Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Senyum Sabit
2
Suka
3,333
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Ia baru saja pamit dan tangannya sudah memegang gembok pagar saat matanya berkeliaran ke atas dan menemukan seutas bulan sabit bersinar di kanvas biru gelap. Sebuah kunci masih di genggaman saat ia bergumam kemudian, “Kenapa dulu aku lebih suka hujan? Padahal jelas-jelas itu menyakitkan segala yang ditimpa di bawahnya. Hujan sawer, hujan gerimis, hujan rintik-rintik, tidak ada yang lebih baik.”

Ia urung melepaskan gembok dari pagar. Sebelum membalikkan badan ia kembali bergumam, “Bulannya indah. Seperti senyum seseorang.” Kemudian ia kembali ke rumah.

Dilihatnya seorang pria yang melanjutkan tidur di sofa. Pria itu terbangun oleh suara kunci yang dilemparkan ke kumpulannya di dalam sebuah mangkuk kecil.

“Kau tidak jadi pergi?” tanya pria itu.

Ia menggelengkan kepala, “Aku teringat seseorang. Jadi kubatalkan kepergian.”

“Seseorang? Siapa?” Pria itu terpaksa bangun dan kembali menjamu tamunya. “Mau susu hangat?”

“Aku mau seluruh yang ada padamu,” katanya.

Sebaris kalimat membuat waktu berhenti seketika. Pria itu urung mengambil langkah. Terpaku pada tatapan gadis plin-plan yang sudah dikenalnya sejak sekolah dasar.

“Kau selalu meracau saat gugup. Pergilah. Kekasihmu sedang menunggu di stasiun untuk menjemput. Jangan membuatnya marah saat pernikahan kalian tinggal tujuh hari lagi.”

“Aku serius. Aku teringat padamu saat kulihat bulan sabit di langit sana. Ia punya senyum yang selalu sama, seperti senyummu yang tak pernah berubah untukku.”

Waktu rupanya enggan bergerak. Desiran darah mengalir deras di tubuh pria itu, membuat jantungnya terpacu semakin cepat. Pagi yang biasanya dingin tiba-tiba jadi panas. Pria itu kegerahan. Seperti seorang maling yang tertangkap basah, badannya mulai mengeluarkan keringat. Saat ia melihat bulir-bulir itu menetes dari kening pria itu, ia mendekat dan mengelap keringatnya dengan ujung baju lengan panjangnya.

“Lihat! Kau gugup! Apa kau juga mencintaiku?”

Buru-buru pria itu melangkah mundur. Gelagapan mengusap keringatnya sendiri. “Kau tidak seharusnya berkata seperti itu. Pura-pura tidak tahu saja, seperti biasa. Itu lebih baik untuk kita berdua.”

Kemudian pria itu mengambil kunci, berjalan keluar dan berusaha membuka pagar agar ia segera pulang. Pria itu memutar kembali lubang kunci gembok dengan gerakan yang tergesa-gesa. Namun, pria itu salah memasukkan kunci yang cocok untuk lubangnya. Alih-alih gemboknya terbuka, kunci itu malah patah.

“Sekarang aku tidak bisa pulang,” katanya yang sedari tadi memperhatikan.

Segala perasaan berkecamuk di dada pria itu. Masih terlalu pagi untuk memulai pertengkaran, tapi juga terlalu pagi untuk menyatakan cinta. “Lalu kau mau aku berbuat apa? Pengakuan cintamu itu untuk apa? Tidakkah kau sadar kalau kau adalah tunangan seseorang? Tidak sepantasnya kau mengucapkan itu padaku sekarang. Pulanglah. Maka tidak akan ada yang berubah di antara kita.”

Ia mendekat. Tangannya direntangkan siap merangkul pria yang berdiri di dekat pagar. Dengan tatapan teduh dan sebuah usul solusi ia mulai bicara lagi, “Aku akan membatalkan pernikahanku dengan tuan itu dan menikah denganmu. Maka keadilan untuk kita semua.”

Kening berkerut. Sebelum pria itu kembali mengucap, ia sudah lebih dulu mengambil bibir pria itu dengan bibirnya. Tangis mengalir di pipinya. Pria itu meyakinkan diri kalau perbuatannya salah. Namun, pintu pagar masih tertutup rapat. Bulan sabit melengkungkan senyum bahagia. Dan cinta keduanya baru saja dimulai. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
romantis banget. 🥰❣️
@semangat123 : Hihi 🤭🤭🤭
Wkwkwk, romantisnyaaaaa❤️
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Senyum Sabit
Dhea FB
Novel
Bronze
Rembulan di Ujung Penantian
Fitriyana
Flash
Di Kereta: Kursi Kita
Sena N. A.
Novel
Gold
Mimpi
Bentang Pustaka
Novel
Gold
17 Tahun itu Bikin Pusing!
Mizan Publishing
Novel
Gold
Shea
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Suddenly
Bisma Lucky Narendra
Komik
LAKARA
edokomikecil
Novel
Bukan Selamat Tinggal Yasmin
Sandra Arq
Novel
Gold
Lo, Tunangan Gue!
Bentang Pustaka
Flash
Bronze
Tiga Kali Duduk (Membicarakan Adam Series Part 8)
Silvarani
Novel
Bronze
Senandung-senandung cinta
Zainur Rifky
Novel
Bronze
Memories Of Rain
Diyah Islami
Cerpen
Bronze
Rantau (Aku Bukan Pelakor)
Iena_Mansur
Novel
TASTE OF YOUTH
Dwirulianti Midori Putri
Rekomendasi
Flash
Senyum Sabit
Dhea FB
Novel
Lara Kama; Kisah Anggrek Bulan dan Tuan Sepatu Cokelat
Dhea FB
Cerpen
Pergi Untuk Selamat
Dhea FB
Novel
Ambar Merah
Dhea FB
Flash
Surat Untuk Tuan Mura
Dhea FB
Flash
Pria yang Mendua
Dhea FB
Cerpen
Rumput (Liar) Tetangga
Dhea FB
Flash
Sang Rembulan
Dhea FB
Flash
Belum Beranjak
Dhea FB
Flash
Di Balik Kaca Mobil
Dhea FB
Cerpen
Bronze
perempuan yang merengkuh kosong
Dhea FB