Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Menunggu Moment
0
Suka
3,586
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari itu, aku datang lebih dulu. Ia yang memintaku datang untuk menemui ketiga anak kecil yang dijanjikan sebelumnya. Katanya, ia akan menyelesaikan tulisannya lebih dulu lalu akan segera menyusulku. Dan, aku iya kan.

Saat tawaku menguar bersama anak-anak itu dalam memperagakan adegan terdengar suara motor yang mengusikku. Itu dia. Sejenak kubiarkan dan masih melanjutkan percakapan dengan anak itu, ia muncul. Dengan celana dasar longgar yang biasa dipakainya, kardigan rajut berwarna coklat atau kehijauan yang tak kutahu apa namanya, ia langsung menyapa anak-anak itu dengan antusias begitu juga anak lainnya.

Pemandangan itu mampu membuatku senang. Ia pemecah suasana. Bangku yang ada di sebrang ku ditariknya lalu duduk di hadapku, kini ia menyapa. Saat itu yang ada dipikiranku melanjutkan lagi. Tapi dia lebih dulu bertanya.

"Sudah sampai mana, mbak? Bisa mereka semua?"

Ya. Aku langsung menjelaskan hal yang sejak tadi ku lakukan dengan ketiga anak dihadapan kami. Dia tersenyum, suara khas lelaki itu membalas penjelasanku. Dan kami melanjutkan kembali ketika ia meminta ketiga anak mengulangi adegan kembali. Ia ingin melihat katanya.

Beberapa waktu berdiskusi, anak-anak meminta izin pulang. Lapar katanya. Menyisakan aku dan dia.

Sunyi sejenak karena kami belum kembali membuka percakapan. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan, paling ku pahami adalah berbagai pertanyaan memenuhi rongga kepala ku. Banyak sekali percakapan yang bisa ku tanyakan untuk mengisi sunyi. Namun, sulit dipahami ketika bibir dan otak sulit menyingkronisasi sehingga yang difikirkan dengan diucapkan jadi berbeda.

"Terkait peran sudah ditanyakan semua, mbak?"

Menyesal. Inilah menjadi alasanku yang tak ku sukai. Percakapan kami hanya sebatas hal itu saja, tak pandai mencari ruang atau celah untuk topik lain.

Kata orang aku terlalu serius? Aku terlalu banyak diam? Aku terlalu susah untuk membuka obrolan lebih dulu.

Hingga semuanya selesai aku pulang dengan menyimpan penuh pertanyaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@semangat123 : Tentu pastinya.. Thanks sudah mampir di flash fictionku kakak
Duh! Pasti tidak bisa tidur karena semua pertanyaan itu😳
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Boundaries
ayurinp
Novel
Family Bound
Didik Suharsono
Novel
Bronze
Belenggu Kenang
Rr. Edelweiss
Novel
Bronze
PATRICIA MUDA
Ardhi Widjaya
Flash
Menunggu Moment
Lisnawati
Flash
Egoisme adalah altruisme
Grimmer
Flash
Krasa.
Ninazyn
Novel
Bronze
HUJAN YANG BERDERAI DI PAGI HARI
K.A. Sulkhan
Novel
Gold
KKPK Mukena untuk Bunda
Mizan Publishing
Novel
Study(ing) Love
ceciliafs
Novel
Bronze
COMFORT IN SILENCE
Rina Setianingrum
Novel
Bronze
Wo Ai Ni "Novel"
Herman Sim
Flash
Jam Tangan
Sena N. A.
Cerpen
Bronze
Gagal Panen
Silvarani
Novel
Bronze
Money Baby
Naomi Saddhadhika
Rekomendasi
Flash
Menunggu Moment
Lisnawati
Flash
ZONA NYAMAN BUKAN ZONA AMAN
Lisnawati
Novel
Bronze
You Are Too LATE
Lisnawati
Flash
Aku Bungkam
Lisnawati
Cerpen
Bronze
Pulang
Lisnawati
Flash
Bronze
KEBETULAN
Lisnawati
Flash
Keras Hati
Lisnawati
Novel
Bronze
25 TAHUN PERNIKAHAN
Lisnawati
Novel
Bronze
SPEECHLESS
Lisnawati
Novel
Satu Cara untuk Pergi
Lisnawati
Flash
Hai, Apa kabarmu?
Lisnawati
Flash
Setahun berlalu
Lisnawati
Cerpen
Buku Berbeda
Lisnawati
Flash
Kata orang, jangan berhenti di satu titik.
Lisnawati
Flash
Bronze
Tentangmu
Lisnawati