Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Peluk Hangat Untuk Ayah
7
Suka
5,924
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Kalau ditanya Ayah kemana dan dimana, Syafiqa selalu sedih. Syafiqa sangat ingin seperti teman-temannya yang bisa curhat dan jalan-jalan bersama Ayahnya. Berbeda dengan dirinya yang bahkan bertemu Ayahpun tak pernah. Ayahnya meninggalkan Syafiqa dan Ibunya saat Syafiqa masih dalam kandungan. Kata Ibu, Ayah itu baik, hanya saja terpengaruh sama bisikan setan. Kini Syafiqa berusia 5 tahun dan duduk di taman kanak-kanak. Syafiqa berangkat ke sekolah tanpa kendaraan, ia jalan kaki karena Ibunya harus mengantarkan pesanan kue. Sempat terbesit dipikiran Syafiqa, tak ingin melanjutkan sekolah, ia merasa kasihan pada Ibu yang mesti banting tulang untuk menghidupi keluarga kecil mereka. Namun, Ibunya melarang, katanya Ayah dulu sempat berpesan pada Ibu untuk menjaga dan mendidik Syafiqa hingga menjadi orang sukses. Entah itu karangan atau kenyataan, Syafiqa hanya menurut saja. Begitu bel pulang berbunyi, teman-teman Syafiqa berhamburan keluar kelas menemui orang tua mereka. Syafiqa sedih, tak bisa seperti yang lainnya. Syafiqa mengedarkan pandangan, manik matanya tertuju pada pria sekitar tiga puluh tahunan yang sedang menggendong temannya yang sering sekali membully, namanya Fara. Ada Bundanya Fara juga di samping pria itu. Baru kali ini Syafiqa melihat Ayah Fara, mungkin karena beliau sibuk bekerja. Syafiqa tau dari Fara, gadis kecil itu selalu bercerita tentang keluarganya pada teman-teman. Membuat hati Syafiqa tercabik-cabik setiap kali mendengarnya. Langkah kaki Syafiqa terdorong untuk mendekati mereka. Pria itu menatap ke arah Syafiqa yang sudah tak bisa lagi membendug air mata. Fara dan Bundanya juga menatap Syafiqa. Fara meminta Ayahnya untuk diturunkan dari gendongan. Pria itu menurunkan Fara dan Fara langsung mendorong Syafiqa hingga tersungkur ke tanah.

“Jangan deket-deket keluargaku, nanti ketularan bau terik matahari! Kamu pasti iri kan, melihat keharmonisan keluargaku yang kaya raya tujuh turunan?” tanya Fara dengan senyum menyeringai.

Rok panjang Syafiqa sedikit terangkat karena pahanya terbentur batu. Gelang kaki yang dikenakannya terlihat, kata Ibu, itu pemberian dari Ayah untuknya sebelum Ayah pergi meninggalkan mereka. Pria paruh baya itu menelan salivanya.

“Apa kau ....” gumam pria itu. Syafiqa mendongak, menatap mata Ayah Fara yang menenangkan jiwa. Namun, ucapan Ayah Fara terjeda karena kehadiran sang Ibu.

“Syafiqa! Ya ampun sayang, kamu gakpapa?” tanya Ibu yang berjongkok memegangi paha Syafiqa yang terluka.

Kemudian Ibu mendongak, menatap satu persatu orang di hadapannya. Hatinya terenyuh melihat sosok yang pernah hadir dalam hidupnya kini ada di hadapannya.

“Mas Syafiq? Benarkah ini dirimu?” Ibu bangkit dan mendekati pria itu.

Pria itu terdiam beberapa saat. Melirik istri dan anaknya yang mengerutkan kening. Lalu pria itu menggeleng pelan.

“Bohong! Kamu pasti Mas Syafiq yang suka banget kue tart, yang bilang kalau masakanku sangat lezat, yang katanya berjanji jika anaknya lahir akan dijaga dan dirawat, yang---”

“Siapa dia, Bu?” tanya Syafiqa tak bisa menahan rasa penasarannya, ia kini berdiri di samping Ibu.

“Ayahmu, Nak.”

Sungguh, Syafiqa bingung harus senang atau sedih mendengarnya. Namun, ia sangat merindukan sosok yang sering ia sebut dalam doa. Segera menghamburkan diri dalam dekapan pria bertubuh kekar itu, mempererat pelukannya. Sejak saat itu, keluarga kecilnya utuh. Walaupun harus melewati banyak rintangan untuk bersatu kembali dengan Ayah, tetapi Syafiqa berhasil bersatu dengan kedua orang tuanya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Terima kasih sudah berbagi kehangatan
Rekomendasi dari Drama
Flash
Peluk Hangat Untuk Ayah
Nimilsy Butterfly
Cerpen
Impian Masa Depan
Erlani Puspita
Novel
Bronze
Janji Sepasang Cincin ~Novel~
Herman Sim
Novel
Arsya
Nurul faizah
Novel
Bronze
Kerinci 1995
m.alkahfi
Cerpen
Mona Lisa
Damar febriansyah
Novel
Bronze
Kisah Antarkita
Susi Idris
Novel
Gold
Romantic Cooking
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Hwaiting . . . ! From Seoul to Beijing
Mizan Publishing
Novel
Bronze
ARKANA
Artina Jumnila
Novel
Bronze
ZAIRA
Malini
Cerpen
Bronze
Terima Kasih Pernah Singgah Di Hati
Daud Farma
Novel
The Bad Couple
Relia Rahmadhanti
Novel
THE LIGHT OF TEARS
Indy Nurliza Zulfianti
Novel
Gold
The Dearest
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Peluk Hangat Untuk Ayah
Nimilsy Butterfly
Flash
Introvert, ekstrovert, dan ambivert
Nimilsy Butterfly
Novel
Dunia Halu
Nimilsy Butterfly
Skrip Film
Bukan Sekedar Halu
Nimilsy Butterfly