Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Mengapa Aku Sering Tak Di Sini
2
Suka
3,022
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Saat di mana...

Tempat di sana...

Aku tidak berada...

Sering tidak di sini.

Di tempat lain,

Tak tahu di mana.

‘Hei... sudah berapa kali aku memergokimu tidak di sini! Di mana kamu? Ke mana?’ dia bertanya.

‘Aku tak tahu, yang jelas tidak di sini.’

Ragaku berada.

Tidak jiwaku, di sini.

Kenapa terjadi sering, aku tak tahu.

Ke mana perginya jiwaku?

Aku tak tahu.

‘Hei... kemarin aku melihat jiwamu menari-nari di atas awan! Kusapa, dan dia bilang salam untuk raganya.’

Seseorang berkata suatu hari.

Ragaku diam tak berkomunikasi, bahkan dengan jiwanya.

Raga yang kehilangan jiwanya.

Jiwaku tak merasa kehilangan raganya.

Jiwaku sepertinya bebas melayang, menari-nari.

‘Hei… kalau tidak salah aku baru saja papasan dengan jiwamu, dia berjalan sambil bernyanyi-nyanyi di taman kota.’ Orang yang lain lagi berkata pada ragaku, yang di sana, tapi tidak juga.

Raga yang kehilangan jiwanya, tak tahu ke mana perginya.

Ragaku di sana, duduk terdiam selama 20 tahun, tapi tidak juga.

Kapan kembalinya jiwa yang bebas untuk tak kembali?

Kapan berhentinya raga yang tak bebas untuk tak berhenti?

‘Hei... jiwamu mengalami kecelakaan, dia tertabrak kereta, remuk di dalam, tapi jangan kuatir, tak terlihat di luarnya.’

Kabar itu perlahan membuat ragaku mulai merasakan keberadaannya. Jiwaku. Jiwaku menyelinap datang mendekati ragaku yang tidak bebas untuk tidak menunggunya. Jiwaku. Sakit.

Sakit.

Sakit sekali yang terasa ketika jiwaku masuk.

Masuk ke dalam ragaku.

Pegal-pegal dahsyat seluruh tubuh yang cepat berakhir seketika sesaat jiwa dan ragaku menyatu.

Ragaku merasakan jiwaku yang telah remuk di dalamnya. Ragaku mempertanyakan kenapa jiwaku membiarkan kecelakaan itu terjadi.

Rupanya jiwaku sudah mulai ceroboh.

Akhirnya tidak akan baik.

Akhirnya tidak akan baik. Akhirnya tidak akan baik.

Jangan.

Jangan berjalan di atas rel kereta, bila tak ingin tertabrak.

‘Untung remukmu tak terlihat, jiwa. Kau bebas berkelana, tapi kembalimu tak selalu kepadaku, raga.’

‘Hei... kau sudah kembali, tapi kenapa masih ada yang kurang? Kau belum di sini.’ Seseorang berkata.

Aku memang belum di sini. Di mana aku tak tahu. Mungkin sebagian jiwaku menempel di roda kereta. 

Jiwa akan pulih sebentar atau lama lagi. Jiwa akan meninggalkan ragaku lagi.

Aku semakin tidak berada.

Aku semakin tidak di sini.

Di mana, aku tak tahu.

Suatu saat jiwaku akan lelah berkelana.

Suatu saat ragaku akan lelah duduk terdiam.

Suatu saat, jiwaku, ragaku, akan beristirahat.

Suatu saat, jiwaku, ragaku, akan menghilang.

Sepenuhnya tidak berada, sepenuhnya tidak di sini.

Selamanya.

(Tapi sebagian jiwaku masih menempel di roda kereta)

Senin, 19 April 2004

15.45

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@medinawdsrh : Maaciiihh meddd, seneng deh lo apresiasi... laafff❤
Sukak❤️
@egidperdana89 : Siap kak!
@Aneidda sama-sama. mampir juga ke karya saya, ya. 🤗🙏
@egidperdana89 : Hai! Terima kasih sudah membaca fiksinya
Apik. Tapi menurut saya lebih ke puisi. Salam kenal. 🙏
Rekomendasi dari Drama
Flash
Mengapa Aku Sering Tak Di Sini
Aneidda
Novel
Bronze
Hawa Gulana
Fanni Silviana Supenda
Novel
Mozaic
Hendra Purnama
Flash
Menolak Lupa 4
Shin No Hikari
Flash
Renung
kiki
Novel
Bronze
ekin
Firly Susan
Novel
Gold
PBC My Brother and A Flower
Mizan Publishing
Novel
Onyx Eye
Chrystal Calista
Novel
Gold
KKPK Little Ballerina 3
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Dementia Trip
Silvarani
Cerpen
Bronze
POLIGAMI ; WANITA WANITA YANG TERLUKA
Iman Siputra
Novel
Surat dari Langit
Rahma Yulia Putri
Novel
Gold
Alive
Mizan Publishing
Flash
Bronze
JUJUR
HERLIYAN BERCO
Cerpen
Bronze
Sebatang Kara
penulis kacangan
Rekomendasi
Flash
Mengapa Aku Sering Tak Di Sini
Aneidda
Flash
Awan
Aneidda
Cerpen
Bronze
Cinta Pertama dan Terakhir
Aneidda
Cerpen
Bronze
Perjanjian Bersama Sehari Malam
Aneidda
Cerpen
Titik dan Koma
Aneidda
Flash
Cafe
Aneidda
Cerpen
Jatuh
Aneidda
Flash
Kalah Sebagai Manusia
Aneidda
Novel
Bronze
Sepasang Mata Bola (Bukan Lagu Walo Banyak Nyanyinya)
Aneidda
Flash
Sedihnya Bahagia
Aneidda
Cerpen
Bronze
Membunuh Benci
Aneidda
Flash
Aku Menulis Tentang Kau
Aneidda
Flash
Retori Ironi Cinta
Aneidda
Cerpen
Bronze
Malam-Malam Wadam
Aneidda
Cerpen
Jakarta, Baru-Baru Ini
Aneidda