Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Pergumulan Pohon Cemara
0
Suka
3,411
Dibaca

Pergumulan Pohon Cemara

Manusia, makhluk biadab. 

Setiap tahun, mereka memantik kehangatan dengan batang kami. 

Kami bukanlah pendosa, kami hanya penjejak tanah. Sama seperti mereka, tuan kami sama. 

Entah mengapa, tuan memberi mereka kaki. Supaya mereka bisa melangkah membantu kami, katanya. 

Tapi nyatanya, kaki mereka menginjak kami yang telentang di bawah. 

Seakan kami adalah barang sial, kami ditebang sembarang. Katanya untuk natal. 

Entah apa hubungannya pohon cemara dengan hari raya itu. 

Tapi jika aku manusia, tidak sedikit pun aku tertarik masuk golongan itu. 

Ribuan pohon, teman-temanku, dijejal bak budak. 

Kami dihiasi lampu-lampu kerlap-kerlip persis seperti mendandani dara belian. 

Kami indah, tapi kami tidak hidup. Seolah menghias mayat pengantin mereka lukis kami. 

Padahal hari rayanya, tidak apa-apa jika tidak ada kami. Tapi mengapa, selalu kami diburu? 

Kami tak ada bedanya dengan bunga-bungaan. 

Kami disangka pohon-pohonan. Tapi kami pohon sungguhan. 

Betapa kami berharap yang menjual kami orang-orangan, yang sedang main tuhan-tuhanan, untuk natal-natalan. Semuanya penuh kemunafikan. 

Aku muak. Uang bisa membeli kebahagiaan, tapi bukan kebahagiaan kami. Uang, juga dari kertas. Kertas dari pohon, pohon teman kami. Apalah arti uang jika hidup kami dirampas demi kebahagiaan fana? 

Betapa suram nasib tanaman. Kenapa tuan beri kaki ke yang lebih tidak butuh ketimbang kami yang sangat butuh? 

Kami butuh kaki buat lari tuan! 

Janganlah pilih kasih! 

Kami beri mereka napas. Mereka ambil napas itu dan memantik api. Mereka menukar napas kami dengan api. 

Sungguh biadab! 

Oh tuan, tolong lepaskan kami dari tangan manusia. 

Kami hanya ingin hidup, apakah sebegitu murahnya hidup kami? 

Hidupku penuh kemelut. Di tengah-tengah kegelapan, 

Aku menyaksikan langit penuh bintang. 

Aku berharap, 

Kaki dan tangan itu jadi punya kami. 

Dan manusia hanya ditinggalkan mulut saja. 

Supaya ketika aku perbuat apa yang mereka perbuat kepadaku, 

Aku bisa mendengarkan jeritan mereka. 

Sampai batas waktu telah dicapai. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Fern Jonathan
Cerpen
Tangan yang Tak Terlihat
Penulis N
Flash
Bronze
Aku Bukan Maria ( Perempuan Tanah Syurga)
Bisma Lucky Narendra
Flash
Rumah Besar Di Surga
Vitri Dwi Mantik
Novel
Bronze
Campuri urusanku Tuhan
Yuanita Faridatun Ni'mah
Novel
Bronze
Bulan di Darah Awan
Affad DaffaMage
Novel
Perempuan Berniqab Hitam 2
Nila Kresna
Flash
Bronze
Hujan Rintik-Rintik
Anisah Ani06
Novel
Bronze
Lantun Cinta Usaid
elinaqueera
Novel
Gold
Ali ibn Abi Thalib
Mizan Publishing
Cerpen
Bronze
Takbir Rindu
AndikaP
Novel
Bronze
SUAMI DARI SURGA
KUMARA
Novel
Gerbang Masa Terlarang
Nura Ki
Novel
Waktu Yang Menunggu Kita
Nadiya Nur Andini
Cerpen
Ketidakadilan Guru Mengaji
Nurul Adiyanti
Rekomendasi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Fern Jonathan
Cerpen
Manusia Bermain Tuhan
Fern Jonathan
Cerpen
Bronze
Stranger's Jacket
Fern Jonathan
Skrip Film
-Gelombang-
Fern Jonathan
Novel
Gelombang°°
Fern Jonathan
Cerpen
Sedan Lebaran
Fern Jonathan
Flash
Selamat Natal
Fern Jonathan
Cerpen
Celana Pensil
Fern Jonathan
Cerpen
Lampu Merah
Fern Jonathan
Cerpen
Senggol Tonjok
Fern Jonathan
Cerpen
Cewek itu Gula
Fern Jonathan
Cerpen
Bronze
Masak-masakan
Fern Jonathan