Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Text Message
0
Suka
3,463
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

[“Temui aku di luar. Sekarang.”]

Johnny menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal. Ia baru saja menaruh ranselnya di tempat tidur, ketika ponselnya berbunyi. Wajahnya memberengut melihat pesan itu. Siapa yang malam-malam begini berkunjung ke rumahnya?

Pemuda itu bergerak ke jendela, ia menyibak tirai yang menutupi kacanya. Tidak ada siapa-siapa di luar sana. Hanya ada jalan dan lingkungan perumahannya yang hening.

“Ah, mungkin salah nomor,” gumam Johnny kepada dirinya sendirinya. Ia menjauhi jendela dan duduk di tempat tidur. Ponselnya berdenting lagi.

[“Aku menunggu.”]

Rasa gelisah menjalari punggung Johnny. Ia langsung berjalan cepat dan membuka tirai jendela sekali lagi. Masih tidak ada siapa-siapa di halaman rumahnya. Apa-apaan ini?

Orang tuanya sedang pergi ke luar kota, ia seorang diri berada di rumah. Dengan pesan misterius dari orang tidak dikenal, dan tidak ada siapapun yang berdiri di bawah jendelanya, tentunya membuat setiap bulu roma yang ada di kulitnya meremang.

Rasa takut merayapinya. Tapi ia juga penasaran. Akhir-akhir ini ia bergabung dengan salah satu organisasi sekolah, dan dirinya belum mengenal banyak orang. Terkadang Johnny juga mendapatkan pesan dari para anggota yang belum dikenalnya. Ia mengintip sekali lagi. Di sisi lain, Johnny tidak mau keluar ketika tidak ada seorang pun di jalanan perumahannya saat ini.

Tidak lama kemudian, pintu rumah Pak Morris yang tinggal di seberang rumahnya terbuka. Beliau keluar dari dalam rumah sambil membawa pot-pot tanaman yang akan diletakkannya di halaman rumahnya.

Dengan adanya Pak Morris, Johnny segera turun ke lantai bawah dan membuka pintu. Ia melihat sekitar. Halamannya sepi. Pemuda itu mengamati jalanan dan melihat ke sana kemari. Pak Morris menyapanya, Johnny balas menyapa.

Ketika Pak Morris hendak kembali ke dalam rumah, Johnny juga berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumahnya sendiri.

“Dasar orang iseng.” Ia bersungut-sungut sebal. Pemuda itu menutup pintu di belakangnya.

Ponselnya berdenting.

[“Terima kasih sudah membiarkanku masuk.”]

Darah terkuras dari wajah Johnny. Kulitnya hampir sepucat kertas.

[“Omong-omong, di mana kau menyimpan pisaunya?”]

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Text Message
Fann Ardian
Flash
BULAN
Rena Miya
Novel
Bronze
IGNORAMUS
Sheryl Audrey
Novel
Empat Puluh Detik
Nana Tauran Sidik
Novel
Bronze
OBSESI
KUMARA
Novel
Bronze
SOKA: Air Mata Api
Agung Wahyu Prayitno
Flash
Bronze
Pembuktian Berakhir Jebakan
Gia Oro
Novel
Gold
Dua Dini Hari
Noura Publishing
Novel
Gold
In A Dark, Dark Wood (Indonesian Edition)
Bentang Pustaka
Flash
Bronze
Mimpi Ibu Ikan dan Ayah Laba-laba
Alfian N. Budiarto
Flash
Bronze
Pembunuhan dibalik Truk Tengah Hutan
Silvarani
Flash
Induk Semang
Laila Al Hasany
Flash
Bronze
Hari Tua Sang Raja
Nabil Bakri
Flash
CERMIN ANTIK
Wiji Lestari
Flash
Menyetir
Irma Susanti Irsyadi
Rekomendasi
Flash
Text Message
Fann Ardian
Flash
Bird's Eye
Fann Ardian
Flash
Apple
Fann Ardian
Flash
Amor dan Fati
Fann Ardian
Flash
A Girl and A Thief
Fann Ardian
Novel
Bronze
Going To New Jersey, Meet The Jersey Devil
Fann Ardian
Flash
30 Detik
Fann Ardian
Novel
Bronze
Lyra and The Moon
Fann Ardian
Flash
Sebatang Rokok
Fann Ardian
Novel
Bronze
Yeti and Other Hudgemoors Stories
Fann Ardian
Flash
Bad Breath
Fann Ardian
Skrip Film
Who Did It?
Fann Ardian
Novel
Fachri and The Sun
Fann Ardian
Flash
Sayonara!
Fann Ardian
Flash
Grandma Afternoon Tea
Fann Ardian