Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Thriller
Text Message
0
Suka
3,430
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

[“Temui aku di luar. Sekarang.”]

Johnny menerima pesan dari nomor yang tidak dikenal. Ia baru saja menaruh ranselnya di tempat tidur, ketika ponselnya berbunyi. Wajahnya memberengut melihat pesan itu. Siapa yang malam-malam begini berkunjung ke rumahnya?

Pemuda itu bergerak ke jendela, ia menyibak tirai yang menutupi kacanya. Tidak ada siapa-siapa di luar sana. Hanya ada jalan dan lingkungan perumahannya yang hening.

“Ah, mungkin salah nomor,” gumam Johnny kepada dirinya sendirinya. Ia menjauhi jendela dan duduk di tempat tidur. Ponselnya berdenting lagi.

[“Aku menunggu.”]

Rasa gelisah menjalari punggung Johnny. Ia langsung berjalan cepat dan membuka tirai jendela sekali lagi. Masih tidak ada siapa-siapa di halaman rumahnya. Apa-apaan ini?

Orang tuanya sedang pergi ke luar kota, ia seorang diri berada di rumah. Dengan pesan misterius dari orang tidak dikenal, dan tidak ada siapapun yang berdiri di bawah jendelanya, tentunya membuat setiap bulu roma yang ada di kulitnya meremang.

Rasa takut merayapinya. Tapi ia juga penasaran. Akhir-akhir ini ia bergabung dengan salah satu organisasi sekolah, dan dirinya belum mengenal banyak orang. Terkadang Johnny juga mendapatkan pesan dari para anggota yang belum dikenalnya. Ia mengintip sekali lagi. Di sisi lain, Johnny tidak mau keluar ketika tidak ada seorang pun di jalanan perumahannya saat ini.

Tidak lama kemudian, pintu rumah Pak Morris yang tinggal di seberang rumahnya terbuka. Beliau keluar dari dalam rumah sambil membawa pot-pot tanaman yang akan diletakkannya di halaman rumahnya.

Dengan adanya Pak Morris, Johnny segera turun ke lantai bawah dan membuka pintu. Ia melihat sekitar. Halamannya sepi. Pemuda itu mengamati jalanan dan melihat ke sana kemari. Pak Morris menyapanya, Johnny balas menyapa.

Ketika Pak Morris hendak kembali ke dalam rumah, Johnny juga berbalik dan berjalan masuk ke dalam rumahnya sendiri.

“Dasar orang iseng.” Ia bersungut-sungut sebal. Pemuda itu menutup pintu di belakangnya.

Ponselnya berdenting.

[“Terima kasih sudah membiarkanku masuk.”]

Darah terkuras dari wajah Johnny. Kulitnya hampir sepucat kertas.

[“Omong-omong, di mana kau menyimpan pisaunya?”]

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Thriller
Flash
Text Message
Fann Ardian
Novel
Bronze
Kami (bukan) Tinta Berdasi
Martha Z. ElKutuby
Flash
Tutup Botol
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Flash
Ketika Iblis Tak Lagi Bermata Satu
Atsuka D
Novel
TRIAD
DENI WIJAYA
Novel
Bronze
Kill the Kunti
Tirani K. C.
Novel
Aksioma
Maria Veronica S
Novel
Lubang Kunci
Randy Arya
Novel
Meja Bundar
Hendra Purnama
Novel
BROKEN BUTTERFLY; Beyond the Night That Differs Love and Lust
iswana suhendar
Novel
Bronze
Jakarta Blues (1998)
Awang Nurhakim
Novel
The Silent Gods of Srivijaya
Endri Irfanie
Novel
Bronze
ASTAGHFIRULLAAH (Suropati)
Hermawan
Novel
Bronze
Sebelum Saya Bertemu dengan Aku
Aliensi
Novel
KOLEKTOR : Kau kah yang paling cantik?
Nur Rohmah Hidayati
Rekomendasi
Flash
Text Message
Fann Ardian
Novel
Bronze
Lyra and The Moon
Fann Ardian
Flash
Grandma Afternoon Tea
Fann Ardian
Novel
Fachri and The Sun
Fann Ardian
Flash
Bad Breath
Fann Ardian
Novel
Bronze
Intact Yet Broken
Fann Ardian
Novel
Bronze
Do You Believe In Loch Ness Monster?
Fann Ardian
Flash
Amor dan Fati
Fann Ardian
Novel
A Gift For Everyone
Fann Ardian
Flash
Bird's Eye
Fann Ardian
Flash
Apple
Fann Ardian
Flash
Nice Little Twists
Fann Ardian
Novel
Bronze
Yeti and Other Hudgemoors Stories
Fann Ardian
Flash
30 Detik
Fann Ardian
Novel
Bronze
Going To New Jersey, Meet The Jersey Devil
Fann Ardian