Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Gemuruh dalam Mimpi
0
Suka
3,499
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Rintik air malam itu mendatangkan gemuruh dan cahaya yang menyambar. Dalam dingin, seorang ayah menyelimuti putri kecilnya dengan selimut yang entah kapan terakhir kali merasakan buih-buih busa.

"Tidurlah, nak. Besok kamu harus pergi sekolah" ucap sang ayah lembut.

"Aku tak bisa tidur, yah! Aku takut! Bagaimana jika petir-petir ini menyambarku ketika aku terlelap dalam mimpiku?" jawab si putri.

"Maka halaulah mereka dalam mimpimu. Ayah akan berada di sini, menghalau petir sembari menemanimu" balas sang ayah.

"Memangnya ayah sanggup melawan kilatan cahaya itu? Dengan apa ayah menghalau mereka?" tanya si putri.

"Kamu tak perlu tahu, ayahmu ini mahir melakukan apa pun" ujar ayah sambil mengelus kepala putrinya.

"Lalu bagaimana dengan guntur-guntur itu? Mereka tak berhenti berbisik di telingaku" keluh si putri.

"Ayah akan bernyanyi untukmu, dengarkanlah dan tidur dengan lelap. Abaikan saja suara lain yang mengganggu" jawab sang ayah yang dilanjutkan dengan senandung kecil nan merdu.

"Tapi, yah! Kita tak boleh bernyanyi saat malam hari! Kata Ibu guru, itu akan mengganggu orang lain yang hendak beristirahat" ujar si putri sambil memegang tangan ayahnya, mengisyaratkan agar sang ayah menghentikan lagunya.

"Benarkah? Jika ayah tak boleh bernyanyi, bagaimana putri ayah bisa menghadapi guntur-guntur itu?" tanya sang ayah.

"Hm... aku bisa menutup telingaku dengan bantal ini!" (sambil mencoba untuk menutup kedua telinganya dengan bantal lapuk yang ia miliki)

"Ayah tak perlu bersenandung lagi, suara gemuruh itu kini tak terdengar di telingaku" ujar sang putri.

"Baiklah, sekarang kau bisa tidur" balas sang ayah seraya mematikan lampu kamar yang remang-remang.

"Tapi ayah jangan pergi! Temani aku di sini... Setidaknya sampai gemuruh dan kilat ini berhenti berlalu..." rengek si putri

"Ya, ya, dengan senang hati" balas sang ayah dengan senyum di pipi, melihat sikap putrinya itu.

Putri itu pun terlelap sambil menggenggam erat tangan ayahnya. Sepanjang malam, ia bermimpi indah. Mimpi paling indah yang pernah ia alami. Seolah-olah tak ada yang mampu membuatnya merasa takut, bahkan guntur dan petir sekalipun.

Mentari bersinar dengan eloknya ketika putri itu terbangun. Namun, ia tak segera beranjak dari kasurnya. Pun ia tak pergi ke sekolah. Ia hanya ingin terlelap lagi, kembali dalam mimpi-mimpi. Sebab gemuruh dan kilat telah berhenti. Dan ayahnya, tak lagi menemani.

Dulu, ketika dunia yang gelap ini membuat ia takut untuk bermimpi, ayahnya senantiasa mendampingi. Hingga mimpi itu terlampau indah dijalani. Akan tetapi, kini dunia membuatnya takut untuk kembali. Sebab dalam terang benderangnya dunia saat ini, gadis itu turut larut dalam sepi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Flash
Gemuruh dalam Mimpi
Ayuningrum
Novel
Nampek
Makrifatul Illah
Novel
Bronze
CINTA TAK SEMALANG ITU
Ranika Mayang Sari
Novel
Bronze
BERTUALANG DI PESANTREN
Nun Urnoto
Novel
Gold
KKPK Lets Sing with me
Mizan Publishing
Novel
Bronze
Aku kamu dan koma
yulindraaulia
Novel
Re Me Re
Vika Lian Azizah
Novel
Gold
Setrum Warsito
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Jejak Tirani
Fanni Silviana Supenda
Novel
Bronze
Ilusi Belaka
AyundaFransisOctavia
Novel
Bronze
Catatan 20 Tahun
Chin Pradigta
Novel
Bronze
I Love You, Mom
Deianeira
Novel
Segaris Cita
An-nisa Putri Errohman
Novel
Bronze
Asa dari Desa
Sutono
Novel
Gold
KKPK Marley Days With Me
Mizan Publishing
Rekomendasi
Flash
Gemuruh dalam Mimpi
Ayuningrum