Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Tali(a)
1
Suka
3,423
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

"Hei! Talinya belum ketemu?" tanya Devi sembari mengibaskan tangan ke wajah akibat gerah.

"Be-belum," jawab Talia terbata. Jalannya terseok-seok karena menggendong tas ransel yang berat.

"Ini sudah petang, loh. Masa kau belum menemukan tali satu pun? Matamu dipakai di mana, Talia?" Ria mengomel, lagi. Ini omelan kesekian kali yang Talia dengar hari ini.

"Aku lapar, Ya Tuhan!" keluh Kila, padahal ia sedang mengunyah keripik singkong di tangan. Sepertinya itu bukan porsi makan yang cukup.

Talia juga lapar dan lelah. Bukan hal mudah menggendong tas ransel sebesar ini sejak pagi. Tidak ada satu pun dari teman seregunya yang berniat membantu meringankan beban, malah mereka yang jadi beban. Bahkan mereka menyuruh Talia untuk mencari tali penunjuk jalannya sendiri. Mereka juga mengatakan untuk tidak akan memberi Talia makanan atau minuman bila belum menemukan talinya.

Sama sekali tidak membantu, pikir Talia. Akan lebih baik jika Talia melakukan ini sendirian.

Devi, Ria, dan Kila hanya mengikuti Talia ke mana pun Talia pergi. Sesekali pula menjelek-jelekkan tubuh gadis itu dari belakang. Sementara Talia, ia sibuk mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru hutan. Namun, sejauh mata memandang, hanya pepohonan yang terlihat.

"Itu talinya!" Mendadak Kila berseru riang sambil berlari ke depan, tak lupa menyingkirkan Talia yang menghalangi jalannya.

"Hei! Matamu buta, ya? Talinya di sini, bukan di sana," kata Devi dengan kaki yang melangkah menuju pohon di sebelah kanan.

"Kalian berdua yang buta. Talinya ada di sini, kok." Ria menunjuk pohon sebelah kirinya sembari berjalan ke sana.

Untuk beberapa saat, mereka bertiga berdebat mengenai tali. Mereka kebingungan, pasalnya mereka sama-sama mengatakan telah menemukan tali. Namun, tak satu pun dari mereka dapat melihat tali yang dipegang orang lain.

"Terserah kalian mau pergi ke mana. Aku akan ke arah sini." Ria melangkah menyusuri jalan setapak di sebelah kirinya.

Kila dan Devi melakukan hal yang sama. Mereka berjalan menuju arah yang menurut mereka benar. Di sisi lain, mereka tidak sadar telah meninggalkan Talia yang masih menggendong tas besar di punggung kecilnya.

Beberapa saat setelah kepergian mereka, Talia menghela napas lelah. Dihempaskannya tas itu ke tanah. Ia mengusap peluh. Samar-samar Talia bergumam, "Akhirnya para serangga itu mati."

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Tali(a)
Rena Miya
Cerpen
Bronze
Rumah Cemara
Magnific Studio
Novel
The Rugrats Theory
Impy Island
Novel
Orion & Maharani: Cinta Terakhir Sang Bangsawan
Wiselovehope
Cerpen
Bronze
Necromancer
Kemal Ahmed
Novel
F[R]IKSI
Mas AldMan113
Flash
Tokek
hidayatullah
Novel
Gold
In A Dark, Dark Wood (Indonesian Edition)
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Dua Sejiwa
hyu
Novel
BOMBER: THE CONDUCTOR
mahes.varaa
Novel
Bronze
Chimera Project : The Gifted Ones
Mordekhai Von
Novel
Bronze
SENOPATI (Trah Bayu)
Hermawan
Komik
School Rumor
Kira Info
Cerpen
[CERPEN] Ganda
Diyanti Rita
Novel
MANTRA MERAH
Gusty Ayu Puspagathy
Rekomendasi
Flash
Tali(a)
Rena Miya
Flash
Nada
Rena Miya
Flash
Ponsel
Rena Miya
Flash
Bronze
Pacaran
Rena Miya
Flash
Permen
Rena Miya
Flash
Goat
Rena Miya
Flash
Monster
Rena Miya
Flash
DAISY
Rena Miya
Flash
Punya Lala
Rena Miya
Flash
Dingin
Rena Miya
Flash
Para Gadis
Rena Miya
Flash
BULAN
Rena Miya