Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Religi
Pergumulan Pohon Cemara
0
Suka
5,466
Dibaca

Pergumulan Pohon Cemara

Manusia, makhluk biadab. 

Setiap tahun, mereka memantik kehangatan dengan batang kami. 

Kami bukanlah pendosa, kami hanya penjejak tanah. Sama seperti mereka, tuan kami sama. 

Entah mengapa, tuan memberi mereka kaki. Supaya mereka bisa melangkah membantu kami, katanya. 

Tapi nyatanya, kaki mereka menginjak kami yang telentang di bawah. 

Seakan kami adalah barang sial, kami ditebang sembarang. Katanya untuk natal. 

Entah apa hubungannya pohon cemara dengan hari raya itu. 

Tapi jika aku manusia, tidak sedikit pun aku tertarik masuk golongan itu. 

Ribuan pohon, teman-temanku, dijejal bak budak. 

Kami dihiasi lampu-lampu kerlap-kerlip persis seperti mendandani dara belian. 

Kami indah, tapi kami tidak hidup. Seolah menghias mayat pengantin mereka lukis kami. 

Padahal hari rayanya, tidak apa-apa jika tidak ada kami. Tapi mengapa, selalu kami diburu? 

Kami tak ada bedanya dengan bunga-bungaan. 

Kami disangka pohon-pohonan. Tapi kami pohon sungguhan. 

Betapa kami berharap yang menjual kami orang-orangan, yang sedang main tuhan-tuhanan, untuk natal-natalan. Semuanya penuh kemunafikan. 

Aku muak. Uang bisa membeli kebahagiaan, tapi bukan kebahagiaan kami. Uang, juga dari kertas. Kertas dari pohon, pohon teman kami. Apalah arti uang jika hidup kami dirampas demi kebahagiaan fana? 

Betapa suram nasib tanaman. Kenapa tuan beri kaki ke yang lebih tidak butuh ketimbang kami yang sangat butuh? 

Kami butuh kaki buat lari tuan! 

Janganlah pilih kasih! 

Kami beri mereka napas. Mereka ambil napas itu dan memantik api. Mereka menukar napas kami dengan api. 

Sungguh biadab! 

Oh tuan, tolong lepaskan kami dari tangan manusia. 

Kami hanya ingin hidup, apakah sebegitu murahnya hidup kami? 

Hidupku penuh kemelut. Di tengah-tengah kegelapan, 

Aku menyaksikan langit penuh bintang. 

Aku berharap, 

Kaki dan tangan itu jadi punya kami. 

Dan manusia hanya ditinggalkan mulut saja. 

Supaya ketika aku perbuat apa yang mereka perbuat kepadaku, 

Aku bisa mendengarkan jeritan mereka. 

Sampai batas waktu telah dicapai. 

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Religi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Astromancer
Novel
Bronze
Sebuah Pengabdian
Anggrek Handayani
Novel
Elang Vs Ular
Ahmad Hikam.S
Cerpen
Tidurlah di Atas Tempat Tidurku
Hadis Mevlana
Cerpen
Di Ujung Azan Subuh
Penulis N
Novel
HASANA (Jalan Hijrah sang Gadis Mafia)
Ayu Fitri Septina
Novel
Between In The Destiny
Mirna Devi
Novel
Gold
Aku Tak Sempurna
Mizan Publishing
Novel
Completed Blossom
Lisa Aninda Sari
Novel
Gold
Jejak-Jejak Islam
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
WAJHAN
Kartika Wulandari
Novel
Gold
Mimpi Sejuta Rupiah
Mizan Publishing
Novel
#Cerita Sah
Makrifatul Illah
Novel
A Bad Girl Who Wanna Be Khadijah
Iis Y. Mutia
Novel
7 HARI PERNIKAHAN
Nengshuwartii
Rekomendasi
Flash
Pergumulan Pohon Cemara
Astromancer
Cerpen
Tiwah
Astromancer
Novel
Sampah dan Bertuah
Astromancer
Flash
Selamat Natal
Astromancer
Skrip Film
-Gelombang-
Astromancer
Cerpen
Lampu Merah
Astromancer
Cerpen
Manusia Bermain Tuhan
Astromancer
Cerpen
Stranger's Jacket
Astromancer
Novel
Gelombang°°
Astromancer
Cerpen
Celana Pensil
Astromancer
Cerpen
Lebih dari Seragam
Astromancer
Cerpen
Sedan Lebaran
Astromancer
Cerpen
Masak-masakan
Astromancer
Cerpen
Senggol Tonjok
Astromancer
Cerpen
Mesin Tik Tua
Astromancer