Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Pergumulan Pohon Cemara
0
Suka
2,793
Dibaca

Pergumulan Pohon Cemara

Manusia, makhluk biadab. 

Setiap tahun, mereka memantik kehangatan dengan batang kami. 

Kami bukanlah pendosa, kami hanya penjejak tanah. Sama seperti mereka, tuan kami sama. 

Entah mengapa, tuan memberi mereka kaki. Supaya mereka bisa melangkah membantu kami, katanya. 

Tapi nyatanya, kaki mereka menginjak kami yang telentang di bawah. 

Seakan kami adalah barang sial, kami ditebang sembarang. Katanya untuk natal. 

Entah apa hubungannya pohon cemara dengan hari raya itu. 

Tapi jika aku manusia, tidak sedikit pun aku tertarik masuk golongan itu. 

Ribuan pohon, teman-temanku, dijejal bak budak. 

Kami dihiasi lampu-lampu kerlap-kerlip persis seperti mendandani dara belian. 

Kami indah, tapi kami tidak hidup. Seolah menghias mayat pengantin mereka lukis kami. 

Padahal hari rayanya, tidak apa-apa jika tidak ada kami. Tapi mengapa, selalu kami diburu? 

Kami tak ada bedanya dengan bunga-bungaan. 

Kami disangka pohon-pohonan. Tapi kami pohon sungguhan. 

Betapa kami berharap yang menjual kami orang-orangan, yang sedang main tuhan-tuhanan, untuk natal-natalan. Semuanya penuh kemunafikan. 

Aku muak. Uang bisa membeli kebahagiaan, tapi bukan kebahagiaan kami. Uang, juga dari kertas. Kertas dari pohon, pohon teman kami. Apalah arti uang jika hidup kami dirampas demi kebahagiaan fana? 

Betapa suram nasib tanaman. Kenapa tuan beri kaki ke yang lebih tidak butuh ketimbang kami yang sangat butuh? 

Kami butuh kaki buat lari tuan! 

Janganlah pilih kasih! 

Kami beri mereka napas. Mereka ambil napas itu dan memantik api. Mereka menukar napas kami dengan api. 

Sungguh biadab! 

Oh tuan, tolong lepaskan kami dari tangan manusia. 

Kami hanya ingin hidup, apakah sebegitu murahnya hidup kami? 

Hidupku penuh kemelut. Di tengah-tengah kegelapan, 

Aku menyaksikan langit penuh bintang. 

Aku berharap, 

Kaki dan tangan itu jadi punya kami. 

Dan manusia hanya ditinggalkan mulut saja. 

Supaya ketika aku perbuat apa yang mereka perbuat kepadaku, 

Aku bisa mendengarkan jeritan mereka. 

Sampai batas waktu telah dicapai. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Fern Jonathan
Novel
Gold
Rahasia Nikmatnya Menghafal Al-Quran
Noura Publishing
Novel
Gold
Kambing dan Hujan
Bentang Pustaka
Flash
Gadis Kecil di Depan Bioskop
Sulistiyo Suparno
Novel
Bronze
Jodoh itu Dekat
Ahmad jimi
Skrip Film
BUKAN ADIK KAKAK(SCRIPT FILM)
Imajinasiku
Novel
Gold
Islam itu Rahmatan Lil Alamin Bukan untuk Kamu Sendiri
Noura Publishing
Novel
Bronze
Sebuah Pengabdian
Anggrek Handayani
Novel
Selepas Hujan
Makrifatul Illah
Novel
Tuhan di Persimpangan Jalan
Endang Hadiyanti
Novel
Gold
Al-Masih: Putra Sang Perawan
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Kelana
ahmad kholil | @KholilAhmad
Novel
Gold
Jangan Khawatir, Allah Bersamamu
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan
Noura Publishing
Novel
Bronze
Bekas: Membangun Cinta di Surga
Imajinasiku
Rekomendasi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Fern Jonathan
Cerpen
Senggol Tonjok
Fern Jonathan
Cerpen
Stranger's Jacket
Fern Jonathan
Flash
Selamat Natal
Fern Jonathan
Cerpen
Lampu Merah
Fern Jonathan
Skrip Film
-Gelombang-
Fern Jonathan
Novel
Gelombang°°
Fern Jonathan
Cerpen
Bronze
Masak-masakan
Fern Jonathan
Cerpen
Manusia Bermain Tuhan
Fern Jonathan
Cerpen
Sedan Lebaran
Fern Jonathan
Cerpen
Cewek itu Gula
Fern Jonathan
Cerpen
Celana Pensil
Fern Jonathan