Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Text Message
0
Suka
3,392
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

[“Temui aku di luar. Sekarang.”]

Johnny menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal. Ia baru saja menaruh ranselnya di tempat tidur, ketika ponselnya berbunyi. Wajahnya memberengut melihat pesan itu. Siapa yang malam-malam begini berkunjung ke rumahnya?

Pemuda itu bergerak ke jendela, ia menyibak tirai yang menutupi kacanya. Tidak ada siapa-siapa di luar sana. Hanya ada jalan dan lingkungan perumahannya yang hening.

“Ah, mungkin salah nomor,” gumam Johnny kepada dirinya sendirinya. Ia menjauhi jendela dan duduk di tempat tidur. Ponselnya berdenting lagi.

[“Aku menunggu.”]

Rasa gelisah menjalari punggung Johnny. Ia langsung berjalan cepat dan membuka tirai jendela sekali lagi. Masih tidak ada siapa-siapa di halaman rumahnya. Apa-apaan ini?

Orang tuanya sedang pergi ke luar kota, ia seorang diri berada di rumah. Dengan pesan misterius dari orang tidak dikenal, dan tidak ada siapapun yang berdiri di bawah jendelanya, tentunya membuat setiap bulu roma yang ada di kulitnya meremang.

Rasa takut merayapinya. Tapi ia juga penasaran. Akhir-akhir ini ia bergabung dengan salah satu organisasi sekolah, dan dirinya belum mengenal banyak orang. Terkadang Johnny juga mendapatkan pesan dari para anggota yang belum dikenalnya. Ia mengintip sekali lagi. Di sisi lain, Johnny tidak mau keluar ketika tidak ada seorang pun di jalanan perumahannya saat ini.

Tidak lama kemudian, pintu rumah Pak Morris yang tinggal di seberang rumahnya terbuka. Beliau keluar dari dalam rumah sambil membawa pot-pot tanaman yang akan diletakkannya di halaman rumahnya.

Dengan adanya Pak Morris, Johnny segera turun ke lantai bawah dan membuka pintu. Ia melihat sekitar. Halamannya sepi. Pemuda itu mengamati jalanan dan melihat ke sana kemari. Pak Morris menyapanya, Johnny balas menyapa.

Ketika Pak Morris hendak kembali ke dalam rumah, Johnny juga berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumahnya sendiri.

“Dasar orang iseng.” Ia bersungut-sungut sebal. Pemuda itu menutup pintu di belakangnya.

Ponselnya berdenting.

[“Terima kasih sudah membiarkanku masuk.”]

Darah terkuras dari wajah Johnny. Kulitnya hampir sepucat kertas.

[“Omong-omong, di mana kau menyimpan pisaunya?”]

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Text Message
Fann Ardian
Novel
Munyerau
Rizky aditya
Novel
Bronze
SUGAR LOVE
Mahar
Novel
Sang Pemangsa di Gunung Lawu
Xie Nur
Novel
Co as Battlefield
Arie Abimayu
Novel
Bronze
Please
IguanaTertawa_
Novel
Gold
Origin
Mizan Publishing
Novel
BERTILDA BLACKTON
Huning Margaluwih
Flash
Disemayamkannya Pelacur Gila Itu
Deny Pamungkas
Novel
Bronze
MEI KE 25
Marliana
Novel
Mencari Kucing Dio
Nur Afriyanti
Skrip Film
Sang Penyayat - Script
Wiwien Wintarto
Novel
Dua Puluh Empat Skenario
Sira Kamila
Novel
Bronze
Nada organ kita
artabak
Novel
Kamar Bernapas
Imajiner
Rekomendasi
Flash
Text Message
Fann Ardian
Novel
Bronze
Do You Believe In Loch Ness Monster?
Fann Ardian
Novel
Bronze
Intact Yet Broken
Fann Ardian
Flash
Sayonara!
Fann Ardian
Novel
Fachri and The Sun
Fann Ardian
Flash
Grandma Afternoon Tea
Fann Ardian
Novel
A Gift For Everyone
Fann Ardian
Novel
Bronze
Yeti and Other Hudgemoors Stories
Fann Ardian
Novel
Bronze
Going To New Jersey, Meet The Jersey Devil
Fann Ardian
Novel
Bronze
Lyra and The Moon
Fann Ardian
Flash
A Girl and A Thief
Fann Ardian
Skrip Film
Who Did It?
Fann Ardian
Flash
Bird's Eye
Fann Ardian
Flash
Sebatang Rokok
Fann Ardian
Flash
Amor dan Fati
Fann Ardian