Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Titipan
14
Suka
15,102
Dibaca

"Hentikan! Jangan siksa istriku!"

Ingin aku berteriak saat menyaksikan kejadian itu. Namun, nyatanya tak bisa. Indra wicaraku seakan bisu. Sebagai laki-laki, aku merasa lemah. Tak bisa menjaga bidadari hatiku.

Di bawah terik matahari pada musim panas, kupeluk tubuh tanpa nyawa itu dengan erat. Tak peduli aroma anyir dari cairan merah tubuhnya menusuk indra penciuman dan mewarnai kemeja putih yang sedang kukenakan.

Pada kepalan tanganmu, kutemukan secarik kertas lusuh. Melalui surat, kau meminta maaf dan menitipkan sesuatu kepadaku. Sekali lagi kusapukan lembut bibir ini di keningmu, sebelum akhirnya kubiarkan yang berwenang terlebih dahulu mengurus jenazahmu. Tak menunggu waktu lama, kuberlari menuju tempat kau menaruh titipanmu.

Di atas ranjang kamar kita, kutemukan titipan darimu. Kulihat titipan itu terbungkus sehelai tapih. Rapat, hanya bagian atasnya yang tampak terbuka sedikit. Aku menatapnya nanar. 

"Maafkan aku. Perbuatanku memang haram, tapi putraku bukanlah anak haram. Aku rela dirajam sebagai taubatku, maka maafkanlah aku. Kumohon, rawat dan jagalah dia untukku," suara ­­istriku—Naqiyya Rasheed, seolah berdenging dalam telingaku, melisankan isi suratnya.

Kugendong makhluk mungil itu dalam dekapan. Kukecup keningnya singkat, lalu berdoa untuk kebaikan sang bayi yang merupakan putra kandung istriku. Hasil dari perbuatan zinanya. Telah ada empat orang lelaki muslim yang dipercaya, menjadi saksi atas perbuatan haramnya.

Keputusan merantau jauh ke negara seberang, membuatku tak bisa menafkahi batinnya dalam waktu lama. Saat itu dengan sadar kutinggalkan istriku, karena merasa aku bukanlah lelaki yang sempurna untuknya. Aku mandul, tak akan pernah bisa membuatnya mengandung. Namun, aku tak pernah ingin melepaskannya.

Andai kau tahu, selain berniaga aku juga berobat di sana. Namun sayang, aku terlambat. Menyesal, ternyata kutelah turut andil dalam perbuatan kejinya, sehingga kuputuskan untuk menerima amanah terakhirnya.

"Satu titipan telah kembali kepada-Mu, maka kini akan aku jaga titipan-Mu lainnya dengan sebaik mungkin sebagai taubatku. Ya Allah, ampunilah dosa hambamu ini," lalu kulantunkan doa untuk almarhumah istriku, "Ya Allah ... Yang Maha Pengampun, ampunilah pula dosa istri hamba dan tempatkanlah ia di surga-Mu. Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha, amin." 

- END -

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (6)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Titipan
Oliphiana Cubbytaa
Novel
Gold
KIAI UJANG DI NEGERI KANGURU
Noura Publishing
Cerpen
Bronze
Lelaki Pembelah Bulan
Imajinasiku
Flash
Api telah padam
Syashi Ammar
Novel
Bronze
Rossa: Rembulan di Balik Kabut
Imajinasiku
Novel
Bronze
Akulah Sity Maryam Indonesia
Donto Hade
Flash
Bronze
Natal Sekarang Bukan Natal Dulu
Nuel Lubis
Novel
Gold
Ketika Nonmuslim Membaca Al-Quran
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Warga +62... Ramadhan Bersama Covid-19
St. Hafsah Nuradilah Hamzah
Flash
Saat Tangannya Menyentuh Ujung Jilbabku
Lady Mia Hasneni
Novel
Ibu, Cahaya dari Surga
Bisma Lucky Narendra
Novel
Demi Allah dan Waktu yang Berjalan
Diba Tesi Zalziyati
Novel
Gold
Jejak-Jejak Islam
Bentang Pustaka
Novel
IYYAAKI HUBBII
Daud Farma
Novel
Bronze
HARGA SEORANG PEREMPUAN
Siti Nuzulia Regar
Rekomendasi
Flash
Titipan
Oliphiana Cubbytaa
Skrip Film
SELECTIVE LOVE (SCRIPT)
Oliphiana Cubbytaa
Flash
Sejarah Dua Nabi
Oliphiana Cubbytaa
Flash
Cinta Yang Lain
Oliphiana Cubbytaa
Flash
Tantangan Pelengkap Iman
Oliphiana Cubbytaa
Novel
Bronze
SELECTIVE LOVE
Oliphiana Cubbytaa
Novel
Fissilmi Kaffah
Oliphiana Cubbytaa