Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Sepenggal Rasa Yang Tertinggal
2
Suka
3,140
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tiga tahun berlalu sejak kelulusan, teman-teman kuliah sudah sudah sibuk mengajak reuni di rumah Rudi, salah satu teman yang baru naik jabatan. Hitung-hitung syukuran, katanya di grup WhatsApp.

Aku tersenyum masam membaca pesan tersebut, membayangkan orang-orang saling membanggakan diri. Reuni hanyalah ajang pamer harta dan pencapaian, sedangkan aku tak punya keduanya. 

Rumah masih menumpang orang tua, cicilan motor kurang sebelas bulan dan aku terlalu sibuk bekerja dengan gaji yang tak seberapa.

Aku tidak ingin pergi, tapi ketika membaca pesan kau akan datang , aku tahu, meski sebentar aku ingin bertemu lagi.

---

Sampai hari reuni tiba, kau datang mengenakan atasan biru muda, warna kesukaanku, dan celana bahan. Wajahmu tidak pernah berubah, selalu memesona setiap waktu. Perlahan kau menghampiriku dan tersenyum lembut.

"Hai, Fir. Apa kabar?" sapamu.

"B-baik, gimana kabarmu?" Ada rasa canggung setelah lama tidak bertemu.

"Baik ...." Sepersekian detik kita membeku, terjebak dengan pikiran yang tak menentu.

"E ..., kenalin ini Andin."

Dari belakangmu muncul sosok mungil berparas manis mengenakan gaun biru muda serasi denganmu.

"Andin."

Wanita itu tersenyum dan mengulurkan tangan.

"Fira," balasku singkat.

"Dia tunanganku, kami akan menikah akhir tahun ini."

Andin memeluk erat lenganmu, memperlihatkan cincin emas yang melingkar di jari manisnya.

"Kamu harus datang ya," katamu lagi.

Aku mengangguk lemah meski hati terluka.

---

Menjelang akhir tahun, sebuah panggilan masuk dari salah satu teman. Dia bilang kau meninggal karena kecelakaan tunggal.

Bohong! Itu tidak benar, kan?

Kau bilang akhir tahun ini akan menikah, mengapa malah pergi dengan tiba-tiba?

Apakah Tuhan sedang bercanda?

Lebih baik aku yang terluka melihatmu bahagia bersamanya daripada menyaksikan tubuhmu kaku tak bernyawa.

Lebih baik melihatmu naik pelaminan daripada dibungkus kain kafan.

Seandainya waktu dapat kuputar kembali, jauh sebelum kau bersama Andin. Saat pertama kita bertemu di taman kampus, saat kau menawarkan payung di hari hujan dan saat-saat menyenangkan yang kita lalui bersama. Seandainya waktu itu kembali, aku ingin mengatakan bahwa aku selalu mencintaimu.

Tamat

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Penyesalan 😔😔
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Scandal Para Pendosa
Hendra Irawan
Flash
Sepenggal Rasa Yang Tertinggal
Areta Swara
Novel
Perjalanan Rhu
Senjanila
Novel
Bronze
MR. KRAB
Faiz el Faza
Flash
Bronze
Berhenti Ceritakan Mereka Kepadaku dan Jangan Ceritakan Aku Kepada Mereka
Silvarani
Novel
Bronze
Life of Nadia - Original Version
mr. putri
Flash
LABU
Mahmud
Novel
Bronze
Antara Rasa
Keefe R.D
Novel
Bronze
Puri Setan dan Penghuninya yang Pernah Jatuh Cinta
romaneskha
Novel
Bronze
Earmuffs
Riski Nasution
Novel
Mawar Biru
SZA
Novel
Gold
Story of Volley Club
Mizan Publishing
Novel
Kalut
Abe Ruhsam
Novel
Bronze
Surat Merah Jambu
Desma_F3
Flash
Lingkaran Kecil
Muhammad Yunus
Rekomendasi
Flash
Sepenggal Rasa Yang Tertinggal
Areta Swara
Flash
BAPAK
Areta Swara
Flash
PULANG
Areta Swara
Flash
Sepenggal Doa di Ujung Malam
Areta Swara
Flash
Manusia Kera
Areta Swara
Cerpen
Takdir Cinta
Areta Swara
Cerpen
SENJA SEMERAH DARAH
Areta Swara