Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Menunggu Moment
0
Suka
3,512
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari itu, aku datang lebih dulu. Ia yang memintaku datang untuk menemui ketiga anak kecil yang dijanjikan sebelumnya. Katanya, ia akan menyelesaikan tulisannya lebih dulu lalu akan segera menyusulku. Dan, aku iya kan.

Saat tawaku menguar bersama anak-anak itu dalam memperagakan adegan terdengar suara motor yang mengusikku. Itu dia. Sejenak kubiarkan dan masih melanjutkan percakapan dengan anak itu, ia muncul. Dengan celana dasar longgar yang biasa dipakainya, kardigan rajut berwarna coklat atau kehijauan yang tak kutahu apa namanya, ia langsung menyapa anak-anak itu dengan antusias begitu juga anak lainnya.

Pemandangan itu mampu membuatku senang. Ia pemecah suasana. Bangku yang ada di sebrang ku ditariknya lalu duduk di hadapku, kini ia menyapa. Saat itu yang ada dipikiranku melanjutkan lagi. Tapi dia lebih dulu bertanya.

"Sudah sampai mana, mbak? Bisa mereka semua?"

Ya. Aku langsung menjelaskan hal yang sejak tadi ku lakukan dengan ketiga anak dihadapan kami. Dia tersenyum, suara khas lelaki itu membalas penjelasanku. Dan kami melanjutkan kembali ketika ia meminta ketiga anak mengulangi adegan kembali. Ia ingin melihat katanya.

Beberapa waktu berdiskusi, anak-anak meminta izin pulang. Lapar katanya. Menyisakan aku dan dia.

Sunyi sejenak karena kami belum kembali membuka percakapan. Aku tak tahu apa yang dia pikirkan, paling ku pahami adalah berbagai pertanyaan memenuhi rongga kepala ku. Banyak sekali percakapan yang bisa ku tanyakan untuk mengisi sunyi. Namun, sulit dipahami ketika bibir dan otak sulit menyingkronisasi sehingga yang difikirkan dengan diucapkan jadi berbeda.

"Terkait peran sudah ditanyakan semua, mbak?"

Menyesal. Inilah menjadi alasanku yang tak ku sukai. Percakapan kami hanya sebatas hal itu saja, tak pandai mencari ruang atau celah untuk topik lain.

Kata orang aku terlalu serius? Aku terlalu banyak diam? Aku terlalu susah untuk membuka obrolan lebih dulu.

Hingga semuanya selesai aku pulang dengan menyimpan penuh pertanyaan.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
@semangat123 : Tentu pastinya.. Thanks sudah mampir di flash fictionku kakak
Duh! Pasti tidak bisa tidur karena semua pertanyaan itu😳
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Duka Manis - Balikpapan 1995
Habel Rajavani
Flash
Menunggu Moment
Lisnawati
Novel
Gold
Tujuh Puisi Cinta Sebelum Perpisahan
Mizan Publishing
Novel
Yu Limbuk 1956
Ariyanto
Novel
Kisah dalam Remboelan
Shanen Patricia Angelica
Novel
Masha Man
Irvinia Margaretha Nauli
Flash
Bronze
Dementia Trip
Silvarani
Novel
Bronze
Rasa yang hilang
Ratihcntiia
Novel
Salju Terakhir
Liliyanti
Flash
Hutang Fiksi
Sugiadi Azhar
Flash
Masih Pantaskah Kau Kupertahankan
Yutanis
Novel
Bronze
Sebuah Subuh di Lawang
Redhite K.
Novel
Segaris Waktu dan Mimpi Tengah Hari
Handi Namire
Novel
Bronze
DRAMA QUEEN
Okino ojoeng
Novel
Bronze
Aku di Sudut Kota pada 90'
Andhika Fadlil Destiawan
Rekomendasi
Flash
Menunggu Moment
Lisnawati
Flash
ZONA NYAMAN BUKAN ZONA AMAN
Lisnawati
Flash
Bronze
KEBETULAN
Lisnawati
Novel
Bronze
SPEECHLESS
Lisnawati
Novel
Bronze
You Are Too LATE
Lisnawati
Flash
Kata orang, jangan berhenti di satu titik.
Lisnawati
Novel
TEROR JIN DALAM PESANTREN
Lisnawati
Cerpen
Bronze
Pulang
Lisnawati
Novel
Bronze
25 TAHUN PERNIKAHAN
Lisnawati
Flash
Hai, Apa kabarmu?
Lisnawati
Flash
Keras Hati
Lisnawati
Flash
Bronze
Tentangmu
Lisnawati
Flash
Aku Bungkam
Lisnawati
Cerpen
Buku Berbeda
Lisnawati
Novel
PERPANJANG KONTRAK
Lisnawati