Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Pagi hari. Khisiha Mia, seorang artis pelukis dari universitas Tokyo, ditemukan tidak bernyawa oleh teman satu kostnya.
Biasanya Mia bangun pagi, memasak bersama Hyoko, tapi Mia tak keluar dari kamar, akhirnya Hyoko masuk ke kamar Mia. Hyoko berteriak menemuka Mia berlumuran darah.
Hyoko berlari menuju telpon, ia menghubungi ambulan. Tapi sayangnya nyawa Mia sudah meninggalkan tubuhnya.
Orang-orang mengira Mia bunuh diri. Dari buku dairy-nya, yang berada di samping Mia waktu meninggal, bertulis betapa Mia sakit hati pada keluarganya.
Lantas orang-orang berpikir bahwa Mia bunuh diri karena tidak tahan dengan tekanan keluarganya. Hal seperti ini sudah wajar di Jepang, bunuh diri karena stres berat.
Tetapi kepolisian menemukan bukti bahwa Mia dibunuh bukan bunuh diri.
Mereka belum tau apa motif sang pembunuh. Maka dari itu polisi memanggil saksi sekaligus kemungkinan sang pelaku.
Meraka mengintrogasi satu persatu.
Pertama Hyoko, karena Hyoko bisa saja yang membunuh Mia, alih-alih melaporkan seolah baru melihat Mia dipagi hari.
Saksi 1
"Apa anda tidak mendengar teriak Mia,"
"Saya sama sekali tidak tau, malam itu saya mabuk berat dan tidur cepat, sekitar jam 10 malam. Paginya saya bersiap memasak, saya memanggil Mia dari dapur lalu pergi ke kamarnya, saya ketuk pintu Mia tapi Mia tidak menjawab. Pintu kamar Mia tidak dikunci seperti biasanya, saya masuk kedalaman dan menemukan dia. Lalu saya menghubungi ambulan. Saya takut sekali, sampai-sampai saya insomnia, memikirkan kejadian itu."
Saksi 2
Polisi meletakkan pisau dan obat bius yang digunakan si pembunuh, di depan Natsu, pacar Mia, seorang farmasi.
"Ini yang digunakan untuk membius Mia?"
"Ya, sang pembunuh, membius Mia dari belakang lalu merobek leher Mia,"
"Saya bukan pelakunya, memang saya kerja difarmasi tapi bukan berarti saya pembunuhnya. Saya memang berkunjung dikost Mia tadi malam, tapi dia masih hidup kami berbincang sebentar lalu saya pergi ada urusan, saya tidak tau dia mati kapan."
Lalu Natsu berkata, "Bisa jadi perampokan"
"Jika perampokan, ada barang yang hilang, tetapi uang, perhiasan dan barang elektronik Mia masih ada."
Saksi 3
"Malam itu Hyoko pulang dalam kondisi mabuk, jam 10 kalau tidak salah, dia masuk ke kamar, saya tidak tau dia tidur atau apa, yang jelas suasana tenang. Lalu jam 11 Natsu datang. Dia berbincang dengan Mia tidak lama, dia kemudian pergi. Saya biasa tengah malam bersembayang, setelah itu saya tidur. Malam itu tenang sekali seperti biasanya." ujar ibu kost.
Polisi kembali melakukan investigasi, untuk mencari bukti. Mereka menggeledah rumah Natsu dan seluruh ruangan kost.
Fakta yang mereka temukan bahwa mereka sangat religius.
Tidak ada keganjalan, itu semakin membuat terdengar ganjal.
Polisi pun menangkap mereka betiga setelah menemukan poto dewa yang sama dirumah masing-masing.
Mereka bertiga membunuh Mia. Ibu kost sang kelapa pemimpin penyembah setan yang mereka anggap dewa.
Fakta bahwa sang ibu kost menjadikan Mia tumbal dengan bantuan Hyoko dan Natsu, yang ternyata anak ibu kost.
Hyoko membuat Mia mabuk malam itu. Setelah membuat mabuk, Natsu masuk dan membius Mia yang tak bisa melawan. Lalu sang ibu kost merobek seperti menyembelih Mia, seiring membaca mantra.