Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
PETUALANGAN MIMPI: MAIL?
2
Suka
3,720
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Tanggal tujuh, seperti biasanya. Pak Lurah akan berkeliling untuk mengumumkan kegiatan hening siang. Sebelumnya, rumah kami wajib diplafon agar sedikit cahaya dari luar yang dapat masuk rumah, termasuk kamar. Pada pukul dua sampai empat siang, kami harus menutup rapat rumah kami tanpa celah, walaupun tak mungkin tidak kebobolan.

Mereka akan datang, dan kampung akan sepi. Mereka bukan warga negara kami, juga bukan warga luar negara. Mereka kemari untuk mencari makanan. Biasanya hanya buah yang diambil, serta sedikit mengacak-acak rumah kami. Warga harus sembunyi dalam tempat paling aman. Di rumah sederhana kami, yang paling aman adalah kamarku, terletak di sebelah ruang tengah dan tidak ada jendela.

Sudah hampir jam dua. Aku menyeret adikku yang besar ke kamar dan menutup mulutnya dengan lakban, agar tidak banyak bicara. Ibuku otomatis masuk berkumpul dengan kami.

Tidak, adikku yang kecil masih tertinggal di kamar ibu. "Bod*h! Sudah umur 5 tahun, susah dibilangi," umpatku. Aku segera berlari dan menyambar bocah nakal itu. Kututup jendela di kamarnya keras. Padahal tadi sudah kututup.

Aku panik. Adikku dan lainnya kukunci di dalam kamarku. Sementara aku menyeret lemari, kursi, meja untuk menyangga pintu samping dan utama.

Selesai, aku berlari ke kamarku. Suara berisik terdengar samar, hingga ...,

brak!

Suara benda berjatuhan. Sudah pasti kebobolan. Kubungkam mulut adik dan ibuku. Ibu batuk-batuk terus. Samar-samar seperti suara bocah terdengar dari kamar kosong di samping. Aku sengaja menaruh rambutan di sana, agar mereka tidak mengacak ruang lainnya seperti bulan lalu.

"Mmm ...." Adik kecilku terus meronta. Ibu menampik tanganku dan keluar kamar. Mataku terbelalak. Ibu ingin minum. Kamar sedikit terbuka. Aku tidak bisa melihat ke arah pintu dan kubiarkan ibu. Aku hanya berharap dia selamat.

Bunyi 'krompyang' terdengar dari arah dapur. Ibu!

Adikku berhasil melepaskan bungkamanku. Setidaknya aku melirik ada bayangan hitam pendek. "Mail?" ucap adik kecilku.

"Korang takut ka?" Suara dari pintu membuatku merinding tapi penasaran. "Saya dengan kawan-kawan. Tak payah takut."

Kutoleh ke arah itu? Apa yang kulihat? Mail! Mail dua singgit! T-tapi sebelumnya alien aneh itu yang datang. Wajahnya seram dan tidak bisa berbicara.

"Kami datang nak lawan makhluk asing yang ganggu korang." Astaga ini episode berapa? Aku tidak pernah lihat di televisi. "Tak da makhluk asing masuk rumah korang."

"Heh, selesaikan kerjamu!"

Suara perempuan memekakkan telingaku. Ibu? Segera aku bangun dari tidurku. Tidak ada Mail di depan kamarku.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Horor
Flash
PETUALANGAN MIMPI: MAIL?
Tirani K. C.
Cerpen
Bronze
5 Langkah Sebelum...
Kemal Ahmed
Novel
Rumah Amora
Rosi Ochiemuh
Cerpen
Bronze
'sompral'
anindira
Flash
Diary
Deandrey Putra
Novel
The Fifth Sense
Iqsal Anaqi Santosa
Flash
Gagal
Dark Specialist
Flash
Kamuflase Sang Kupu-Kupu
Anita Jun
Novel
Gold
Fantasteen Wooley Dolley
Mizan Publishing
Novel
Akhir yang Dinanti
judizia
Novel
Bronze
Sixth Sense
Lucyana
Cerpen
Topeng di Kamar Bapak
Lirin Kartini
Novel
Bronze
Mystery Books Factory
Ananda Putri Safitri
Cerpen
Bronze
DIRUNDUNG
Ari S. Effendy
Novel
The Last Karta
Samuel Fetz
Rekomendasi
Flash
PETUALANGAN MIMPI: MAIL?
Tirani K. C.
Flash
CERITA AMPAS
Tirani K. C.
Novel
Bronze
Kill the Kunti
Tirani K. C.
Flash
INI COSPLAY?
Tirani K. C.
Flash
Petualangan Mimpi: Pingsan
Tirani K. C.
Flash
AWAS ADA ORANG
Tirani K. C.