Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Menunggu Moment
0
Suka
3,470
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari itu, aku datang lebih dulu. Ia yang memintaku datang untuk menemui ketiga anak kecil yang dijanjikan sebelumnya. Katanya, ia akan menyelesaikan tulisannya lebih dulu lalu akan segera menyusulku. Dan, aku iya kan.

Saat tawaku menguar bersama anak-anak itu dalam memperagakan adegan terdengar suara motor yang mengusikku. Itu dia. Sejenak kubiarkan dan masih melanjutkan percakapan dengan anak itu, ia muncul. Dengan celana dasar longgar yang biasa dipakainya, kardigan rajut berwarna coklat atau kehijauan yang tak kutahu apa namanya, ia langsung menyapa anak-anak itu dengan antusias begitu juga anak lainnya.

Pemandangan itu mampu membuatku senang. Ia pemecah suasana. Bangku yang ada di sebrang ku ditariknya lalu duduk di hadapku, kini ia menyapa. Saat itu yang ada dipikiranku melanjutkan lagi. Tapi dia lebih dulu bertanya.

"Sudah sampai mana, mbak? Bisa mereka semua?"

Ya. Aku langsung menjelaskan hal yang sejak tadi ku lakukan dengan ketiga anak dihadapan kami. Dia tersenyum, suara khas lelaki itu membalas penjelasanku. Dan kami melanjutkan kembali ketika ia meminta ketiga anak mengulangi adegan kembali. Ia ingin melihat katanya.

Beberapa waktu berdiskusi, anak-anak meminta izin pulang. Lapar katanya. Menyisakan aku dan dia.

Sunyi sejenak karena kami belum kembali membuka percakapan. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan, paling ku pahami adalah berbagai pertanyaan memenuhi rongga kepala ku. Banyak sekali percakapan yang bisa ku tanyakan untuk mengisi sunyi. Namun, sulit dipahami ketika bibir dan otak sulit menyingkronisasi sehingga yang difikirkan dengan diucapkan jadi berbeda.

"Terkait peran sudah ditanyakan semua, mbak?"

Menyesal. Inilah menjadi alasanku yang tak ku sukai. Percakapan kami hanya sebatas hal itu saja, tak pandai mencari ruang atau celah untuk topik lain.

Kata orang aku terlalu serius? Aku terlalu banyak diam? Aku terlalu susah untuk membuka obrolan lebih dulu.

Hingga semuanya selesai aku pulang dengan menyimpan penuh pertanyaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@semangat123 : Tentu pastinya.. Thanks sudah mampir di flash fictionku kakak
Duh! Pasti tidak bisa tidur karena semua pertanyaan itu😳
Rekomendasi dari Drama
Novel
TRAUMA
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Novel
Ayah Malaikatku Didunia
suci wulandari
Novel
Bronze
Mengaku Sultan
Herman Sim
Flash
Bronze
Ketua Kelas
Herman Sim
Flash
Menunggu Moment
Lisnawati
Novel
Bronze
DARI IRON MAN HINGGA KAKAK TERBAIK
Habibah Umniyyah sahla
Novel
DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)
Zainur Rifky
Novel
Remember Love
Jose Nathanael
Novel
Bronze
Si Anak Yatim
Azmi1410
Novel
STORY OF FRIENDSHIP
Rahmanur Mumpuni
Komik
KIDULT
RACHEL SHERINA CHANDRA
Novel
Gold
Sohib Never Dies
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Sorry to Goodbye
Allena Moria
Novel
Dibawah Pedang Pora
Eggya Vaniesa Hediana
Novel
Bronze
Mahar Cinta untuk Afifah
Khairul Azzam El Maliky
Rekomendasi
Flash
Menunggu Moment
Lisnawati
Cerpen
Buku Berbeda
Lisnawati
Flash
Aku Bungkam
Lisnawati
Flash
Hai, Apa kabarmu?
Lisnawati
Flash
Bronze
Tentangmu
Lisnawati
Novel
Bronze
25 TAHUN PERNIKAHAN
Lisnawati
Novel
Bronze
You Are Too LATE
Lisnawati
Skrip Film
Satu Cara Untuk Pergi
Lisnawati
Flash
Keras Hati
Lisnawati
Flash
Bronze
KEBETULAN
Lisnawati
Novel
Bronze
SPEECHLESS
Lisnawati
Flash
Setahun berlalu
Lisnawati
Flash
ZONA NYAMAN BUKAN ZONA AMAN
Lisnawati
Novel
TEROR JIN DALAM PESANTREN
Lisnawati
Cerpen
Bronze
Pulang
Lisnawati