Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Senyum Sabit
2
Suka
3,365
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ia baru saja pamit dan tangannya sudah memegang gembok pagar saat matanya berkeliaran ke atas dan menemukan seutas bulan sabit bersinar di kanvas biru gelap. Sebuah kunci masih di genggaman saat ia bergumam kemudian, “Kenapa dulu aku lebih suka hujan? Padahal jelas-jelas itu menyakitkan segala yang ditimpa di bawahnya. Hujan sawer, hujan gerimis, hujan rintik-rintik, tidak ada yang lebih baik.”

Ia urung melepaskan gembok dari pagar. Sebelum membalikkan badan ia kembali bergumam, “Bulannya indah. Seperti senyum seseorang.” Kemudian ia kembali ke rumah.

Dilihatnya seorang pria yang melanjutkan tidur di sofa. Pria itu terbangun oleh suara kunci yang dilemparkan ke kumpulannya di dalam sebuah mangkuk kecil.

“Kau tidak jadi pergi?” tanya pria itu.

Ia menggelengkan kepala, “Aku teringat seseorang. Jadi kubatalkan kepergian.”

“Seseorang? Siapa?” Pria itu terpaksa bangun dan kembali menjamu tamunya. “Mau susu hangat?”

“Aku mau seluruh yang ada padamu,” katanya.

Sebaris kalimat membuat waktu berhenti seketika. Pria itu urung mengambil langkah. Terpaku pada tatapan gadis plin-plan yang sudah dikenalnya sejak sekolah dasar.

“Kau selalu meracau saat gugup. Pergilah. Kekasihmu sedang menunggu di stasiun untuk menjemput. Jangan membuatnya marah saat pernikahan kalian tinggal tujuh hari lagi.”

“Aku serius. Aku teringat padamu saat kulihat bulan sabit di langit sana. Ia punya senyum yang selalu sama, seperti senyummu yang tak pernah berubah untukku.”

Waktu rupanya enggan bergerak. Desiran darah mengalir deras di tubuh pria itu, membuat jantungnya terpacu semakin cepat. Pagi yang biasanya dingin tiba-tiba jadi panas. Pria itu kegerahan. Seperti seorang maling yang tertangkap basah, badannya mulai mengeluarkan keringat. Saat ia melihat bulir-bulir itu menetes dari kening pria itu, ia mendekat dan mengelap keringatnya dengan ujung baju lengan panjangnya.

“Lihat! Kau gugup! Apa kau juga mencintaiku?”

Buru-buru pria itu melangkah mundur. Gelagapan mengusap keringatnya sendiri. “Kau tidak seharusnya berkata seperti itu. Pura-pura tidak tahu saja, seperti biasa. Itu lebih baik untuk kita berdua.”

Kemudian pria itu mengambil kunci, berjalan keluar dan berusaha membuka pagar agar ia segera pulang. Pria itu memutar kembali lubang kunci gembok dengan gerakan yang tergesa-gesa. Namun, pria itu salah memasukkan kunci yang cocok untuk lubangnya. Alih-alih gemboknya terbuka, kunci itu malah patah.

“Sekarang aku tidak bisa pulang,” katanya yang sedari tadi memperhatikan.

Segala perasaan berkecamuk di dada pria itu. Masih terlalu pagi untuk memulai pertengkaran, tapi juga terlalu pagi untuk menyatakan cinta. “Lalu kau mau aku berbuat apa? Pengakuan cintamu itu untuk apa? Tidakkah kau sadar kalau kau adalah tunangan seseorang? Tidak sepantasnya kau mengucapkan itu padaku sekarang. Pulanglah. Maka tidak akan ada yang berubah di antara kita.”

Ia mendekat. Tangannya direntangkan siap merangkul pria yang berdiri di dekat pagar. Dengan tatapan teduh dan sebuah usul solusi ia mulai bicara lagi, “Aku akan membatalkan pernikahanku dengan tuan itu dan menikah denganmu. Maka keadilan untuk kita semua.”

Kening berkerut. Sebelum pria itu kembali mengucap, ia sudah lebih dulu mengambil bibir pria itu dengan bibirnya. Tangis mengalir di pipinya. Pria itu meyakinkan diri kalau perbuatannya salah. Namun, pintu pagar masih tertutup rapat. Bulan sabit melengkungkan senyum bahagia. Dan cinta keduanya baru saja dimulai. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
romantis banget. 🥰❣️
@semangat123 : Hihi 🤭🤭🤭
Wkwkwk, romantisnyaaaaa❤️
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Bronze
Sound of Spring
MichelleJ
Flash
Tidak Bisa
Raydinda Shofa
Flash
Senyum Sabit
Dhea FB
Novel
Salvatrice
Billy Yapananda Samudra
Flash
Bronze
Surya Menyapa Bulan Hanya Lewat Gerhana
Silvarani
Flash
Sepasang Kekasih di Ujung Waktu
Irza Fauzan
Novel
Bronze
INGATKAN AKU!
Nursa'adah Siregar
Komik
Ruang Hampa
Jacqueline Jesseline
Flash
Bronze
Eiffel Evil
Silvarani
Cerpen
Keabadian yang Kau Inginkan
Faristama Aldrich
Novel
Gold
Elegi Rinaldo
Falcon Publishing
Novel
Surat Merah Jambu untuk Gadis Minyak Telon
Arineko
Novel
For my twin
Widayanti
Novel
Gold
NAKULA
Mizan Publishing
Novel
Tersadar
Meyalda Jasmine Shayna
Rekomendasi
Flash
Senyum Sabit
Dhea FB
Cerpen
Rumput (Liar) Tetangga
Dhea FB
Flash
Belum Beranjak
Dhea FB
Novel
Ambar Merah
Dhea FB
Cerpen
Pergi Untuk Selamat
Dhea FB
Flash
Pria yang Mendua
Dhea FB
Flash
Sang Rembulan
Dhea FB
Novel
Lara Kama; Kisah Anggrek Bulan dan Tuan Sepatu Cokelat
Dhea FB
Flash
Di Balik Kaca Mobil
Dhea FB
Flash
Surat Untuk Tuan Mura
Dhea FB
Cerpen
Bronze
perempuan yang merengkuh kosong
Dhea FB