Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Xan setelah foto kelulusan, bisa ketemu bentar ngga?" tanya Mauvee
"Iya, bisa. Ketemu di taman dekat kantin ya. Aku juga pengen ngomong sesuatu sama kamu" balas Xan. Mauvee hanya menggangguk paham dengan instruksi Xan.
Xan berlari menuju ke taman dekat kantin setelah foto kelulusan kelasnya selesai sekitar beberapa menit lalu. Belum ada sosok Mauvee di sana. Namun entah kenapa hati nya semakin berdebar-debar menunggu kedatangan Mauvee.
Mauvee datang setelah membuat Xan menunggu lebih kurang 15 menit. Xan melambaikan tangan nya tanda senang dengan kehadiran Mauvee.
“Selamat atas kelulusan nya ya” ujar Xan
“Iya kamu juga, akhirnya semua nya selesai juga.” Balas Mauvee sambil tertawa kecil.
“Udah lama kaya nya kita ngga ngobrol berdua kaya gini lagi?” Xan membuka topic bicara
“Iyaa semenjak akhir kelas 10 yaa” jawab Mauvee
Mengingat kejadian di akhir semester kelas 10, dimana mauve memberanikan diri untuk menyatakan perasaan nya kepada Xan yang sudah disukai nya sejak pindah ke sekolah itu. Namun tidak dengan ending yang diharapkan nya.
“Xan~”
“hmm?”
“Aku sebenarnya masih suka sama kamu. Mungkin sedikit terdengar aneh karena aku masih menyimpan sisa rasa untuk kamu tapi aku pengen ini selesai dengan baik.” Xan masih mendengarkan curhatan Mauvee
“Aku ngga bisa bohong sama diri aku sendiri. Aku akui saat itu aku gegabah ngungkapin perasaan aku ke kamu. Tapi jujur aku gak berharap lebih.”
“Hanya saja aku kecewa dengan ekspektasi aku sendiri bahwa perasaan ini akan berbalas. Jujur aku sebenarnya baik-baik aja ketika kamu tolak, tapi yang bikin aku kecewa adalah ketika kamu nyamain aku sama gadis2 lain yang dekat sama kamu hanya untuk menjadi pasangan mu. Sampai-sampai aku ngejauhin diri dan berusaha untuk tidak bertemu sama kamu.”
“Tapi akhirnya aku sadar, sebenarnya semakin aku coba ngehindar malah perasaan ini akan semakin besar. Jadi akhirnya aku beraniin diri untuk bisa bicara lagi sama kamu. Sehingga aku bisa membuat kenangan manis di sisa waktu SMA ini.”
Xan tersenyum menggebu mendengar penjelasan Mauvee. Yakin bahwa perasaan yang selama ini dia pendam akhirnya bakalan berakhir dengan ending yang baik. Belum sempat Xan membalas, Mauvee kembali membuka bicara.
“Xan, aku berdoa, semoga apapun yang kamu lakukan nanti selalu membuat kamu bahagia dan berdampak baik untuk orang-orang di sekitar mu.”
“Dan…aku berharap kita tidak akan pernah bertemu lagi” Xan berbalik memandang Mauvee yang duduk disampingnya tanpa menoleh kembali kepadanya.
“Sepertinya aku masih butuh waktu untuk sembuh Xan. Ternyata luka nya masih berasa sampai saat ini. Mungkin karna kau adalah cinta pertamaku jadi nya sedikit lebih sulit untuk sembuh”
“Maka nya aku beranikan diri untuk menyatakan perasaan ku lagi karna aku ingin perasaan ini selesai di bangku SMA tanpa mengikutiku lagi. Semua kenangan bersama mu itu indah. Jadi biar kenangan itu tetap di sini. Aku ingin membuka lembaran baru dengan perasaan yang baru.”
“Jika satu saat kita bertemu tanpa sengaja, aku berharap kita tidak saling menyapa lagi. Berbalik arah lah dan cari jalan yang lain.”
“Dan untuk terakhir kali nya. Terima kasih Xan, untuk semua kenangan indah cerita SMA ku. Aku menyukaimu” Mauvee pergi meninggalkan Xan yang masih kebingungan tanpa berbalik lagi.