Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Komedi
Sebelum Dipanggil
7
Suka
8,068
Dibaca

Aku ketuk pintu kamarnya keras-keras. Berkali-kali. Tapi hanya membuahkan sebuah lenguhan yang terdengar pelan dari dalam. 

Kakek sudah kebangetan. Niatnya harus segera dihentikan sebelum dia melakukannya. Bisa membuat malu seluruh keluarga. Terutama buat sepuluh cucunya yang masih muda-muda ini. Aku tahu, sih, fungsi otak memang terus menurun seiring bertambahnya usia. Tapi masa untuk berpikir enteng seperti ini saja nggak mampu?

“Mbah, tolong buka pintunya!” aku mencoba memaksa dengan sedikit berteriak.

“Ya, ya… sebentar,” jawabnya. Duh, jangan-jangan dia sudah mulai melakukannya. Gawat.

Tak berapa lama kemudian akhirnya pintu terbuka. Aku langsung masuk dan memeriksa di beberapa tempat. Meja, kasur, dan lemari. Sepertinya kakek tidak menyembunyikannya. Dia hanya terdiam melihat kepanikanku. Tidak bakal dia bisa menahanku. Jalannya saja sudah begitu selow dan terbungkuk-bungkuk. Maklum, usianya sudah 87 tahun. Tapi aku akui, dia memang sakti. Meski sudah berlebihan umur, kakek jarang banget sakit. Kelima indranya juga masih berfungsi dengan baik. Banyak nerimo, itu kata dia kalau ditanya rahasia sehat dan panjang usianya.

Aku sedikit lega kakek belum melaksanakan niatnya. Jadi aku masih bisa menuturinya—meski umumnya, nih, yang tualah menuturi yang muda.

Aku tuntun kakek untuk duduk di sampingku di sisi ranjangnya. “Mbah, untuk kesekian kalinya aku tanya, Mbah masih menyimpan niat terakhirmu itu di dalam hati?”

Kakek terkekeh. “Begini, Le,” katanya. Suaranya masih cukup lantang di usianya. ‘Le’ adalah kependekan dari thole, panggilan anak-anak dalam budaya Jawa. “Jujur, Mbahmu ini sebenarnya sudah pengin ‘dipanggil’. Sudah merasa kenyang menjalani hidup—pahit, manis, dan asamnya juga. Tapi untuk yang satu ini aku belum pernah merasakan. Jadi, ya….”

“Tapi apa manfaatnya buat Mbah?”

“Ya untuk melengkapi pengalaman hidupku, to, Le. Coba pikir, aku sudah menjalani hidup dari era kolonial, kemerdekaan, orde baru, reformasi, milenial, sampai era serbadigital ini. Nah, mumpung aku masih hidup di zamanmu ini aku kudu cari bekal untuk reinkarnasi di kehidupan berikutku nanti.”

Aku geleng-geleng sambil tersenyum. Satu lagi aku acungi jempol buat kelihaian Kakek mengeles.

“Begini saja, deh, Mbah. Menurutku masalah ini harus dibicarakan dengan seluruh anggota keluarga besar kita. Biar nanti Mbah tidak salah melangkah—kalau disetujui. Tapi Mbah harus manut kalau ternyata tidak disetujui. Sebab, kan….”

Tiba-tiba Ayas, anak bungsuku—cicit kesayangan Kakek—berlari-lari masuk dan langsung mendekati Kakek. “Sudah, nih, Yut. Instagram, twitter, facebook semua sudah aku daftarin buat Uyut. Tinggal pakai saja,” kata Ayas sambil menyerahkan sebuah tab kepada Kakek. Uyut kependekan dari “buyut”, panggilan mesra Ayas untuk Kakek.

Aku menepuk jidatku berbarengan dengan menahan napas tapi dengan mulut menganga. Kakek tertawa puas lalu memasang kacamatanya dan langsung berkutat dengan mainan barunya. Ayas ngeloyor pergi tanpa menyapaku, seakan mengejek. Dia berhenti sebentar di ambang pintu lalu menoleh ke arah Kakek.

“TikTok-nya nanti ya, Yut. Aku lagi ada PR,” teriaknya. 

***

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (8)
Rekomendasi dari Komedi
Flash
Sebelum Dipanggil
hyu
Komik
Ubi Depresi
nanda putri diasshifatul karimah
Komik
Bangku
Ka Dar
Komik
Bronze
The Fake Family
Agam Nasrulloh
Komik
Random Moment
giin_
Cerpen
Bronze
Mukini & Mukidi
Ariyanto
Flash
Gula
Kiiro Banana
Komik
Lelaki Koin
Ockto Baringbing
Komik
Bronze
The Daily of ARLO
Anindosta Studios
Komik
Sang Dewi
faith
Cerpen
Bronze
Mampir ke New York
Darryllah Itoe
Komik
Bronze
She's Not My Girlfriend?
Verda Ravan Varnesa
Cerpen
Catatan suami PELOR (nempel molor)
Alhuyaz
Komik
Silly Home
Cradosaur
Cerpen
Bronze
Galon vs Gas Melon
Claire The
Rekomendasi
Flash
Sebelum Dipanggil
hyu
Skrip Film
Ngelumpati Mbakyu
hyu
Cerpen
Ada Apa dengan Cinta(ku)
hyu
Cerpen
Sihir Si Tunasihir
hyu
Flash
Jalan, Yuk!
hyu
Novel
Bronze
Dalam Semesta Jiwa
hyu
Cerpen
Di Ujung Pelangi
hyu
Novel
Bronze
Garda Jiwa
hyu
Cerpen
Bronze
Conversation with Me
hyu
Cerpen
Mengejar Nursalim
hyu
Flash
Sam
hyu
Cerpen
Bronze
Sahabat Tak Terlihat
hyu
Flash
What A Thrilling Night!
hyu
Cerpen
Neraca Dunia
hyu
Cerpen
Hero
hyu