Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Pergumulan Pohon Cemara
0
Suka
428
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Pergumulan Pohon Cemara

Manusia, makhluk biadab. 

Setiap tahun, mereka memantik kehangatan dengan batang kami. 

Kami bukanlah pendosa, kami hanya penjejak tanah. Sama seperti mereka, tuan kami sama. 

Entah mengapa, tuan memberi mereka kaki. Supaya mereka bisa melangkah membantu kami, katanya. 

Tapi nyatanya, kaki mereka menginjak kami yang telentang di bawah. 

Seakan kami adalah barang sial, kami ditebang sembarang. Katanya untuk natal. 

Entah apa hubungannya pohon cemara dengan hari raya itu. 

Tapi jika aku manusia, tidak sedikit pun aku tertarik masuk golongan itu. 

Ribuan pohon, teman-temanku, dijejal bak budak. 

Kami dihiasi lampu-lampu kerlap-kerlip persis seperti mendandani dara belian. 

Kami indah, tapi kami tidak hidup. Seolah menghias mayat pengantin mereka lukis kami. 

Padahal hari rayanya, tidak apa-apa jika tidak ada kami. Tapi mengapa, selalu kami diburu? 

Kami tak ada bedanya dengan bunga-bungaan. 

Kami disangka pohon-pohonan. Tapi kami pohon sungguhan. 

Betapa kami berharap yang menjual kami orang-orangan, yang sedang main tuhan-tuhanan, untuk natal-natalan. Semuanya penuh kemunafikan. 

Aku muak. Uang bisa membeli kebahagiaan, tapi bukan kebahagiaan kami. Uang, juga dari kertas. Kertas dari pohon, pohon teman kami. Apalah arti uang jika hidup kami dirampas demi kebahagiaan fana? 

Betapa suram nasib tanaman. Kenapa tuan beri kaki ke yang lebih tidak butuh ketimbang kami yang sangat butuh? 

Kami butuh kaki buat lari tuan! 

Janganlah pilih kasih! 

Kami beri mereka napas. Mereka ambil napas itu dan memantik api. Mereka menukar napas kami dengan api. 

Sungguh biadab! 

Oh tuan, tolong lepaskan kami dari tangan manusia. 

Kami hanya ingin hidup, apakah sebegitu murahnya hidup kami? 

Hidupku penuh kemelut. Di tengah-tengah kegelapan, 

Aku menyaksikan langit penuh bintang. 

Aku berharap, 

Kaki dan tangan itu jadi punya kami. 

Dan manusia hanya ditinggalkan mulut saja. 

Supaya ketika aku perbuat apa yang mereka perbuat kepadaku, 

Aku bisa mendengarkan jeritan mereka. 

Sampai batas waktu telah dicapai. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Religi
Cerpen
Ular Sang Kiai
Mohamad Johan
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Feryan Christ Jonathan
Novel
Hujan Pythagoras
Nurul Wulan Rahmawati
Novel
Cahaya Dari Bellapunranga
Andi Sukma Asar
Cerpen
Politik Industri
Luluk Mujiati☑️
Novel
Jeremba Asmaraloka
Mutiah Anggerini
Novel
Gold
Melampaui Mimpi Bersama Anies Baswedan Twitterland
Mizan Publishing
Flash
Bronze
Sketsa Wajah Halwa
Binar Bestari
Flash
Zaara
Ika Karisma
Novel
Bronze
Derita Aisyah!
Cindy Elfira Putri
Novel
Gold
KIAI UJANG DI NEGERI KANGURU
Noura Publishing
Novel
Bronze
Perempuan Berniqab Hitam
Nila Kresna
Novel
Gold
Kanvas
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Dimensi [Telah Terbit!]
Astrida Hara
Novel
PECI HAJI... (sujud sunyi sang birokrat)
Riyanto El Harist
Rekomendasi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Masak-masakan
Feryan Christ Jonathan
Flash
Selamat Natal
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Celana Pensil
Feryan Christ Jonathan
Novel
Gelombang°°
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Stranger's Jacket
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Lampu Merah
Feryan Christ Jonathan
Cerpen
Sedan Lebaran
Feryan Christ Jonathan
Skrip Film
-Gelombang-
Feryan Christ Jonathan