Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Gemuruh dalam Mimpi
0
Suka
3,383
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Rintik air malam itu mendatangkan gemuruh dan cahaya yang menyambar. Dalam dingin, seorang ayah menyelimuti putri kecilnya dengan selimut yang entah kapan terakhir kali merasakan buih-buih busa.

"Tidurlah, nak. Besok kamu harus pergi sekolah" ucap sang ayah lembut.

"Aku tak bisa tidur, yah! Aku takut! Bagaimana jika petir-petir ini menyambarku ketika aku terlelap dalam mimpiku?" jawab si putri.

"Maka halaulah mereka dalam mimpimu. Ayah akan berada di sini, menghalau petir sembari menemanimu" balas sang ayah.

"Memangnya ayah sanggup melawan kilatan cahaya itu? Dengan apa ayah menghalau mereka?" tanya si putri.

"Kamu tak perlu tahu, ayahmu ini mahir melakukan apa pun" ujar ayah sambil mengelus kepala putrinya.

"Lalu bagaimana dengan guntur-guntur itu? Mereka tak berhenti berbisik di telingaku" keluh si putri.

"Ayah akan bernyanyi untukmu, dengarkanlah dan tidur dengan lelap. Abaikan saja suara lain yang mengganggu" jawab sang ayah yang dilanjutkan dengan senandung kecil nan merdu.

"Tapi, yah! Kita tak boleh bernyanyi saat malam hari! Kata Ibu guru, itu akan mengganggu orang lain yang hendak beristirahat" ujar si putri sambil memegang tangan ayahnya, mengisyaratkan agar sang ayah menghentikan lagunya.

"Benarkah? Jika ayah tak boleh bernyanyi, bagaimana putri ayah bisa menghadapi guntur-guntur itu?" tanya sang ayah.

"Hm... aku bisa menutup telingaku dengan bantal ini!" (sambil mencoba untuk menutup kedua telinganya dengan bantal lapuk yang ia miliki)

"Ayah tak perlu bersenandung lagi, suara gemuruh itu kini tak terdengar di telingaku" ujar sang putri.

"Baiklah, sekarang kau bisa tidur" balas sang ayah seraya mematikan lampu kamar yang remang-remang.

"Tapi ayah jangan pergi! Temani aku di sini... Setidaknya sampai gemuruh dan kilat ini berhenti berlalu..." rengek si putri

"Ya, ya, dengan senang hati" balas sang ayah dengan senyum di pipi, melihat sikap putrinya itu.

Putri itu pun terlelap sambil menggenggam erat tangan ayahnya. Sepanjang malam, ia bermimpi indah. Mimpi paling indah yang pernah ia alami. Seolah-olah tak ada yang mampu membuatnya merasa takut, bahkan guntur dan petir sekalipun.

Mentari bersinar dengan eloknya ketika putri itu terbangun. Namun, ia tak segera beranjak dari kasurnya. Pun ia tak pergi ke sekolah. Ia hanya ingin terlelap lagi, kembali dalam mimpi-mimpi. Sebab gemuruh dan kilat telah berhenti. Dan ayahnya, tak lagi menemani.

Dulu, ketika dunia yang gelap ini membuat ia takut untuk bermimpi, ayahnya senantiasa mendampingi. Hingga mimpi itu terlampau indah dijalani. Akan tetapi, kini dunia membuatnya takut untuk kembali. Sebab dalam terang benderangnya dunia saat ini, gadis itu turut larut dalam sepi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Tatkala
@mahartania__
Flash
Gemuruh dalam Mimpi
Ayuningrum
Novel
Bronze
Metamorph
Agnesya Febriana
Novel
DENDAM (kau buat ibu kami menangis, kuhancurkan keluargamu)
Zainur Rifky
Novel
Paruh Dalu
Fitri F. Layla
Novel
Bronze
Kue Lumpur Kayu Manis dan Rancang Bangun
Foggy F F
Novel
Bronze
Kosokbali
Asep Subhan
Novel
Shagara
Dita
Novel
Titik Nadir
Syafaa Dewi
Novel
Memories
Nany Parker
Novel
Gold
The Hollow Cat
Mizan Publishing
Novel
Gold
Gadis Jeruk
Mizan Publishing
Novel
Gold
Smart Melly
Mizan Publishing
Flash
Iyem Lumayan Seksi
Silvia
Novel
A Straight Rain: A Story about Their Gathering in Tokyo
Anis Maryani
Rekomendasi
Flash
Gemuruh dalam Mimpi
Ayuningrum