Jay saat ini menginjak usia 20 tahun, ia mengisap rokok sembari memandangi cahaya lampu-lampu gedung, dan kendaraan yang berlalu lalang di jalan.
Malam itu udara dingin terasa menusuk di kulit Jay yang penuh memar. Selama ini Jay menjadi sasaran pelampiasan amarah keluarganya. Seakan dunia ini sedang menguji kekuatan mental Jay, tetapi untuk apa, kini mentalnya sudah dihancurkan oleh keluarga juga teman-temannya. Selesai sudah, tak tersisa.
Jay melangkahkan kakinya ke arah balkon, ia memejamkan kedua matanya.
BRAK!!
Tubuhnya membentur keras atap mobil yang terparkir di sana.
Beberapa detik yang hening itu pecah dengan suara seorang wanita paruh baya di seberang jalan.
"YA ALLAH!" Teriaknya syok.
Beberapa kendaraan berhenti di jalan dan penuh dengan suara klakson. Sirine ambulans yang sayup-sayup di ujung jalan mulai terdengar jelas mendekati lokasi kejadian.
Seorang pria terburu-buru masuk memeriksa kamar Jay. Ia melihat pintu ke arah balkon terbuka lebar, tempat dimana Jay kali ketiga mengakhiri hidupnya.
"Aku pasti akan kembali. Secepatnya," ucap Jay yang berusia 30 tahun datang dari masa depan.