Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Romantis
Amore Pazzo
2
Suka
3,509
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

   Hujan masih penuh jatuh dari langit. Di ceruk sebuah warung kopi, aku melipat tubuh. Sebenarnya, ada jas hujan di jok motorku. Aku bisa saja menembus hujan . Pulang.

Tetapi, ibu tua pemilik warung kopi itu memintaku menemaninya hingga anak perempuannya tiba. Lelaki gila yang berteduh di emperan toko tak jauh dari warungnya membuatnya takut. Tanpa berpikir dua kali, aku sanggupi.

Apalagi, di rumah pun tak ada yang menanti. Anakku setahun lewat tinggal bersama kakek-neneknya. Istriku tiga bulan lebih tak jelas kabar beritanya.

Sembari sesekali menatap ke arah lelaki gila di emperan toko itu, ibu tua pemilik warung itu berkisah tentang suaminya yang tak pernah berikan nafkah, dan seringkali memukulinya. Tapi, aku terkesiap ketika dengan tenang ia berkata; "Aku tak tahu bagaimana hidup tanpanya."

Harus aku akui, kisah yang dituturkannya dalam menusuk palung hati. Suami dalam kisahnya seakan menggelitik diri. Seakan ibu itu sedang menyindirku. Tapi aku memang tidak seratus persen seperti suaminya, aku tak pernah main tangan, aku masih memberi nafkah. Walau harus kuakui, tak sebanding dengan biaya hidup di kota ini. Istriku pun terpaksa ikut bekerja. Mertua menganggapku tak becus menghidupi keluarga. Lantas mereka menjemput putri dan cucunya dan melarangku menghubungi mereka.

    Aku dan istriku masih mencuri pertemuan usai tragedi penjemputan. Aku dan istriku juga masih saling berbalas pesan. “Aku dan anakmu masih butuh kamu, Mas. Cari kerja yang mapan ya! Pemasukannya bisa dipastikan tiap bulan.” demikian istriku sering kali mengakhiri pesan-pesan WA-nya.

    Hingga sampai tiga bulan lalu, pesan-pesanku selalu berhenti pada centang satu. Nomor Istriku tak bisa dihubungi. Aku sempat merasa gila, kujemput anak istriku ke rumah mertua. Mereka mengusirku, istriku dan anakku dilarang menemuiku. Hanya suara tangis mereka kudengar dari luar pagar. “Gila, kau masih mencintai pengarang miskin itu!”

    Tak berselang. Terlihat seorang perempuan -yang nampaknya juga gila- tiba-tiba mendekati emperan toko. Ditembusnya deras hujan. Lalu, ia duduk di sisi lelaki gila itu.

Beberapa saat, mereka terlihat hanya duduk bersisian. Namun, kemudian tangan-tangan mereka menari seperti utarakan yang terpendam. Saling menggenggam penuh perasaan. Kepala perempuan itu tersandar bahu orang gila itu. Senyuman terhias di wajah-wajah mereka.

Tak kusadari, ibu tua pemilik warung itu juga menikmati pemandangan itu. Kami berdua terdiam. Seakan kami berdua tiba di sebuah simpulan; "Hanya orang gila yang mencintai orang gila."

Mojokerto, 2020-2022

NB:

Amore Pazzo; Cinta gila.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Romantis
Flash
Amore Pazzo
Anjrah Lelono Broto
Novel
Fall In Love
Chaerunnisa nurul ichsani
Novel
Bronze
Something To Feel
Ervina Yulia
Novel
EFEMER
Hudatun Nurrohmah
Novel
Bronze
Lovertone
Marion D'rossi
Novel
Bronze
My Rainy Season
Elara Murako
Novel
Bronze
Setetes Rasa Berluka
Nur Aina
Novel
Bronze
Bersua
Chika Manupada
Cerpen
Bronze
Sehimpun Cerita Masalalu
Ismawati
Novel
Bronze
Teman Kontrak
Wardatul Jannah
Novel
What is Love
Vera Shafira
Novel
I Love U !!! Do Not Panic.
Rizky Brawijaya
Novel
Gold
Gadis Pramugari
Falcon Publishing
Novel
ANHEDONIA
Nesya Endah Rahayu
Novel
Friendship and Love
Aldy Purwanto
Rekomendasi
Flash
Amore Pazzo
Anjrah Lelono Broto
Cerpen
Maafkan Saya, Yu Nah
Anjrah Lelono Broto
Cerpen
Bronze
Perihal Kematian
Anjrah Lelono Broto
Cerpen
Rasa Didua
Anjrah Lelono Broto
Flash
Di Tepi Kawah Saweri
Anjrah Lelono Broto
Flash
Bukan Malam Jahanam
Anjrah Lelono Broto