Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Diari SSRKJSM
5
Suka
6,899
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hidup ini menyusahkan. Nindi menghela nafas panjang memikirkan nasibnya. Nasib yang tak indah-indah amat, dari seorang wanita matang yang masih melajang. 31 Tahun. Karirnya jalan di tempat, sementara ia pun sering kali merasa kesepian.

Terkadang ia memikirkan hal keparat ini, 'Akan bagus bila Tuhan tidak menciptakannya. Dan ia adalah ketiadaan. Tentu ia tak akan mengenal apa itu bahagia, tapi ia juga tak perlu merasakan kesedian. Sebuah ketiadaan yang bahkan kehampaanpun tak bisa ia rasakan.' 

Nindi meringis sendiri, ia sadar betapa pengecutnya ia menghadapi kehidupan. Matanya tetiba menjadi lembab, meski tak ada air mata yang jatuh. Tapi berikutnya ia pun memetuk kepalanya sendiri. Menyadarkan diri kalau ia tak selemah itu. Harga dirinya menolak, karena ia begitu menghargai dirinya sendiri. Dan ia pun juga mencintai Tuhannya, Allah s.w.t

Tak peduli seberapa kacaunya ia, Nindi jelas tak akan memilih jalan bunuh diri. Karena dalam keyakinannya, itu sama saja mengantarkan dirinya sendiri masuk ke dalam neraka. Sesuatu yang begitu amat ia benci dan takuti. Ia sadar dirinya sudah memiliki begitu banyak dosa, tidak perlu juga menambahkan dengan suka rela, melakukan sesuatu yang bisa menggiringnya masuk ke sana.

Nindi ingat soal berita yang pernah ia lihat di media sosial, soal sepasang suami istri tunanetra yang berjualan ke jalan-jalan di tengah terik panas yang menyengat dengan dituntun oleh putra mereka yang masih bocah. Sungguh memilukan. Kehidupan mereka jauh lebih menyedihkan. Tapi mereka sama sekali tak menunjukan keputus asaan. Nyalinya seperti kena sentil dipaksa menyaksikan itu. Berkali-kali ia mengingatkan dirinya sendiri kalau ia tak selemah itu, tapi ini adalah pukulan yang paling telak untuknya. Hey, Bung, apa yang kau keluhkan selama ini? seolah Nindi bertanya pada dirinya sendiri. 

Untuk makan sehari-hari saja mereka terseok-seok. Sementara, dirinya hidup dengan cukup makan, meski tak cukup jajan. Berbaring di kasur yang empuk, meski kadang tak cukup tidur. Mengingat itu semua membuatnya merasa situasinya jauh lebih baik. 

Mungkin ia harus lebih banyak bersedekah, meski sedikit. Mungkin ia harus lebih sering melihat ke bawah. Dimana banyak hal yang jauh lebih sulit ketimbang hidupnya. Di balik segunung kelemahannya, Nindi tahu ia memiliki bekal yang sangat penting, yang tak semua orang mampu memupuknya. Kewarasan jiwanya untuk terus berupaya menyuntikan pikiran positif pada dirinya sendiri. 

Karena sudut pandang kita menentukan bagaimana kita akan bersikap. Pikiran positif, sugesti positif, yang dengan ajaibnya bisa membalikan keadaan. Membangkitkan mereka yang tengah terpuruk. Dan tak lupa juga, iman. Keyakinan kita kalau kita tak pernah sendirian. Keyakinan kita kalau Tuhan ada untuk kita.

Satu hal yang Nindi sadari kemudian, ketika ia bersyukur, ia merasa bahagia. Sesederhana itu.

Dan apabila di masa depan nanti datang waktunya untuk kembali mengeluh, ia akan mengenang ini. Nindi memasang alarm pengingat di hatinya yang belum diketahui kapan akan berbunyi.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Bukan Senja
Laras Frantika Yutama
Novel
Bronze
Rentang dan Rajut
Cicilia Oday
Flash
Diari SSRKJSM
Cahyati Suci M
Novel
Bronze
Di Rumah Saja
Kenon BB
Komik
RECLIMB
Katsuri
Flash
Bronze
Kisah Seorang Sahabat
Andri wananda
Flash
Langit Permen Kapas
eko s
Novel
Bintang & Bulan
Agung Gumara
Novel
Mozaic
Hendra Purnama
Novel
Rusuk Berbisik
yustine
Novel
Bronze
WEDDING SCHOOL
Okino ojoeng
Novel
Gold
Big Magic
Bentang Pustaka
Novel
Gold
Super Bunda
Mizan Publishing
Cerpen
SURYA TAK MAU JADI MALIN
Ani Hamida
Novel
Mahasiswa Pinggiran
choirin nofianti
Rekomendasi
Flash
Diari SSRKJSM
Cahyati Suci M
Skrip Film
Free!
Cahyati Suci M
Flash
Drama Korea vs Sinetron Indonesia
Cahyati Suci M
Flash
Maaf pada Bapak
Cahyati Suci M