Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Horor
Malam dan Kesepian
1
Suka
1,575
Dibaca
Flash Fiction ini masih diperiksa oleh kurator

Didepan laptop yang masih menyala, roti kukis yang masih hangat dan satu lagi. Anak kecil berambut pirang itu sedang menatapnya sendu dari kolong meja tempat Geo duduk. Hujan rintik-rintik membasahi awal bulan November tahun ini.

Geovanial, nama yang tertera dilembar kertas post it yang menempel di dinding. Nama yang mungkin akan selalu diingat anak kecil itu. Anak kecil itu adalah arwah penasaran, laki-laki berusia 23 tahun tahu soal itu.

"Abang". Anak kecil itu berucap.

Deg. Perasaannya terengah ketika kata-kata itu terucap darinya. Tatapan anak kecil itu sendu. Tatapan penuh kesepian. Gei menyadari bahwa anak kecil ini kesepian.

"Aku bukan abangmu". Jawabnya, Geo menggertaknya agar segera pergi.

"Abang". Ucapnya lagi, anak yang masih berdarah Eropa itu beranjak pergi dari bawah mejanya.

*

Kopi masih hangat. Udara dingin menusuk kulitnya, pepohonan didepan rumah bergoyang mengikuti angin yang menerpa. Geo, sudah hampir 2 Minggu tinggal dirumah bekas peninggalan Belanda. Rumah ini adalah warisan dari sang kakek buyutnya kepada cucunya. Hanya dia yang berani tinggal dan tidur dirumah yang sudah hampir berusia 100 tahun itu.

"Dia kesepian", ungkapnya. Geo menatap anak kecil itu bermain tanpa rasa takut diwajahnya. Senyum sumringah kita ketika ada sosok wanita berkebaya kuning bermotif bunga seroja menemani anak kecil bermain ayunan dibawah pohon.

"Temannya cuma dia", lihatnya lagi. Seakan tahu ia sedang diamati sosok wanita berkebaya kuning itu menatapnya, ada senyum diujung bibirnya.

"Argh. Kok malah senyum balik ke gue". Geo langsung membuang mukanya ke arah lain dengan kopi yang masih ditangannya.

"Argh. Sial". Umpatnya lagi, ia menghindari wanita berkebaya kuning dan anak kecil malah mendapati sosok.

Sosok pocong berwajah hitam berdiri didepan jendela kaca yang menerawang dari dalam. Kain putih lusuh seperti terkena tanah masih jelas dilihatnya.

"PERGI!" usirnya, dengan tangan kanannya menunjuk ke arah luar sana.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)
Rekomendasi dari Horor
Novel
Gold
Fantasteen Closer
Mizan Publishing
Flash
Malam dan Kesepian
anaibeterbangan
Cerpen
Bronze
Jumat Akhir Bulan Juli
Christian Shonda Benyamin
Komik
SANDEKALA
Akhmad Kuncoro
Flash
Kembalikan
Ron Nee Soo
Cerpen
Bronze
Hidup Di Dunia Lain
Christian Shonda Benyamin
Skrip Film
Tidur ketiga: Dunia yang tidak bisa kau bangunkan
Yusril
Flash
Mendua
Nunik Farida
Novel
Bronze
Kabar Tentang Kematian
Iena_Mansur
Flash
Bronze
Noni Menanti Tahun Berganti
Silvarani
Cerpen
Bronze
Maut Di Kapal Tua
Christian Shonda Benyamin
Novel
Santri Tak Kasat Mata
Hanif Hilmi Ali
Cerpen
Rontaling Sukma
Noctis Reverie
Novel
Gadis Jelmaan Parakang
Muhammad Taufiq
Skrip Film
Thalatha
Devichy
Rekomendasi
Flash
Malam dan Kesepian
anaibeterbangan
Flash
Parkir Rektorat
anaibeterbangan
Flash
Kucing Hitam
anaibeterbangan
Cerpen
Gara-Gara Kondangan
anaibeterbangan
Flash
Anak Kecil dibalik lemari
anaibeterbangan
Flash
Mawang
anaibeterbangan
Flash
Diantara Manusia
anaibeterbangan