke arah suaminya.

"Ternyata menjadi temanmu lebih menyenangkan daripada istrimu. Bagaimana tidak, kamu bahkan bisa menceritakan detail permasalahan temanmu, yang hanya sekali dua kali bercerita. Bagaimana denganku? Aku yang menunggu kepulanganmu di depan pintu saat hari mulai petang, bangun tengah malam melayanimu, pagi membuatkan sarapan untukmu. Ada tidak kamu tahu apa yang aku inginkan? Saat aku ajak berbicara pagi hari kamu terburu-buru dengan sarapannmu dan bergegas pergi. Saat malam berbaring berdua aku ajak bicara kamu bilang aku tidak pengertian karena kamu lelah, seakan ceritaku membosankan dan tidak penting." Ucap Airin kesal, seakan cerita pagi suaminya menjadi boomerang api yang menyulut emosi Airin yang merasa tidak pernah di hargai.

"Jika kamu ingin aku jadi air dengan sikapmu yang seperti api yang ada hanya air mendidih yang akan aku berikan!" Gertak Airin lalu masuk kamar, merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Mengatur nafasnya yang berat dan mulai memejamkan matanya mencari ketenangan. Sebatas itu kemarahan Airin yang masih mencintai suaminya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@apriajijunantos : Terimakasih sudah mau mampir untuk membacanya.
Unik juga alur ceritanya
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Di Atas Atap
izul rahman
Novel
SUNSET
Murti Wijayanti
Flash
Cinta antara Air dan Api
Noveria Retno Widyaningrum
Novel
Kuntilawati
Jessica Sirena
Novel
Gincu Merah Perempuan Penimbun Lada
Noor Cholis Hakim
Novel
Bronze
Tentang Asa
Vivian Hong
Novel
Bronze
The Shadow In Your Love
Kamalsyah Indra
Novel
Bronze
Mawar Hitam Di Tepi Jurang
Arroyyan Dwi Andini
Novel
Bronze
Rumah Untuk Pulang
icilluis
Novel
Bronze
Titik Koma
Mitha Tiara
Novel
Mawar Biru
SZA
Komik
THEY ARE A GIFT
Irul irul
Novel
Pilihan Peran
Heri Prabowo
Novel
HELLOVE
aya widjaja
Flash
Bronze
Kumohon Kembalikan
Nabil Bakri
Rekomendasi
Flash
Cinta antara Air dan Api
Noveria Retno Widyaningrum
Novel
Bronze
DELUSION
Noveria Retno Widyaningrum
Flash
Bronze
Sudut Pandang
Noveria Retno Widyaningrum
Flash
Bronze
Monoton
Noveria Retno Widyaningrum
Novel
Bronze
Pembohong
Noveria Retno Widyaningrum
Flash
Bronze
Berdebar
Noveria Retno Widyaningrum
Flash
Bronze
Satu-satunya Teman
Noveria Retno Widyaningrum
Cerpen
Bronze
Masakan Ibu
Noveria Retno Widyaningrum
Novel
Orang Yang Sama
Noveria Retno Widyaningrum
Cerpen
Bronze
Cermin Yang Terluka
Noveria Retno Widyaningrum
Cerpen
Bronze
PURA-PURA BAHAGIA
Noveria Retno Widyaningrum