Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Rumah Tanpa Suami
15
Suka
15,044
Dibaca

Memasuki rumah tinggalnya selalu membuat Kun merasa terjebak dalam dunia perempuan. Rumah itu adalah satu-satunya yang tersisa sebagai peninggalan orang tuanya untuk Kun dan saudara-saudaranya. Sebenarnya, rumah itu sudah diatasnamakan dirinya. Kakak-kakaknya sudah mendapat jatah warisan masing-masing, tetapi entah ke mana perginya bagian mereka itu. Kini, mereka hanya menumpang hidup di rumah yang sudah menjadi milik Kun. Namun, tak elok rasanya mengatakan saudara kandung menumpang di rumah yang sebenarnya adalah milik orang tua mereka. Terlebih dengan status yang dimiliki kakak-kakak perempuannya sekarang.

“Ada kabar yang mengatakan bahwa kau mendapat beasiswa S2 ke luar negeri. Mengapa tak mengatakan apa-apa pada kami?”

Kun menghabiskan setengah air yang tersisa di gelas ketika kakak perempuan pertamanya mengawali pembicaraan yang akan membuat Kun kewalahan menjawab. Sudah pasti, ketika kakak perempuannya yang lain mendengar perihal beasiswa itu juga, mereka akan segera mengerubungi Kun dan menjejalinya dengan banyak pertanyaan yang memusingkan.

“Beasiswa?” Kakak perempuan kedua datang. “Ke negara mana? Kau terima sajalah, Kun!”

Kun bergegas menarik kursi dari bawah meja, lalu duduk sambil menutup kedua telinga setelah kakak perempuan ketiga dan keempat datang. Keempat kakak perempuannya sungguh berisik menyampaikan pendapat masing-masing yang justru tidak bisa didengarnya dengan baik. Semacam percakapan pedagang dan pembeli di pasar tradisional. Kun sungguh ingin pergi, tetapi mereka menguasai empat arah dan menjebak Kun di dalam badai kata-kata.

Hening. Setelah satu jam berlalu, mereka diam dengan sendirinya. Mengatur pernapasan masing-masing.

“Kalian sudah puas?” Kun beranjak dari kursi lalu pergi.

Sepanjang perjalanan menuju arah yang tak dimengerti bahkan olehnya sendiri, Kun hanya menikmati isi kepalanya yang bergerak liar menyibak keramaian kota. Menelusuri trotoar, menyeberangi zebra cross, dan menelusuri jalanan pasar malam. Jujur saja, ia merindukan keramaian di rumahnya—ketika keempat kakak iparnya masih genap. Setiap hari, rumah tinggalnya terasa seperti aula pertunjukan. Mereka orang-orang baik yang menyenangkan, yang memiliki banyak cara untuk membuat orang lain tertawa. Karena itulah, ia tidak pernah bisa menerima alasan mereka untuk tak kembali.

Rasanya, sebuah telepon yang datang ke rumahnya suatu pagi dan memberi kabar bahwa pesawat yang membawa keempat kakak iparnya ke luar negeri untuk memenuhi undangan pertunjukan sirkus jatuh ke samudra lalu lebur, tidak cukup meyakinkan Kun. Ia butuh alasan lain yang lebih bisa diterimanya. Keempat kakak iparnya suka melawak, barangkali ketidak pulangan mereka hanyalah lelucon.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (2)
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
USAI
Naia Novita
Flash
Rumah Tanpa Suami
Sika Indry
Cerpen
seamin tak seiman
Dwi Ramadhani
Novel
Jauh Dari Kenyataan
Syavira Nur Aswaji
Skrip Film
Terima kasih
Muhammad Sastria A
Skrip Film
LANGIT BIRU
Herman Trisuhandi
Skrip Film
Siapa Bapak Siapa
Esde Em
Skrip Film
My Enemy My Bodyguard
Linda Fadilah
Flash
Pelabuhan Terakhir
iam_light.blue
Novel
Dua Sisi
HumairaLiska
Skrip Film
REALITY ZONE SCRIPT
Nia Wijaya
Skrip Film
Beauty Of Mercy
Jordi Dharmawan Wijaya
Skrip Film
Stay With Me
Dian Febriyanti
Skrip Film
SIBLINGS
Intan lastari
Skrip Film
Rashid and Rani : Partner in Crime
Rahmatul Aulia
Rekomendasi
Flash
Rumah Tanpa Suami
Sika Indry
Flash
Gerbong Kereta No 3
Sika Indry
Skrip Film
Anak Ibu
Sika Indry
Novel
Jejak Umbu di Tanah Bertuah
Sika Indry
Flash
Selisih
Sika Indry
Novel
YAPPA MARADDA
Sika Indry