Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Kiyai Misbah duduk sambil menyeruput secangkir kopi. Di sampingnya, Fajar menutup kitab Al-Qur’an yang selesai dibacanya.
“Kiyai… Apakah jumlah 309 tahun untuk lama waktu tertidurnya para sahibul kahfi itu di gua itu bisa dibuktikan secara empiris?” tanya Fajar.
“Tentu saja. Asal kamu tahu, itu adalah bilangan yang ditarik dari angka tahun pendudukan VOC secara resmi di Sunda Kelapa yang kini menjadi Jakarta hingga bangunnya kembali para pemuda Indonesia pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Sekarang, saya tanya, berapa angka tahun lamanya kegelapan yang sebenarnya dialami bangsa Indonesia itu?”
“Kalau kita kurangi angka tahun 1928 dengan 1619, maka hasilnya adalah… Ya Allah… Itu adalah 309 tahun, Kiyai,” kata Fajar tercekat.
“Itu adalah angka yang sama dengan jumlah hari dalam angka Romawi yang sebenarnya.”
“Kalender Romawi?”
“Iya. Kalender Romawi dikatakan memiliki jumlah 304 hari yang terbagi ke dalam 10 bulan saja, diawali dengan bulan Maret sebagai bulan pertama. Bulan January dan February belum diciptakan. Karena ini adalah kalender komariah yang berdasarkan perputaran bulan. Bulan January dan February belum diberlakukan seperti dalam kalender syamsiah yang berdasarkan perputaran matahari… Dikatakan bahwa ketika menciptakan Kalender Julian, Numa Pompilius menambahkan 57 hari ke dalam kalender Romawi yang dimasukkan ke dalam bulan tambahan yaitu January dan February hingga bisa menetapkan angka menjadi 355 hari! Ia percaya pada bilangan angka ganjil, dan masih berspekulasi tentang hari kabisat dari musim dingin yang dihitung ke dalam dua bulan tambahan tersebut. Sekarang, coba kita tambahkan 304 dengan 57, hasilnya 361, sudah kurang lima hari dari jumlah kalender syamsiah yang adalah 366, kan? Berarti, masih ada lima hari ekstra yang bisa ditambahkan pada angka kalender Romawi dulu menjadi 309 hari. Sekarang, kita semua menggunakan kalender syamsiah Gregorian dengan hari kabisat sehingga berjumlah 366 hari. Kalau kita kurangi angka 366 dengan 57 dari Numa Pompilius, itu kan sebenarnya adalah 309 hari!” kata Kiyai Misbah santai sambil memperhatikan Fajar yang kasak-kusuk membuat hitungan pada kalkulator dalam gawainya.
”Oke. Untuk mengubah kalender komariah kepada syamsiah, memang harus dengan cara menambahkan hari kabisat yang dihasilkan dari musim dingin, seperti yang diberlakukan dalam kalender syamsiah Islam misalnya,” kata Fajar. “Lalu, bagaimana penghitungan hari kabisat dalam kalender Gregorian?”
“Persis! Dalam pembuatan kalender Gregorian, disebutkan juga untuk menjaga agar tahun kalender secara adil berkesesuaian dengan kalender syamsiah, mereka memasukkan penambahan bulan dari bulan kabisat, yaitu January dan February yang terjadi dalam musim dingin sebenarnya. Jumlah hari kabisat ini, adalah 27 hari… Jumlah ini diangkat ke dalam bulan Maret terhitung mulai lima hari terakhir bulan Februari? Maka, sebenarnya, angka lima hari terakhir Februari itulah yang termasuk ke dalam Romawi Kalender dulu, dari 304 menjadi 309 hari.”
Kiyai Misbah kemudian membuka Surah Al-Kahfi (18:25) dari kitab Al-Qur’an yang tadi dibaca oleh Fajar.
Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.