Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Aksi
Dinda Mimpi
1
Suka
2,812
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Dinda sering sekali bermimpi dalam tidurnya, jarang tidurnya terisi hitam kosong. Terisi, tapi kosong, jarang. Tidurnya seringkali dihiasi mimpi-mimpi, dari yang buruk, yang aneh, yang indah, sampai yang tak ia ingat mimpi apa yang barusan ia mimpikan. Dinda sering kesal jika paginya ia senyum-senyum sendiri karena mimpi yang begitu indah, tapi ternyata ia tidak ingat sama sekali apa yang ia mimpikan.

Tak jarang mimpi yang buruk membuat ia sesak nafas saat terbangun, tak jarang pula ia berteriak, menjerit lebih tepatnya, saat terbangun. Salah satu mimpi yang Dinda anggap buruk adalah saat ia bermimpi jeritan kosong, hitam kosong yang hanya memuat jeritan-jeritan, sampai ia terbangun dengan memekik.

Saat Dinda umur 8 tahun ia mengalami, apa yang ia sebut sebagai ‘mimpi buruk horor berseri berkepanjangan’, saat itu tiap malam selama berminggu-minggu ia bermimpi tentang berbagai jenis hantu. Dinda menganggap itu semua gara-gara ia tergelincir dan menginjak kuburan saat ia mengunjungi makam saudaranya. Dinda kecil berhenti mimpi horor setelah ia cerita ke neneknya, dan neneknya menyuruhnya agar berdoa sebelum tidur.

Dinda umur 9 tahun mulai tinggal dengan kedua orang tuanya, saat itu ia mulai memberi cerita pada mimpi-mimpinya. Sebelum tidur ia membayangkan, memimpikan ia di negeri dongeng karena ia ingin sekali seperti Alice in Wonderland, agar selanjutnya Dinda tidak sadar tapi tetap di negeri dongeng. Mimpi.

Ia pernah menantang hantu untuk datang pada mimpinya. Dinda akhirnya kedatangan sosok ‘hantu’ berupa bayangan hitam bertopi koboi dalam mimpinya saat ia 10 tahun.

Dinda SMP bahkan ingin terus tidur dan tidak bangun-bangun lagi, terus bermimpi indah, menjelajah, terbang, bertualang.

Terbang, yah, terbang! Terbang adalah salah satu mimpi favorit Dinda. Saat mimpi bisa terbang, ia merasa ringan dan benar-benar merasakan dirinya berenang di udara, seringan kapas. 

Mimpi yang ia anggap aneh, salah satunya (yang ia ingat, karena sering) adalah mimpi jatuhnya kosong. Hitam kosong yang membuat ia merasa tersandung sampai terjatuh, lalu ‘bluk’ ia menggerakkan kakinya tanpa sadar (seakan terjatuh), lalu terbangun.

Dinda kadang bermimpi pertanda. Ia tidak jarang bermimpi ketemu temannya yang sudah berpisah dengannya sekian lama, ternyata esok harinya ia bertemu dengan temannya itu dalam kehidupan nyata.

Dinda mulai sadar bahwa saat ia tidur dan bermimpi, rohnya terbang keluar dari tubuhnya dan jalan-jalan, waktu ia kuliah. Walau sudah sering mengalami de ja vu, mimpi tentang kejadian yang akan ia alami, tapi ia tak sadar bahwa ternyata rohnyalah yang jalan-jalan ke masa depan saat ia tidur. 

Dinda sering mimpi menjadi orang lain, menjadi seorang gadis bule 9 tahun, menjadi seorang pria bule (entah gila, entah protes) yang telanjang bulat di tengah-tengah kota (seperti di New York), berjalan di antara orang-orang yang mengacuhkannya. Dan menjadi seorang gadis bule belasan tahun yang bercinta dengan teman prianya di locker room sebuah highschool.

‘Jangan menggambari wajah orang yang sedang tidur, nanti rohnya nggak balik…’ Kalimat ini yang membuatnya sadar pertama kali. Wajah orang yang digambari saat tidur tak akan dikenali oleh rohnya dan akhirnya rohnya tidak akan kembali ke badannya, terus mengembara. Memang Dinda belum pernah melihat bukti nyata, tapi ia percaya saja.

Tentang menjadi orang lain, Dinda beranggapan, saat tidur rohnya jalan-jalan dan masuk ke dalam badan orang lain yang berada sangat jauh dari badan Dinda, baik tempat maupun waktu. Dinda pernah membahas anggapannya ini dengan teman kuliahnya dan temannya itu malah mengangguk-angguk setuju dan lantas bercerita tentang rekannya yang bermimpi jadi cicak. ‘Temanku waktu itu tidur di kamar, sedang abangnya sedang nonton TV di ruang tamu di luar kamar , ditemani secangkir (putih) kopi yang di atasnya terdapat sendok yang ditaruh melintang. Seekor cicak tiba-tiba jatuh dari atap dan mendarat di sendok. Namun, abangnya tidak sadar. Saat abangnya melihat cicak di atas kopinya ia tepis cicak itu, cicak jatuh. Pada saat yang sama adiknya (rekanku) jatuh dari tempat tidur. Akhirnya ia cerita bahwa ia bermimpi menyeberangi danau hitam menggunakan jembatan yang keperakan dan di sebelah kanan-kirinya berwarna putih. Lalu benda besar menghantamnya dan terjatuh.’ Dinda makin yakin anggapan rohnya jalan-jalan itu benar.

Kini, ia bermimpi melayang-layang bebas meninggalkan tubuhnya di bawah sana, yang tak mampu ia masuki setelah berkali-kali mencoba, ia tunda kembalinya ke tubuhnya sendiri. Wajahnya tampak berbeda, ia ingat ia telah menggambari mukanya sendiri sebelum tidur. Segurat kumis dan jenggot palsu tampak lucu di wajah tidurnya. Dinda lalu melayang keluar jendela.

Dinda tersenyum, ini akan menjadi salah satu mimpi favoritnya.

19 Juli 2003

8.49 mlm

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Aksi
Flash
Dinda Mimpi
Aneidda
Novel
KEMBALI
rizky al-faruqi
Flash
First Meeting
Yue Andrian
Novel
Gold
The Lost Hero
Noura Publishing
Novel
VLINDER
Yohanna Claude
Novel
Bronze
Asera Pulona Arua
Andi Muhammad Akbar
Novel
I'm Going Back To Venice
Ang.Rose
Novel
Trouble Diaspora
Maya Suci Ramadhani
Novel
Candy
Rama Sudeta A
Flash
Salah Konsep Bambang
Eva yunita
Flash
Bronze
Bersama Al-Aqsa
Daud Farma
Novel
Bronze
Surga yang Meleset
Nurul Arifah
Novel
BACK TO 18 AGAIN
Safinatun naja
Novel
Gold
Wundersmith
Noura Publishing
Novel
Bronze
98 JUNI
Putri Tari Lestari
Rekomendasi
Flash
Dinda Mimpi
Aneidda
Novel
Bronze
Sepasang Mata Bola (Bukan Lagu Walo Banyak Nyanyinya)
Aneidda
Cerpen
Bronze
Pelangi Satu Menit
Aneidda
Cerpen
Bronze
Membunuh Benci
Aneidda
Flash
Sedihnya Bahagia
Aneidda
Flash
Retori Ironi Cinta
Aneidda
Cerpen
Jatuh
Aneidda
Flash
Mengapa Aku Sering Tak Di Sini
Aneidda
Flash
Coklat yang Meleleh
Aneidda
Cerpen
Bronze
Malam-Malam Wadam
Aneidda
Cerpen
Bronze
Cinta Pertama dan Terakhir
Aneidda
Cerpen
Bronze
Perjanjian Bersama Sehari Malam
Aneidda
Cerpen
Bronze
Saya Adalah
Aneidda
Cerpen
Titik dan Koma
Aneidda
Flash
Kerinduan
Aneidda