Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
"Da...rah, pu...lang, da...rah, pulang..."
Ini adalah kisahku, namaku Adam, saat ini aku hanyalah seorang mahasiswa semester 3 universitas swasta yang terletak di Jawa. Jujur saja, sebenarnya aku bukan berasal dari jawa hanya saja aku merantau setelah kematian kedua orang tuaku dalam kecelakaan beberapa tahun silam. Yups, aku tinggal di Bandung bersama dengan pamanku dan menjalani hidup di sini. Hidupku berjalan normal seperti lelaki pada umumnya namun ada satu hal yang selalu saja menggangguku sampai sekarang, suatu hal menyeramkan yang setiap hari selalu datang ke mimpiku hingga membuatku sulit tidur akhir-akhir ini.
Di mimpiku, aku seperti berdiri di suatu tempat yang tak asing bagiku dan tepat di depanku terdapat seorang anak kecil memakai topi koboy sembari menatapku. Aku tak bisa melihat wajahnya dengan jelas, di sana tampak gelap namun yang anehnya bocah itu selalu berkata: "darah...pulang..." bocah itu terus menatap wajahku dengan amat tajam. Semakin lama ocehannya membuatku pusing dan seketika aku terbangun dari mimpiku, begitulah isi dari mimpi yang selalu menghantuiku akhir-akhir ini. Sepertinya aku harus segera memecahkannya sebelum ia menyiksa tidurku.
****
"Dam, kamu yakin besok mau balik ke kampung kamu?" tanya Nabila padaku. Eittss...Jangan salah sangka dulu ya, Nabila itu bukan pacarku tetapi hanya sahabatku dari SMA dulu. Dia sangat peduli padaku, mungkin karena dia kasihan padaku kali ya.
"Ya, emang kenapa bil, takut kangen ya?" ledekku mencairkan suasana agar ia tak perlu terlalu khawatir padaku.
"Gak kok, apaan sih kamu dam, kalau kamu mau pergi ya udah sana, lagian aku juga gak perduli padamu." gadis itu segera beranjak meninggalkanku begitu saja, entahlah mungkin saja kata-kataku menyakitinya. Sudahlah kapan-kapan saja aku minta maaf padanya lagian kayaknya aku gak salah.
****
Jam telah menunjukkan pukul 23.00 wib, namun aku masih saja terjaga. Sebenarnya mataku sudah mengantuk tetapi saat aku ingin memejamkan mataku selalu saja aku terbayang oleh sosok hitam itu sehingga aku takut untuk memejamkan mataku, belum lagi suasana di kamar sangat hening dan menyeramkan. Lebih baik aku putar saja film yang ada di laptopku, siapa tahu bisa mencairkan suasana. Saat aku sedang asyik menonton film tiba-tiba saja terdengar suara nyaring dari luar pintu kamarku seperti suara seseorang menggedor keras pintu kamar, jujur saja aku sangat takut namun rasa penasaran lebih besar menutupi ketakutanku. Lebih baik kucoba saja mengintip sedikit dari lubang yang terdapat di gagang pintu. Sungguh menyeramkan bukan jika itu adalah pencuri, atau.... entahlah pikiranku mulai ngawur entah kemana. Tampak terlihat sesosok pria berbaju hitam berdiri di depan pintu kamarku dengan memakai topi hitam, namun dia tak mengatakan apapun hanya menggedor pintu kamarku. Sepertinya itu pencuri, segeralah aku berlari ke kasurku dan mengambil HP ku untuk menelpon pamanku yang belum pulang. Berkali-kali kucoba menghubunginya namun tetap saja panggilan nya sibuk. Oh tuhan, apa yang harus kulakukan? Apa dihadapi saja dia?
Tanpa berpikir lagi kucoba meraih pisau yang ada dikamarku dan perlahan-lahan berjalan mendekati pintu, kupegang kuncinya dan kuputar. Kuhitung hingga hitungan ketiga dan dengan cepat langsung kubuka pintu itu seraya menyodorkan pisau ke arah depan. Dan ternyata tak ada orang di luar, jadi dimana sosok pria itu?