Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Sebelum Dipanggil
4
Suka
5,760
Dibaca

Aku ketuk pintu kamarnya keras-keras. Berkali-kali. Tapi hanya membuahkan sebuah lenguhan yang terdengar pelan dari dalam. 

Kakek sudah kebangetan. Niatnya harus segera dihentikan sebelum dia melakukannya. Bisa membuat malu seluruh keluarga. Terutama buat sepuluh cucunya yang masih muda-muda ini. Aku tahu, sih, fungsi otak memang terus menurun seiring bertambahnya usia. Tapi masa untuk berpikir enteng seperti ini saja nggak mampu?

“Mbah, tolong buka pintunya!” aku mencoba memaksa dengan sedikit berteriak.

“Ya, ya… sebentar,” jawabnya. Duh, jangan-jangan dia sudah mulai melakukannya. Gawat.

Tak berapa lama kemudian akhirnya pintu terbuka. Aku langsung masuk dan memeriksa di beberapa tempat. Meja, kasur, dan lemari. Sepertinya kakek tidak menyembunyikannya. Dia hanya terdiam melihat kepanikanku. Tidak bakal dia bisa menahanku. Jalannya saja sudah begitu selow dan terbungkuk-bungkuk. Maklum, usianya sudah 87 tahun. Tapi aku akui, dia memang sakti. Meski sudah berlebihan umur, kakek jarang banget sakit. Kelima indranya juga masih berfungsi dengan baik. Banyak nerimo, itu kata dia kalau ditanya rahasia sehat dan panjang usianya.

Aku sedikit lega kakek belum melaksanakan niatnya. Jadi aku masih bisa menuturinya—meski umumnya, nih, yang tualah menuturi yang muda.

Aku tuntun kakek untuk duduk di sampingku di sisi ranjangnya. “Mbah, untuk kesekian kalinya aku tanya, Mbah masih menyimpan niat terakhirmu itu di dalam hati?”

Kakek terkekeh. “Begini, Le,” katanya. Suaranya masih cukup lantang di usianya. ‘Le’ adalah kependekan dari thole, panggilan anak-anak dalam budaya Jawa. “Jujur, Mbahmu ini sebenarnya sudah pengin ‘dipanggil’. Sudah merasa kenyang menjalani hidup—pahit, manis, dan asamnya juga. Tapi untuk yang satu ini aku belum pernah merasakan. Jadi, ya….”

“Tapi apa manfaatnya buat Mbah?”

“Ya untuk melengkapi pengalaman hidupku, to, Le. Coba pikir, aku sudah menjalani hidup dari era kolonial, kemerdekaan, orde baru, reformasi, milenial, sampai era serbadigital ini. Nah, mumpung aku masih hidup di zamanmu ini aku kudu cari bekal untuk reinkarnasi di kehidupan berikutku nanti.”

Aku geleng-geleng sambil tersenyum. Satu lagi aku acungi jempol buat kelihaian Kakek mengeles.

“Begini saja, deh, Mbah. Menurutku masalah ini harus dibicarakan dengan seluruh anggota keluarga besar kita. Biar nanti Mbah tidak salah melangkah—kalau disetujui. Tapi Mbah harus manut kalau ternyata tidak disetujui. Sebab, kan….”

Tiba-tiba Ayas, anak bungsuku—cicit kesayangan Kakek—berlari-lari masuk dan langsung mendekati Kakek. “Sudah, nih, Yut. Instagram, twitter, facebook semua sudah aku daftarin buat Uyut. Tinggal pakai saja,” kata Ayas sambil menyerahkan sebuah tab kepada Kakek. Uyut kependekan dari “buyut”, panggilan mesra Ayas untuk Kakek.

Aku menepuk jidatku berbarengan dengan menahan napas tapi dengan mulut menganga. Kakek tertawa puas lalu memasang kacamatanya dan langsung berkutat dengan mainan barunya. Ayas ngeloyor pergi tanpa menyapaku, seakan mengejek. Dia berhenti sebentar di ambang pintu lalu menoleh ke arah Kakek.

“TikTok-nya nanti ya, Yut. Aku lagi ada PR,” teriaknya. 

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
hyu
@egidperdana89 : matur nuwuun
lucu. suka banget twistnya. ternyata minta dibuatin.... 😂 ( sengaja saya gak sebut minta dibuatin apa, supaya pembaca yang lain yang kebiasaan baca kolom komen dulu gak terspoiler. 😁) karya yang apik. 🙏
hyu
@mahmud96 : 🤭
Wkwk era moderenisasi.@hyu
hyu
@rina2804 : wkwkwkw... blm ada postingannya
Nama akun simbah kakung apa? Sini saya follow 😀
Rekomendasi dari Komedi
Komik
Gold
Benyamin Biang Kerok
Kwikku Creator
Flash
Android vs Apple
Kiko
Flash
Sebelum Dipanggil
hyu
Komik
BEBEH DAN BEBIH (Lika-liku laki bini)
Andy widiatma
Cerpen
Bronze
Cerita tentang Seorang yang Ingin Menjadi Juru Cerita
Habel Rajavani
Flash
Kebiasaan Buruk
Impy Island
Flash
Buka Puasa Yang Membagongkan
Sandra Arq
Flash
Bronze
Kamis Menangis
Arif Holy
Flash
Dunia Fantasi
Viantblue
Komik
pandora138 : Slot Bonus 100% Bebas BuySpin
change
Cerpen
Suatu Hari di Kampung Kalong
Nirmala Dara
Flash
Bronze
Bong Li Mei
Onet Adithia Rizlan
Flash
Tes
Faris Amar
Flash
Bronze
Kamis Oke
Arif Holy
Cerpen
Bronze
Kandang Tikus
ALDEVOUT
Rekomendasi
Flash
Sebelum Dipanggil
hyu
Cerpen
Ada Apa dengan Cinta(ku)
hyu
Flash
Singgah
hyu
Flash
Jalan, Yuk!
hyu
Flash
What A Thrilling Night!
hyu
Cerpen
Pulang
hyu
Cerpen
Dendam Sofia
hyu
Cerpen
Bronze
Berhitung
hyu
Cerpen
Bronze
Conversation with Me
hyu
Cerpen
Buruk Cermin Muka Dibelah
hyu
Novel
Bronze
Dua Sejiwa
hyu
Cerpen
Bronze
(Pintu) Surga Ada di Bawah Pohon Bambu
hyu
Cerpen
Bronze
Sahabat Tak Terlihat
hyu
Cerpen
Raksasa dan Si Tua
hyu
Cerpen
Mengejar Nursalim
hyu