Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Bad Breath
1
Suka
3,926
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Aku membenci semua orang. Mereka selalu menghinaku.

Beberapa tahun lalu, aku pindah ke sekolah baru. Aku tidak punya teman di sana, setiap murid yang berbicara denganku pasti akan menunjukkan ekspresi aneh. Anak-anak yang lebih besar mulai mengejekku, mengatakan aku seharusnya pulang saja ke rumah, lalu mandi dan menyikat gigi. Mereka berkata tidak akan ada siapapun yang mau bermain denganku.

Aku tidak meminta ini. Aku sudah menyikat gigi setiap hari, tetapi tetap saja ada sedikit bau yang tersisa. Aku duduk termenung seorang diri di taman kota. Masih mengenakan seragam sekolah, aku tidak ingin langsung pulang ke rumah. Murid-murid yang lain hanya melewatiku begitu saja, tidak ada yang menyapaku. Aku menggores-gores kuku dengan sebal.

“Ini. Makan permen ini.”

Aku mengangkat wajah, seseorang berbicara kepadaku. Anak itu mengenakan seragam sekolah. Dia menyodorkanku sebuah permen bergaris-garis merah dan putih dengan hiasan daun berwarna hijau, mengingkatkanku pada Hari Natal.

“Ini rasa peppermint. Rasanya enak, sedikit ada sensasi dinginnya,” kata anak itu lagi. Ia menyodorkan permen itu sekali lagi kepadaku.

Aku mengamatinya dengan hati-hati. Lalu perlahan mengulurkan tanganku untuk mengambil permen itu dari tangannya.

Anak itu tersenyum saat melihatku membuka bungkus permen darinya. “Aku masih punya banyak, jika kau mau.”

Kemudian hari-hari esok berangsur membaik. Beberapa murid lain mulai mengobrol denganku dari waktu ke waktu. Aku membawa permen itu setiap hari. Permen itu memberikanku kegembiraan.

***

Sekarang, aku masih memiliki napas yang bau. Tetapi aku sudah tidak menyimpan permen itu lagi, aku sudah lama tidak memakannya.

Karena anak itu tidak ada di sini lagi.

Dia sudah tidak ada di sini untuk memberiku permen itu. Dia sudah tidak pernah melewati taman ini lagi.

Aku tidak memakan permen itu lagi, sebagai pengingat ketidakhadirannya di dalam hidupku.

Walaupun napasku masih sedikit bau, tetapi kini aku bahagia.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bronze
Tanpa Nama
Paul Sim
Flash
Bad Breath
Fann Ardian
Novel
Bronze
Hidden Memories
Rene
Novel
Lemon
Dinasaurus
Novel
Michele : Richest Woman in the World
Razza
Flash
Bronze
Mendung dan Bayangan
SIONE
Novel
Bronze
Others 3%
Wulan Murti
Novel
Gold
Bukan Salah Waktu
Bentang Pustaka
Novel
Bronze
Kembar dari Hongkong
Rahma Nanda Sri Wahyuni
Skrip Film
Okuni
Joshua Vincentius
Cerpen
Bronze
Akhir yang Tak Bahagia
Dewi Agustin
Novel
7 BULAN MENUJU PERNIKAHAN
Sahrun Rojikin
Novel
Coronavirus Love Story in 'Desa Lele'
Gloria Morgen
Novel
Bronze
Thantophobia : Rasa Takut Kehilangan Orang yang Dicintai
ahmad dicka hudzaifi
Novel
Lindur Ungu
Silvia
Rekomendasi
Flash
Bad Breath
Fann Ardian
Flash
Sayonara!
Fann Ardian
Flash
Amor dan Fati
Fann Ardian
Novel
Bronze
Intact Yet Broken
Fann Ardian
Flash
Apple
Fann Ardian
Novel
Bronze
Lyra and The Moon
Fann Ardian
Flash
Nice Little Twists
Fann Ardian
Flash
Bird's Eye
Fann Ardian
Flash
Reminisce You, Rossi
Fann Ardian
Flash
A Girl and A Thief
Fann Ardian
Novel
A Gift For Everyone
Fann Ardian
Novel
Fachri and The Sun
Fann Ardian
Novel
Bronze
Do You Believe In Loch Ness Monster?
Fann Ardian
Flash
30 Detik
Fann Ardian
Flash
Sebatang Rokok
Fann Ardian