Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Pulang
10
Suka
7,518
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Nada dering ponselku menyeruak seisi ruangan kerjaku. Ku beranjak mengangkatnya, disana tertera ibu yang memanggilku.

“Halo? Hanum? Sedang apa nak?”

Ibu sangat antusisas sekali, tidak seperti biasanya, tehitung hampir setiap malam, telepon ibu seperti temanku selama bulan ramadhan tahun ini.

“Hanum sedang bekerja bu.”

“Kerja? Kamu sudah buka kan?”

“Sudah, barusan saja. Ibu, ada apa menelpon hanum?”

“Emm ... Hanum, nggak lupa kan lusa sudah hari lebaran. Hanum kapan mau pulang?” Suara ibu memelan, terdengar ada permintaan, harapan serta ketakutan bercampur kesedihan. Sebenarnya aku juga sedih, karena lagi-lagi aku tidak bisa pulang kampung lagi. Sedihnya, karena aku terhalang pekerjaanku.

“Ibu, maafkan Hanum...”

Uhuk-uhuk...

Aku terhenti ketika mendengar suara batuk ibu. Entah itu suara sinyal yang menjadi kendala telepon kami atau memang benar suara batuk ibu aku tak tahu. “Sebentar, ibu batuk? Ibu sedang sakit?”

Ibu diam tanpa menjawab. Aku menatap layar teleponku. Disana ibu mematikan mic teleponnya. Aku menunggu sejenak. Sesaat itu ibu menghidupkan mic teleponnya kembali dan tertawa.

“Maaf ya Num, tadi ibu tinggal sebentar.”

“Ibu sama Dek Nisa sehat kan?”

“Sehat ndukk ... Ibuk sedikit batuk saja. Nggak papa kok.”

“Syukurlah, ibu, Hanum bener-bener nggak bisa pulang tahun ini. Hanum lebaran disini.”

“Yasudah ndak papa. Hanum, ibu selalu mendukung Hanum. Ibu cuman rindu ketika malam takbir kita sekeluarga makan malam bersama. Hanum, sejauh kemanapun kamu melangkah, ingatlah untuk pulang ke rumah yang menjadi awal jalanmu melangkah Nak.” Suara ibu terdengar bergetar. “Yasudah, Hanum, ibu matikan telponnya yaa.”

Ibu mematikan telponnya. Aku merasa bersalah karena tidak pernah pulang untuk merayakan lebaran bersama ibu dan adikku satu-satunya. Aku merasa telah melupakan rumah. Malam itu aku gusar, antara pulang atau melanjutkan pekerjaanku.

Aku beraktifitas seperti biasanya. Masih berkutat dengan layar monitor di ruang kerjaku. Sepanjang hari sampai petang mengundang aku pun masih sibuk berkutat dengan pekerjaanku.

Ting tung ting tung

Bel apartemenku berbunyi, segera ku kedepan dan mengambil catering masakan lebaran yang biasa ku pesan. Memang terasa sepi jika lebaran di perantauan. Sekalian, aku bergegas untuk menyiapkan menu buka puasaku aku mulai membuat teh hangat.

Teleponku berbunyi, kali ini ku lihat, ibu menelponku. Tumben tidak sehabis buka puasa. Pikirku.  

“Halo ibu, Hanum sedang menyiapkan buka puasa.” Aku melihat layar ponselku kembali, nyaris tak ada jawaban, malah terdengar suara riuh seperti banyak orang. “Ibu sedang dimana sih? Banyak orang, Hanum tidak bisa dengar suara ibu. Ibu, Hanum sepertinya tidak bisa pulang kampung dan merayakan lebaran bersama ibu dan dek Nisa tahun ini. Hanum...”

“Halo? Mbak Hanum?” Kali ini bukan ibu, namun suara Nisa yang terdengar ditelingaku.

“Dek Nisa?” Aku memastikannya kembali.

Suara Nisa bergetar, suara riuh banyak orang juga terdengar disana. “Mbak, ibu... “ Nisa sesenggukan.

“Kenapa ibu?”

“Ibu, ibu sudah nggak ada mbak.” Suara tangis Nisa pecah. Sementara tubuhku mendadak lemas, hatiku bergetar, aku menangis sejadi-jadinya. Aku menyesal, seandainya aku mengabulkan permintaan ibu untuk pulang tahun ini, mungkin aku bisa merasakan kebersamaan bersama ibu untuk terakhir kalinya, aku bisa menikmati hangatnya kebersamaan menyiapkan menu buka puasa dan sahur bersama ibu. Ibu, maafkan Hanum, Hanum akan pulang.

Selesai  

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
kirain ringtoonenya "jug ijag ijug ijag ijug" :D
Ibu, sosok yang cintanya enggak bersyarat....
Mewek akunya kalau masalah mama
Ibu 😢
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Puri Setan dan Penghuninya yang Pernah Jatuh Cinta
romaneskha
Flash
Pulang
Safiraline
Novel
Bukan Rumah untuk Pulang
Naa Ruby
Novel
Bronze
Kembar dari Hongkong
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Novel
Dua Bunga Melawan Musim
Tary Lestari
Flash
Seorang Operator Telepon di Negara Dunia Ketiga
Hendra Purnama
Cerpen
PERGI UNTUK HILANG
Maldalias
Novel
A Straight Rain: A Story about Their Gathering in Tokyo
Anis Maryani
Flash
Berakhirnya Pesta Karaoke
Gita Sri Margiani
Cerpen
Aster
meal_libra|BLACkend077
Novel
Bronze
Certainties
S. F. Hita
Novel
Livskamp
Andhika Rivani
Novel
Not For Falling In Love
Rizqia Salsa Bila
Novel
Bronze
Hawa Gulana
Fanni Silviana Supenda
Novel
Gold
PCPK Dream Catcher
Noura Publishing
Rekomendasi
Flash
Pulang
Safiraline
Novel
Bronze
FLIGHT TO YOUR HEART
Safiraline
Skrip Film
Dearanna Candlelight Dinner
Safiraline
Novel
Bronze
My Super Dad Is a Superstar
Safiraline
Skrip Film
What's Next, Soraya?
Safiraline
Flash
Ragu Semesta
Safiraline
Flash
The Wedding Proposal
Safiraline