Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Pergumulan Pohon Cemara
0
Suka
392
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pergumulan Pohon Cemara

Manusia, makhluk biadab. 

Setiap tahun, mereka memantik kehangatan dengan batang kami. 

Kami bukanlah pendosa, kami hanya penjejak tanah. Sama seperti mereka, tuan kami sama. 

Entah mengapa, tuan memberi mereka kaki. Supaya mereka bisa melangkah membantu kami, katanya. 

Tapi nyatanya, kaki mereka menginjak kami yang telentang di bawah. 

Seakan kami adalah barang sial, kami ditebang sembarang. Katanya untuk natal. 

Entah apa hubungannya pohon cemara dengan hari raya itu. 

Tapi jika aku manusia, tidak sedikit pun aku tertarik masuk golongan itu. 

Ribuan pohon, teman-temanku, dijejal bak budak. 

Kami dihiasi lampu-lampu kerlap-kerlip persis seperti mendandani dara belian. 

Kami indah, tapi kami tidak hidup. Seolah menghias mayat pengantin mereka lukis kami. 

Padahal hari rayanya, tidak apa-apa jika tidak ada kami. Tapi mengapa, selalu kami diburu? 

Kami tak ada bedanya dengan bunga-bungaan. 

Kami disangka pohon-pohonan. Tapi kami pohon sungguhan. 

Betapa kami berharap yang menjual kami orang-orangan, yang sedang main tuhan-tuhanan, untuk natal-natalan. Semuanya penuh kemunafikan. 

Aku muak. Uang bisa membeli kebahagiaan, tapi bukan kebahagiaan kami. Uang, juga dari kertas. Kertas dari pohon, pohon teman kami. Apalah arti uang jika hidup kami dirampas demi kebahagiaan fana? 

Betapa suram nasib tanaman. Kenapa tuan beri kaki ke yang lebih tidak butuh ketimbang kami yang sangat butuh? 

Kami butuh kaki buat lari tuan! 

Janganlah pilih kasih! 

Kami beri mereka napas. Mereka ambil napas itu dan memantik api. Mereka menukar napas kami dengan api. 

Sungguh biadab! 

Oh tuan, tolong lepaskan kami dari tangan manusia. 

Kami hanya ingin hidup, apakah sebegitu murahnya hidup kami? 

Hidupku penuh kemelut. Di tengah-tengah kegelapan, 

Aku menyaksikan langit penuh bintang. 

Aku berharap, 

Kaki dan tangan itu jadi punya kami. 

Dan manusia hanya ditinggalkan mulut saja. 

Supaya ketika aku perbuat apa yang mereka perbuat kepadaku, 

Aku bisa mendengarkan jeritan mereka. 

Sampai batas waktu telah dicapai. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Feryan Christ Jonathan
Novel
Gold
Al-Masih: Putra Sang Perawan
Bentang Pustaka
Flash
Batal Berbuka
Sena N. A.
Novel
Bronze
MERINDU DI KOTA KAIRO
Embart nugroho
Novel
Bronze
SUAMI DARI SURGA
KUMARA
Novel
Gold
Takkan Pernah Menyerah
Mizan Publishing
Novel
Lelaki Pilihan
Syafaa Dewi
Novel
Bronze
Malaikat Bermata Hazel
iqbal syarifuddin muhammad
Novel
Senja untuk Alaska
Abell Istari
Novel
Bronze
Ajari Aku Syahadat Cinta
Khairul Azzam El Maliky
Novel
Bronze
MarriedZONE!
HANA
Novel
Gold
Nabi Isa pun Tak Mampu Sembuhkan
Noura Publishing
Novel
Bronze
Bumi yang Dihujani Rindu
Hadis Mevlana
Novel
Ramadan Terakhir Ludwig: Ibu Teladan, Ayah Petualang, Anak Istimewa
Mahabb Adib-Abdillah
Cerpen
Bronze
Mikhaila
Xavier Benedick
Rekomendasi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Feryan Christ Jonathan
Skrip Film
-Gelombang-
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Masak-masakan
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Celana Pensil
Feryan Christ Jonathan
Novel
Gelombang°°
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Lampu Merah
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Stranger's Jacket
Feryan Christ Jonathan
Flash
Selamat Natal
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Sedan Lebaran
Feryan Christ Jonathan