Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ribuan anak-anak SMU Purnabakti mendengung seperti sarang lebah dari segala arah. Katja mengedarkan pandangannya dengan perasaan gugup. Ini adalah hari pertamanya masuk sekolah di Indonesia. Dulu, di Belanda dia pernah belajar di Gymansium, sekolah SMU paling bergengsi khusus untuk anak-anak brilliant. Itu sebabnya dia bisa masuk ke sekolah SMU Purnabakti, international school yang paling keren se-Indonesia. Di sini, Katja tidak perlu unjuk gigi kemampuannya dalam berbahasa Indonesia, dia bisa pura-pura begok hanya berbicara dalam bahasa Inggris sementara bisa nguping dengar apa yang digosipin teman-teman baru tentangnya. Katja sudah menyiapkan segalanya. Dia tidak akan membiarkan dirinya dibully oleh siapapun.
Sebelum bel masuk, Bu Redha sudah masuk ke kelas menyiapkan perlengkapan mengajar. Bel segera berdering tanda anak-anak murid harus mulai duduk di bangku masing-masing. Katja menunggu di depan kelas, seperti yang diminta Bu Dianty. Guru Bahasa Inggris itu memperkenalkan dirinya.
"So, introduce yourself to the class, Katja!" kata Bu Dianty sambil berdiri di sampingnya.
"Hi, everyone. My name is Katja. Katja Scholten." Ia berbalik ke papan tulis, memungut kapur lalu menuliskan namanya. K-A-T-J-A S-C-H-O-L-T-E-N. "I can speak a little Bahasa. So, I would like to say my name in Indonesia. Namaku Katja."
"Ahh, so your name is Glass?" Seru seorang laki-laki berpostur tinggi besar, dia adalah Theo.
Serentak semua anak tertawa. Tapi tak disangka-sangka, Katja menjawabnya dengan nada riang. "Yes, I am as clear as glass. Cause I am a star of the class."
"Ooh... So, you were the smartest kid in your old class? What did you learn that we didn't? Huh?"
"We have Latin." Jawaban tandas Katja membuat semua orang terdiam lemas.