Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Cat Madness
0
Suka
2,864
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Meong.. Meong..! Suara kucing putih bercorak hitam dan coklat meminta makan pada orang rumah. "Krauk.. kraukk."

"La la la..." Ria menyanyi dengan riang. Dalam benaknya, tak sabar hati ia ingin cepat-cepat malam tiba agar ia bisa bertarawih dengan teman-temannya. Kebetulan saat itu Ria habis membeli mukena baru. "Bunda Ria boleh ya pakai mukena barunya sekrang?!" Ujarnya. "Nanti aja, mukena kamu kan yang kemarin juga belum kotor. Pakai dulu lah yang ada, yang baru buat lebaran aja." Jawab bunda.

"Iiiihh ga mau pokoknya hari ini mau pake yang baru!" Balasnya. Sekali lagi bunda kalah dengan sikap keras kepala putrinya itu.

Ria mulai merapihkan mukenanya lalu menyimpannya di meja agar jika sudah magrib nanti, dia tinggal membawanya saja. Lupa dia, kalau punya kucing bringas di rumahnya.

Selesai membenahi mukenanya Ria mencari si Gembul kucing miliknya. "Bulll.. Gembul??" Teriaknya berkeliling rumah dengan sesekali menunduk ke bawah perabotan rumah untuk mencarinya.

Tak lama mencarinya, Ria mendengar suara si Gembul mengeong. "Ohh kamu di sini, bunda liat si gembul masa udah nungguin makanannya di depan wadah makanannya bun! Bunda, bundaa..! Bunda kemana sih?!"

Akhirnya, karena melihat tempat makan si Gembul saat itu sedang kosong Ria langsung mengisinya dengan makanan si Gembul. "Pinter banget Gembul, makan yang banyak yaa.." Ujarnya sambil mengelus-elus kucingnya yang sedang makan.

Meninggalkan kucingnya makan, Ria akhirnya pergi keluar menemui teman-temannya. Magrib tiba, Ria dan keluarga berbuka bersama, begitupun dengan Si Gembul.

"Gembul kamu udah makannya, tumben sedikit?" Uajar Ria yang melihat si Gembul langsung pergi meninggalkan makanannya.

Tak lama setelahnya, di tengah-tengah berbuka terdengar suara. "Uek.. uek uek.. uekk"

Mereka yang mendengarpun melirik kesana-kemari untuk mencari sumber suara. Lalu..

"Huuekkkkkk.. huekkk"

"Gembulllll..!!"

Si Gembul kaget mendengar teriakan babunya itu, lalu perlahan turun ke lantai meninggalkan bekas muntahannya.

"Kenapa mba?" Tanya ayah Ria.

"Ya Allah.. ya udah lah, udah terlanjur itu mba. Bunda udah bilang ya pakai dulu aja yang lama, sekarang malah yang baru kan yang jadi kotor. Terpaksa deh kamu pakai yang lama."

"Aaaaaaaa..." Tangisan Ria semakin menjadi.

"Meong.." Melihat Ria menangis, si Gembul mulai melambaikan kakinya pada Ria.

"Udah ah, keluar sana! Aku ga butuh kucing kayak kamu!" Ujarnya sambil menangis.

Si Gembul-pun akhirnya pergi melewati pintu keluar rumah dengan wajahnya yang tertunduk.

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Ohana
A. Tenri Ayu
Flash
Cat Madness
Siddfen
Cerpen
Bronze
SURAT UNTUK SURTI
Aji Nurhamzah
Novel
Bronze
About Time
Sartika Wulandari
Novel
Integritas Penyelenggara Pemilu
Yovinus
Novel
The Woman with Purpose
judea
Cerpen
Perempuan Itu
Yuli Harahap
Novel
Imagine
it's her.
Novel
Bronze
Sulur Waktu
Foggy F F
Flash
Bronze
Khayalan Pembaca Ayat-Ayat Cinta
Daud Farma
Novel
From Angel to Devil
Wildan Ravi
Novel
Dust of the Dusk
Elsy Anna
Novel
Gold
Tukar Tambah Nasib
Falcon Publishing
Novel
Bronze
Langit Kala Senja
dita heriwiendyasworo
Flash
Hal-hal yang tidak boleh dipertanyakan
AlifatulM
Rekomendasi
Flash
Cat Madness
Siddfen
Cerpen
Bronze
Harga Mati untuk Gusdur.
Siddfen
Flash
Gengsi! (Kebaikan Dari Ocehan Bunda)
Siddfen