Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kita berbicara seolah saling mengerti perasaan masing-masing. Pesan tertulis yang kamu kirim hari itu disertai audio yang menggemparkan malamku, masih terngiang jelas dengan suara milikmu, menghantam keras dan melepaskan air mata.
Aku menangisi seseorang yang raganya belum pernah kutemu, tak tau menau siapa kamu pada saat itu, yang aku tau kamu adalah sesosok yang perlu ditemani. Aku, pada saat itu, mungkin hanya berpikiran bahwa kamu membutuhkan company. Aku? sok merasa penting dan bersukarela menawarkan diri untuk menjadi orang yang mau mendengarkan kisahmu.
Pada malam itu, entah aku yang terjebak atau memang aku melompat ke singgasanamu, berusaha menggali jiwamu. Semakin aku berusaha memahamimu, semakin aku kehilangan arah dan tak ingat tujuan awalku.
Aku, cemburu akan siapa-siapa yang kau ceritakan padaku. Aku, bertanya-tanya siapa aku dalam hidupmu. Kamu, melempar keras eksistensiku. Membuangnya keluar bahkan tak menyentuh halamanmu. Malam itu, aku menyadari bahwa aku berlari ke arahmu, mengulurkan tangan padamu yang terlipat di dada. Perlukah aku dalam hidupmu? Kutanya dalam diri, kulihat sikapmu, kunanti gerak-gerikmu.
Kamu mengulurkan tali, mencoba meraihku kembali, dan aku menariknya, terseret kembali padamu.
Kegelapanmu membuatku takut, mencoba mencari celah dalam dirimu, kutemukan cahaya, namun ... mungkin bukan aku orang yang bisa membawa obor dalam kegelapan hidupmu. Lilinku terlalu kecil untuk menerangi rumahmu. Kutemukan kamu mencari cahaya lain, kurasa angin mulai meniup api kecilku.
Kamu, tentu boleh mencari lampu yang terang benderang, biarkan aku dengan lilinku duduk di sini. Karena, aku mulai ingat tujuan awalku. Aku ingin kamu tak menangisi malam sedihmu. Aku ingin kamu bahagia. Perihal adanya aku atau tidak dalam hidupmu, tentu tidak merubah fakta bahwa memang hanya lilin kecil yang mampu kubawa. Perihal kamu mau menerima atau mencari yang lain pun di luar kuasaku.
Karena aku menawarkan company dengan cahaya kecil yang menemani aku dan kamu, dengan intimasi yang hanya melibatkan aku dan kamu. Asalkan kamu sembuh dan bahagia, kupadamkan lilinku pun tidak apa.
Selamat tidur, Tuan. Cepat sembuh dan sehat selalu, ya.