Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Gelap gulita menyelimuti malam. Purnama menjadi penerang di langit yang tinggi, wanita berumur akhir masa dua puluhan itu tengah menatap langit berbintang sambil menopang dagu di salah satu tangan pinggir jendela kamarnya.
Angin berembus dan menyibak rambut yang terkuncir asal. Dia seperti menunggu, tetapi tidak menunggu. Faktanya, ia melupakan satu hal yang membuatnya susah tidur.
Tiba-tiba sebuah tangan tanpa ia ketahui menyentuh pundaknya. Sontak dirinya terkaget hingga memutar tubuh 180 derajat. Wanita itu memegang dada yang berdegup kencang.
“Asher!”
Lelaki bersetelan kemeja itu terkekeh melihat reaksinya. Lalu ia menyapa, “Kakak belum tidur?”
“Seperti biasa, insomnia. Kau sudah pulang rupanya. Aku tidak mendengar langkah kakimu.”
“Baru saja aku menaruh tas kerjaku di kamar."
Wanita itu melirik jam dinding kamarnya. Ia memasang busung muka. “Ternyata kau pulang lebih cepat.”
“Ayolah, aku datang sebelum jam satu ‘kan?” Lelaki itu ikut melirik jam dinding.
“Lima menit lagi jam satu.”
Asher menghela nafasnya pasrah, mengakui kesalahannya. Ia kembali berucap, “Maafkan aku, Kak Venus. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.”
“Sampai selarut ini? Hentikan workaholic-mu, sayangi hidupmu.”
"Ngomel lagi. Kakak ini sebenarnya saudara atau ibu sih?" Seperti dugaannya, Venus—sang kakak—akan marah seperti Ibu dulu. Asher kembali membuang napasnya. “Ternyata kau tetap tidak berubah walaupun sedang amnesia.”
“Apa maksudmu?” Wanita itu melipat kedua tangannya di atas perut.
“Dulu, Kak Venus suka marah-marah, sampai teman-temanku bilang aku memiliki saudara keturunan nenek sihir. Ya, miriplah sama sifat almarhum ibu kita,” canda Asher.
“Apa?” Wanita itu terpancing amarah.
“Ya, kau selalu marah-marah. Belum lagi Kak Venus suka banget manggil aku kayak Hades. Kau lebih menyayangi galaksi-galaksi dan mitologi khayalanmu itu daripada saudaramu sendiri.”
“Oh, masa?” Venus tidak percaya.
“Kakak pun juga sudah hafal seluruh nama rasi bintang dan dewa-dewi mitologi Yunani.”
Venus kembali mengingat di mana ia melihat dua kardus berisi buku-buku yang berhubungan dengan ilmu astronom serta kisah klasik berbau mitologi di bawah ranjang setelah pulang dari rumah sakit.
“Aku sefanatik itu?” akhirnya wajahnya mengkerut bingung.
“Bahkan karena cintamu terhadap mereka, Kakak pernah membuat kisah Hades dan Athena.”
“Aku tidak ingat. Kau ‘kan tahu aku amnesia” Venus menggaruk dagunya bingung.
“Aku paham.” Asher berpindah melihat langit malam di samping sang adik, “Kisah yang Kak Venus buat ini lebih mengingatkanku dengan temanku yang telah pergi.”
Venus merasa simpatik melihat wajah Asher sedikit sendu. “Kau tidak perlu kasihan padaku. Aku hanya teringat, it’s okay.”
“Omong-omong, Kak Venus mau kuceritakan kembali kisah buatanmu itu?” Asher memperbaiki percakapan semula. Dan Venus menghampiri lelaki itu dan siap menyimak ceritanya.
“Ceritakanlah.” Posisi Venus sudah siap. Saat Asher selesai menarik nafasnya dalam-dalam, kedua matanya menatap bulan. Ia akan bercerita.
“Alkisah, ada dua penjaga langit bernama Hades dan Athena. Hades adalah dewa penjaga dunia bawah dan tertua, sementara Athena adalah dewi bijaksana penjaga dunia atas yang memiliki ilmu pengetahuan alam dan perang.
“Suatu hari mereka berdua dipanggil oleh Zeus. Dia memutuskan bahwa kunci langit akan di percayakan oleh Athena. Hades marah dan murka. Ia tidak terima dengan keputusan Zeus memilih Athena sebagai pewaris kunci langit bumi.
“Hades yang haus akan bau darah sang dewi akhirnya mengejar Athena sampai tersudut ke tebing awan. Saat di tengah hujan milik Zeus, petir membelah malam mewakili amarah Hades dan pedangnya. Athena yang takut terus memohon, ia tidak tahu apa kesalahannya. Hades tidak peduli lagi dengan dewi dara cantik itu.
“Pelan-pelan, tubuh Athena semakin melangkah mundur hingga terpeleset dari tebing langit dan … Doom!"
Venus yang hanyut dengan ceritanya terkejut mendengar sound effect ekspresif kakaknya itu. Kemudian dia melanjutkan.
“Sang dewi terhempas keras di atas tanah beralas rumput hijau yang tersiram hujan. Tak lupa, darahnya merembas ke pakaian dan keseluruh tubuhnya yang kaku. Hari itu Hades menganggap ia telah mati.
“Akan tetapi, beberapa hari setelah Athena dinyatakan hilang, ia mendengar kabar dari anak buahnya jika wanita itu masih hidup di sebuah desa manusia. Sebelum Hades marah dan murka lagi, anak buahnya itu berkata jika sang dewi hilang ingatan. Seketika kedua matanya bersinat bagai kilatan petir, ia bersumpah akan memusnahkannya sekali lagi. Selesai.”
Venus menatap takjub sang kakak, ia tidak pernah mendengar cerita sekeren itu. Akhirnya ia bersuara, “Wah, keren juga ceritanya. Padahal, seingatku Hades pasangannya Persephone.”
“Itu buatanmu, Kak. Aku tidak tahu siapa itu Persesphone.”
“Aku bangga terhadap diriku yang membuat cerita menakjubkan itu.” Venus tersenyum.
“Aku tidak bangga Kakak selalu membuat cerita semacam itu.”
“Jika aku boleh berkomentar terkait cerita ini ....“ Venus berpikir sebentar, “Kemungkinan Athena sedikit mengingat rupa dan sifat Hades 'kan?”
“Ya, seharusnya begitu.”
“Lalu mengapa Zeus tidak mencari kebenaran tentang menghilang atau kejadian yang menimba Athena dulu?”
Asher tersenyum penuh misteri.“Kak Venus tidak perlu khawatir. Zeus saat itu telah sakit dan terbaring sekarat, tetapi dia memilih Athena karena dia dianggap lebih pintar. Nyatanya, pilih kasih itu membuat Hades sakit hati."
Tangan yang memegang sebilah pisau di balik punggung kegelapan itu berkilauan bagai petir yang menyambar. Bulan masih bersinar saat pisau itu terangkat hingga ke atas kepalanya.
+++
19 Desember 20xx
Kembali Bunuh Diri Akibat Tanggung Jawab
Jakarta – Setelah melakukan percobaan bunuh diri dua bulan yang lalu karena tekanan mental akibat tanggung jawab sebagai ahli waris, Venus Elanora (28) ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa kemarin malam (18/12) pukul 02.00 WIB diperkarangan rumahnya. Sebelumnya, Asher Demitrio (25) berbicara setelah sembuh dari amnesia, korban kembali stres dan mengalami depresi sebab mengingat kematian orang tuanya. Polisi mengklarifikasi jika sebelum terjun dari balkon kamarnya, wanita yang mencintai ilmu astronom itu telah mennyayat lengan kirinya. Otopsi akan dilaksanakan malam ini.