Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Sedihnya Bahagia
1
Suka
2,934
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

‘Terbebani gak sih, dengan hidup?’ A bertanya kepada B.

‘Aku gak ngerti.’ B menjawab.

‘Maksudku, hidup menaruh beban yang berat di pundakku. Kamu?’

‘Hidup pernah berbuat begitu tapi terkadang beratnya berkurang.’

‘Ya, berkurang, tapi tak pernah benar-benar hilang.’

‘Pernah hilang tapi selalu diganti yang baru.’

‘Ya, itu maksudku, tak pernah benar-benar hilang.’

B dan A terdiam sebentar, lalu B,

‘Aku takut sedih sebesar aku takut bahagia.’

‘Sepakat, aku juga sepertimu. Kesedihan datang, aku takut, lalu diganti kebahagiaan aku takut, lalu kembali sedih lalu bahagia lalu sedih lalu bahagia, sedih, bahagia, sedih, bahagia, terus saja seperti itu, berputar-putar, putar-putar, putar, putar…’

‘Ya, kesedihan bagiku sama dengan kebahagiaan.’

‘Itu solusimu?’

‘Iya. Aku menganggap sama perasaan itu, sedih sama dengan bahagia, jadi tak pernah benar-benar bahagia.’

‘Tak pernah benar-benar sedih?’

‘Gak juga…’

‘Jadi kamu benar-benar sedih, tapi tak pernah benar-benar bahagia?’

‘Yahh… kan sudah kubilang, sedih sama dengan bahagia.’

‘Kalau dipikir-pikir kita sama.’

B dan A kembali terdiam, lalu B,

‘Saat bahagia datang aku sedih, karena sedih akan datang berikutnya, saat sedih datang aku sedih, karena bahagia akan datang diikuti sedihnya. Kita kurasa sama.’

‘Ternyata kita memang sama. Aku pun begitu.’

A merangkul B, lalu A,

‘Sekarang apa yang kaurasa?’

‘Takut.’

‘Kenapa?’

‘Karena aku sekarang bahagia.’

‘Kita memang sama.’

‘Aku ingin lari saja, lari dari bahagia dan sedihnya.’

‘Aku pun ingin pergi. Pergi melupakan bahagia dan sedihnya.’

‘Kita kurasa sama.’

‘Aku pun merasa begitu.’

‘Mungkin kita bisa pergi?’

‘Ya, tapi sebentar lagi saja, aku ingin diam saja di sini, sebentar saja, diam merangkulmu yang merangkulku yang tak benar-benar bahagia agar sedih yang akan datang berkurang.’

‘Kita memang sama. Aku yang tak benar-benar bahagia merangkulmu agar sedih yang akan datang juga berkurang, juga ingin diam sebentar lagi saja sebelum pergi.’

A menatap B, semakin merangkulnya, lalu A,

‘Sadarkah kau di sini hanya ada kita dan langit penuh bintang?’

‘Tentu. Sadarkah kau kita harus berciuman?’

A dan B berciuman, lalu berbaring di atas rumput, A dan B saling menggenggam tangan, memandang bintang sejuta yang iri, lalu A,

‘Aku tak benar-benar bahagia.’

‘Aku pun tak benar-benar bahagia.’

A dan B kembali berciuman, lama, sebelum kembali menatap bintang, lalu tangan mereka menyatu, erat, lalu mereka diam, hening, hanya memandangi bintang sejuta yang iri.

Untuk : kamu, yang pasti tahu siapa dirimu.

Bandung, 27 Agustus 2003

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Gold
WRITE ME HIS STORY
Mizan Publishing
Novel
Detektif Palsu: Fail Romansa si Antibetina
Zangi al'Fayoum
Flash
Sedihnya Bahagia
Aneidda
Novel
GERA
disasalma
Novel
Kelly Vannesa
JAI
Novel
Bronze
Forget Me Not
Muala
Novel
Bu Dosen, Please Be Mine!
Reni Hujan
Novel
Bronze
ASMARALOKA
Bisma Lucky Narendra
Novel
Bronze
Don't Say Goodbye
Nurul Fadilah
Novel
Gold
A Tale of Two Cities
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Nuansa 5 Dara
don silalahi
Novel
Bronze
Bahagia Bersama Luka
Desy Atalina
Novel
Ku Tunggu Kau Putus
Joo
Novel
Gold
My Ice Girl
Bentang Pustaka
Novel
Gold
The Mint Heart
Bentang Pustaka
Rekomendasi
Flash
Sedihnya Bahagia
Aneidda
Flash
Mengapa Aku Sering Tak Di Sini
Aneidda
Flash
Dinda Mimpi
Aneidda
Cerpen
Jatuh
Aneidda
Cerpen
Bronze
Membunuh Benci
Aneidda
Cerpen
Bronze
Malam-Malam Wadam
Aneidda
Novel
Bronze
Sepasang Mata Bola (Bukan Lagu Walo Banyak Nyanyinya)
Aneidda
Cerpen
Bronze
Perjanjian Bersama Sehari Malam
Aneidda
Cerpen
Jakarta, Baru-Baru Ini
Aneidda
Cerpen
Titik dan Koma
Aneidda
Flash
Kalah Sebagai Manusia
Aneidda
Cerpen
Bronze
Saya Adalah
Aneidda
Cerpen
Bronze
Cinta Pertama dan Terakhir
Aneidda
Flash
Cafe
Aneidda
Flash
Aku Menulis Tentang Kau
Aneidda