“Kamu percaya bawah Nabi Isa akan dilahirkan kembali ke bumi di akhir zaman?” tanya Kiayi Misbah pada Fajar murid kesayangannya.

“Percaya, Kiyai…”

“Apakah kamu tahu tanda-tandanya?” 

“Yang ditanya tidak lebih tahu daripada penanya,” jawab Fajar merendah. 

“Tandanya seperti halilintar yang dilontarkan dari timur dan cahayanya dapat terlihat di barat. Apakah kamu tahu apa mujizat yang dibawakannya?”

“Kiyai lebih tahu daripada saya,” kata Amir menunduk.

“Keajaiban Nabi Isa akan sama dengan keajaiban Nabi Yunus dan Ratu Saba. Apa keajaiban Nabi Yunus dan Ratu Saba?”

“Keajaiban Nabi Yunus adalah diselamatkan secara ajaib dari seekor ikan raksasa, yang di dalam perutnya ia menghabiskan selama tiga hari tiga malam. Apakah Kiyai mengatakan bahwa Ratu Saba juga menceburkan diri ke laut?” tanya Fajar.

“Laut adalah perumpamaan untuk kota. Ratu Saba melakukan Saba Kota menuju ke pemerintahan Nabi Sulaiman yang lebih besar. Dalam Injil Yesus bersabda bahwa Ratu Selatan akan bangkit di hari penghakiman bersama generasi kita ini dan mengutuknya. Yesus adalah seorang Nabi besar, ia sudah mengetahui kejadian ini akan menimpanya di akhir zaman ini. Ia tahu bahwa ia harus mengambil lompatan itu, untuk terjun ke laut seperti yang dilakukan oleh Nabi Yunus dan Ratu Saba. Tetapi, di sana ia berdo’a dan dibangkitkan dari kegelapan ikan raksasa. ”

“Kiyai mengatakan bahwa Ratu Saba adalah Ratu Pantai Selatan?” tanya Fajar, dibuat penasaran. 

“Ratu Saba dikenal dengan Queen of South dalam Injil. Tidakkah itu terdengar seperti Ratu Pantai Selatan yang mitosnya diabadikan di Borobudur? Banyak ulama-ulama dan para pelajar Islam di Indonesia yang tercerahkan dengan kebangkitan Ratu Saba yang berasal dari Wonosobo, yang artinya Hutan Saba, di kota Sleman ini. Mereka dapat memahami naskah-naskah suci agama Hindu dan Buddha sehingga dapat meyakini keyakinan Islam dengan lebih baik lagi.”

“Lalu, bagaimana Yesus akan mengangkat dirinya dari ikan raksasa itu, Kiyai?”

“Disebutkan bahwa pertempuran akhir zaman terjadi pada masa Kala Bendu, dan mengambil tempat di dataran rendah. Menurut Surya Siddhanta, Kali Yuga dimulai pada tengah malam (00:00) pada 18 Februari 3102 SM. Ini dianggap sebagai tanggal di mana Krishna meninggalkan bumi untuk kembali ke kediaman surgawi yang disebut dengan Vaikuntha. Informasi ini ditempatkan di kuil Bhalka. Bukankah kisah Krishna yang disimpan di kuil Bhalka ini sama dengan Yesus Kristus yang bangkit dengan keajaiban Ratu Balkis?”

“Kiyai telah menyampaikan berita yang baik pada saya. Tapi, bukankah Nabi Isa belum lahir pada tahun 3102 SM?”

“Itulah keajaiban Para Nabi yang didewakan manusia itu. Mereka telah menyempurnakan hukum kosmiknya pada masa penciptaan alam semesta. Dan Nabi Isa lahir kembali ke bumi, sebagai janji bahwa ada hari esok yang lebih baik lagi. Bahwa Surga yang runtuh akan dibangun lagi. Kemudian ia akan mangkat kembali ke Surga sebagai Pangeran Perdamaian bagi generasi yang akan datang.”

“Apakah Pangeran yang dimaksud seperti Gusti Pangeran dalam adat kita, Kiyai?"

“Tentu saja. Bukankah penganut keyakinan Kristen itu adalah umat yang terdekat dengan umat Islam?”

Fajar mengangguk sambil tersenyum, menyimpulkan ucapan terakhir Kiayi Misbah.

“Pangeran Perdamaian, bukan Raja Diraja. Bukan begitu, Kiyai?”

“Betul. Karena gelar Raja Diraja sudah diserahkan oleh Rasulullah untuk Allah saja.”