Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Explore
Pilihan
Genre
Pemilik Suara Merdu
Suara Indah Itu miliknya
Pemilik Suara Merdu

Pemilik Suara Merdu

Flash Fiction By. Agnes Dzahniyah

 

“Hey, ngapain kamu kesini?”

“Nggak ada urusan apa-apa,” Jawabku santai sambil melihat tangannya yang sedang mengandeng wanita cantik disampingnya.

“Bukannya, kamu ikut sama sahabatmu keluar kota, ya?” tanyanya dengan nada sedikit menekan seakan tak suka bertemu denganku di kafe yang sedikit pengunjung ini.

Sepertinya wanita itu adalah kekasihnya, yang selama ini dia sembunyikan dari rekan kantor. Wajar, lah. Saat melihatku berubah menjadi gugup.

Wanita itu cantik, tinggi semampai, ramah, dan terlihat cerdas dari tutur kata yang dilontarkannya saat berkenalan.

Suaranya sangat indah, mengingatkan aku pada suasana hening di tempat yang sama, berbicara tentang masa kecil yang ingin menjadi seorang penyanyi. Tapi sayangnya semua itu mustahil terjadi. Permasalahan penyakit yang menyarang di tenggorokannya membuat semua mimpi sebagai penyanyi sirnah begitu saja.

“Ingat, Ta. Aku, kan, gagal jadi penyanyi, tapi aku yakin. Aku akan menjadi suami dari seorang penyanyi, ya, kalau bukan penyanyi setidaknya punya pendamping yang suaranya enak, lah.”

“Haruskah, aku mengeluarkan bakat terpendam ini untuk menunjukkan suara merduku, agar kamu merasa senang duduk berhadapan denganku hari ini, Mas Ganteng.” Ucapku sambil menopangkan dagu tepat dihadapan Mas Ganteng yang sering di puji-puji para Ibu-ibu kos di sekitar rumahnya.

Gelak tawa di akhir cerita menjadi penutup indah pertemuan itu, tempat sepi pengunjung ini yang menjadi naungan ternyaman untuk aku dan dia, saling bertukar cerita, tertawa, hingga akhirnya aku dan dia bertemu kembali dengan kegugupan yang tidak pernah tersangka sebelumnya.

@_dzahniyah

Cirebon, 7 September 2022

1 disukai 1 komentar 3.4K dilihat
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
berarti akhirnya mereka pisah? Itu yang saya tanggap karena saat pertemuan kembali mereka gugup. nice story. 👍
Saran Flash Fiction