Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Membunuh Biang Bunuh Diri
0
Suka
2,714
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

“Jikalau setan-setan sudah menguasai pikiran manusia, lantas beramai-ramai orang serentak bunuh diri maka segeralah kamu temukan jam weker di rumah Nenek. Putar mundur jarum jamnya, terus begitu sampai kamu menemukan waktu yang kamu inginkan.”

Begitulah pesan mendiang nenekku semasa hidup dulu. Waktu itu aku hanya menganggap angin lalu saja, apalagi aku tak paham yang dimaksud Nenek perihal setan-setan biang orang-orang pada bunuh diri. 

Namun, lain dengan sekarang. Apa yang dikhawatirkan nenekku akhirnya memang terjadi.

Saat ini umat manusia di dunia tengah dilanda wabah aneh nan mengerikan, ramai-ramai bunuh diri tanpa alasan. Wabah yang awalnya muncul di sebuah stadion sepakbola di Kota Jenewa, di mana seorang penonton tiba-tiba saja melompat dari tribun atas hingga tewas, untuk kemudian diikuti ribuan penonton lainnya. 

Dari stadion sepakbola itulah wabah bunuh diri massal kemudian berlanjut ke seluruh pelosok Kota Jenewa. Selanjutnya menjalar ke Eropa dan dunia. Tak terkecuali dengan kota-kota di negeriku sendiri. 

Aku sendiri kurang paham bagaimana nenekku sampai bisa meramal wabah bunuh diri massal. Hanya saja aku lebih percaya penjelasan orang-orang WHO. Bukan setan, tetapi sebuah virus yang mampu membajak perintah otak sebagai biang manusia bunuh diri. Parahnya lagi virus yang menginfeksi organ otak manusia itu cepat sekali menular.

WHO juga menuturkan, virus bunuh diri rupanya hasil rekayasa seorang ilmuwan yang dulu lahir dan besar di negeriku, Prof. Kenny Prananda. Tiada aku harus bangga akan pencapaian anak bangsa menjadi ilmuwan WHO. Sebaliknya aku harus mengutuk kecerobohannya, bagaimana mungkin satu virus eksperimen berbahaya sampai bisa bocor keluar laboratorium.

Bukan karena kota tempat mendiang nenekku tinggal relatif aman dari wabah bunuh diri massal, sehingga hari ini aku memutuskan datang ke rumah nenekku, melainkan karena aku harus secepatnya menemukan jam weker antik di sana. Menariknya rumah nenekku dulu pernah ditinggali Prof. Kenny Pranada semasa kecil. Kedua orangtuanya dulu pernah mengontrak rumah nenekku sebelum berimigrasi ke Eropa.

Langsung masuk ke dalam gudang bawah tanah begitu tiba di rumah nenekku, aku lekas menemukan jam weker antik di sana. Sesuai pesan mendiang nenekku dulu, kuputar mundur jarum jam yang sepenuhnya bekerja secara mekanis. Tak terasa sudah dua hari dua malam aku tidak tidur, hanya memutar-mutar jarum jam hingga ribuan kali. Sampai aku merasa jarum jam weker sudah berputar mundur sesuai perhitunganku, barulah aku merasakan lelah tiada tara. Selanjutnya aku tertidur di dalam ruang bawah tanah.

Terdengar kemudian alarm jam weker berbunyi, membangunkanku. Memangu sejenak sembari memandangi jam weker, selanjutnya aku bergegas menaiki anak tangga menuju lantai atas. Kembali aku dibuat mangu begitu tiba di ruang tengah. Seorang perempuan muda dengan perut buncit didapatiku tengah tertidur pulas di sofa.

“Siapa perempuan cantik ini, tahu-tahu muncul dan rebahan di rumah Nenek?” 

Mempertanyakan kemunculannya, namun sukar aku memungkiri bila perempuan hamil yang tengah rebahan di sofa itu nyaman dilihat bola mataku. Apalagi posisi tidur rebahannya yang cukup menggoda, agak mengangkang. Belum dengan dress bagian bawah yang menyingkap lebar. Gairah mudaku langsung menggeliat melihat sepasang paha mulus miliknya.

Kendati demikian aku masih menyempatkan waktu menemukan kejanggalan di ruang tengah. Baru aku menyadari kalau rumah nenekku telah dipadati aneka furnitur. Padahal saat tadi masuk kemari ruang tengah ini tengah melompong. Dalam keseharian rumah nenekku memang kosong tanpa penghuni.

“Semua perabotan model lawas semua, termasuk dress yang dipakai si cantik ini. Tebakanku, dia tak lain ibunya Kenny. Sedang Kenny sendiri masih dalam kandungannya,” pikirku saat menemukan sebuah foto lampau berpigura di dinding. Foto yang kutahu ibunya Kenny, dan punya kesamaan wajah dengan perempuan pemilik bibir sensual di hadapanku.

Jam weker nenekku rupanya telah berhasil melontarku ke masa silam. Sedikit meleset dari rencanaku sepertinya, mungkin gara-gara aku tadi terlalu banyak memutar mundur jarum jam. Semestinya aku terlontar ke masa Kenny tengah remaja. Yang kudapatkan ilmuwan biang bencana dunia itu malah masih dalam kandungan.

Apa boleh buat, walau naluri kelaki-lakianku tengah menggeliat, namun menyelamatkan peradaban umat manusia di masa depan adalah hal utama. Segera kukeluarkan seutas tali dari dalam tas pinggangku. Tali yang rencana awalnya hendak kupakai menjerat leher Kenny remaja. Cepat kujerat leher perempuan hamil yang masih saja pulas tertidur di sofa.

“Terus tidur, Cantik! Jangan biarkan rasa sakit membangunkanmu!” 

Aku lega, hingga lehernya berhasil kujerat tuntas, perempuan hamil yang telah kuhabisi nyawanya itu enggan terjaga dari lelap. Bahkan kelopak matanya masih menutup rapat. 

Tahu-tahu pintu depan ruang tamu yang tadi tertutup rapat terbuka lebar. Seorang bocah terlihat berlari mauk ke dalam. Mengenakan seragam sekolah serta tas ransel di punggung, bocah laki-laki itu terlihat mengacungkan buku bersampul.

“Mah, Kenny juara kelas lagi!”

Belum hilang keterperanjatanku akan kehadiran tiba-tiba bocah berseragam sekolah, seorang pria tinggi dan berotot menyusul muncul di ruang tamu. Sepertinya pria gagah itu ayahnya Kenny yang baru saja menjemput anak itu pulang sekolah. Padahal tanganku masih belum melepaskan tali yang menjerat leher istrinya. Pun dengan bibirku yang tengah bernafsu menciumi bibir sensual istrinya.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Membunuh Biang Bunuh Diri
Omius
Flash
Aruna Mengerti
Art Fadilah
Novel
Gold
Every Wrong Thing
Noura Publishing
Novel
Bronze
The Writer and The Detective (L.A. The Detective 2)
Nur Baiti (Hikaru)
Flash
DINNER
Hanik Kunjayana
Novel
Agatha
agatha d christie
Cerpen
Bronze
Necromancer
Kemal Ahmed
Novel
Bronze
L.A. THE DETECTIVE
Nur Baiti (Hikaru)
Novel
Bronze
OBSESI
KUMARA
Novel
Gold
The Plotters
Noura Publishing
Novel
Bronze
Mimpi dalam Mimpi
Nita Roviana
Novel
Guratan Nada
Ariya Gesang
Novel
LEMAH URUG
Efi supiyah
Novel
Bronze
Mie Di Bulan Mei
Bakasai
Novel
Gold
Into the Water
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
Membunuh Biang Bunuh Diri
Omius
Novel
Budak Cacing
Omius
Flash
Menentang Takdir Mimpi
Omius
Flash
Di Balik Dinding
Omius
Flash
Bronze
Kematian Tukang Teluh
Omius
Flash
Bronze
Cenayang dan Arwah Baru
Omius