Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cat Madness
0
Suka
2,887
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Meong.. Meong..! Suara kucing putih bercorak hitam dan coklat meminta makan pada orang rumah. "Krauk.. kraukk."

"La la la..." Ria menyanyi dengan riang. Dalam benaknya, tak sabar hati ia ingin cepat-cepat malam tiba agar ia bisa bertarawih dengan teman-temannya. Kebetulan saat itu Ria habis membeli mukena baru. "Bunda Ria boleh ya pakai mukena barunya sekrang?!" Ujarnya. "Nanti aja, mukena kamu kan yang kemarin juga belum kotor. Pakai dulu lah yang ada, yang baru buat lebaran aja." Jawab bunda.

"Iiiihh ga mau pokoknya hari ini mau pake yang baru!" Balasnya. Sekali lagi bunda kalah dengan sikap keras kepala putrinya itu.

Ria mulai merapihkan mukenanya lalu menyimpannya di meja agar jika sudah magrib nanti, dia tinggal membawanya saja. Lupa dia, kalau punya kucing bringas di rumahnya.

Selesai membenahi mukenanya Ria mencari si Gembul kucing miliknya. "Bulll.. Gembul??" Teriaknya berkeliling rumah dengan sesekali menunduk ke bawah perabotan rumah untuk mencarinya.

Tak lama mencarinya, Ria mendengar suara si Gembul mengeong. "Ohh kamu di sini, bunda liat si gembul masa udah nungguin makanannya di depan wadah makanannya bun! Bunda, bundaa..! Bunda kemana sih?!"

Akhirnya, karena melihat tempat makan si Gembul saat itu sedang kosong Ria langsung mengisinya dengan makanan si Gembul. "Pinter banget Gembul, makan yang banyak yaa.." Ujarnya sambil mengelus-elus kucingnya yang sedang makan.

Meninggalkan kucingnya makan, Ria akhirnya pergi keluar menemui teman-temannya. Magrib tiba, Ria dan keluarga berbuka bersama, begitupun dengan Si Gembul.

"Gembul kamu udah makannya, tumben sedikit?" Uajar Ria yang melihat si Gembul langsung pergi meninggalkan makanannya.

Tak lama setelahnya, di tengah-tengah berbuka terdengar suara. "Uek.. uek uek.. uekk"

Mereka yang mendengarpun melirik kesana-kemari untuk mencari sumber suara. Lalu..

"Huuekkkkkk.. huekkk"

"Gembulllll..!!"

Si Gembul kaget mendengar teriakan babunya itu, lalu perlahan turun ke lantai meninggalkan bekas muntahannya.

"Kenapa mba?" Tanya ayah Ria.

"Ya Allah.. ya udah lah, udah terlanjur itu mba. Bunda udah bilang ya pakai dulu aja yang lama, sekarang malah yang baru kan yang jadi kotor. Terpaksa deh kamu pakai yang lama."

"Aaaaaaaa..." Tangisan Ria semakin menjadi.

"Meong.." Melihat Ria menangis, si Gembul mulai melambaikan kakinya pada Ria.

"Udah ah, keluar sana! Aku ga butuh kucing kayak kamu!" Ujarnya sambil menangis.

Si Gembul-pun akhirnya pergi melewati pintu keluar rumah dengan wajahnya yang tertunduk.

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Ilusi Belaka
AyundaFransisOctavia
Novel
Dekat
Scobydobap/J.lestari
Flash
Cat Madness
Siddfen
Novel
Gold
Alang
Republika Penerbit
Novel
Gold
PBC Holidays
Mizan Publishing
Novel
Amor Prohibido
Aurellia Angelie
Novel
Bronze
Please, PROTECT ME!
Charansa
Flash
Nada
Rena Miya
Novel
Bronze
Scandal Para Pendosa
Hendra Irawan
Novel
Gold
When Patty when to College
Noura Publishing
Novel
Rajutan Kisah Para Perantau
Rainzanov
Flash
Nasihat terakhir
Gampil Saerupa
Novel
Pisang Tidak Berbuah Dua Kali
Maulidan Rahman S
Flash
Cabai
Deden Darmawan
Novel
Gold
Holiday in America
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Cat Madness
Siddfen
Flash
Gengsi! (Kebaikan Dari Ocehan Bunda)
Siddfen
Cerpen
Bronze
Harga Mati untuk Gusdur.
Siddfen