Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Di usianya yang ke 50 tahun ini, banyak yang sebenarnya yang telah diraih Maysa dalam hidup. Seperti menikahi seorang Pejabat Tinggi Negara keturunan bangsawan kaya raya. Membesarkan anak-anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Menggeluti bidang Wedding Organizer yang sukses di ibukota untuk tiga dasawarsa.
Malam ini, Maysa meniupkan 50 buah lilin di atas kue ulang tahun tanpa Hamid suaminya. Tapi, ia tetap mendapatkan hadiah kejutan seperti yang diterima tahun-tahun sebelumnya. Airmata Maysa membuncah saat membuka hadiah itu. Segores pesan yang ditulis pada kartu.
Ia membacanya dengan rasa tak percaya. “Sudah saatnya kamu menemui dia. Dia telah menantikanmu sejak lama.”
Maysa masih belum bisa mempercayai apa yang dikatakan mendiang suaminya yang kini hanya bisa ia lihat dalam foto keluarga. Tapi, kalimat pesan berikutnya semakin membuat Maysa berharap, dan juga cemas. “Semua harus tahu. Umumkanlah pada hari ulang tahunmu yang ke 50. Dia akan datang di hari itu. Jangan kau tepis uluran tangannya. Aku sudah menyiapkan semuanya.”
Seluruh undangan memenuhi ruangan apartemen Deluxe di Paradise Park yang rasanya makin luas itu. Pun dengan sesaknya undangan yang hadir, Maysa merasakan kehampaan hidup tanpa suami.
Ia melirik lukisan yang tergantung di dinding. Sebuah pemandangan gunung yang permai dengan dataran rumput hijau berembun.
Krisna...
Pertanyaan-pertanyaan yang sama selalu terbetik di hatinya, “seberapa jauh kau dariku? Di manakah tempat tinggalmu? Apakah kau berada di balik gunung itu? Seandainya kutahu di mana kau berada, bahkan jika itu di balik gunung tinggi yang harus kudaki terjalnya, aku akan berjalan mencarimu saat ini juga."
Pada saat yang sama, pintu terbuka. Krisna berdiri memegang sekuntum bunga dan senyum khasnya. Semua orang, tak disangka-sangka berdiri dengan suka cita, tepuk tangan dan siulan mengisi seluruh dinding kesadaran Maysa. Krisna mengulurkan tangannya. Maysa menepuk dadanya penuh rasa bahagia.