Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
After Dark-19
0
Suka
3,982
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari ke-19

Aku tak berdaya dihinggapi ragu.

Telah kucicip ungkapan yang mendesak telinga. Sebaris lagu yang didengungkan tangis seorang renta. Dia berkelakar dalam asa di ruang penuh kecewa. Sampai tak kumengerti, bagaimana bisa ia terus bernapas melalui sepasang mata hijau yang menyala?

Ungkapan itu..., kau harus tahu.

"Aku manusia, kau pun manusia. Kita hanyalah mahluk Tuhan yang dikara."

Perlukah kutuliskan maksudnya? Tetapi sayang sekali, bungkusan roti yang kuberikan padanya telah memotong tangan kananku. Ia mungkin tertinggal di emperan toko buku.

Ragam pikirku berlanjut menjelajahi sudut-sudut lain dari tingkah para makhluk Tuhan. Yang kupercaya dapat kupahami, nyatanya makin mengelabui.

Tanganku terpotong lagi, oleh selembar doku yang direbut seorang dewasa. Sendunya sama dengan si renta. Namun, diam-diam, dia menyembunyikan banyak tangan di punggung.

Kini, aku duduk di seberang bioskop. Melihat kalian berlalu lalang menonton diri sendiri yang bertingkah di dalam layar. Apakah kau ada di sana?

Jika ya, maka aku tak perlu membuat surat. Jika tidak, maka aku harus mencari mesin ketik yang dapat menulis sendiri.

Lalu kusadari, kau menatapku.

Wujudmu berbeda dari yang datang pada mimpiku kemarin. Kau dan kedua tanganmu menatar ke bawah sepatuku.

Ada apa? Ah, aku lumpuh.

Kedua kakiku terenggut sesuatu. Tetapi aku tak ingat di mana potongan itu berada. Sepanjang jalan aku terus melangkah tanpa menilik.

Memang selalu begitu katamu? Jangan tertawa. Aku pun malu.

Kau memelukku dalam dinginnya udara gersang di sore hari. Aku terjatuh lagi setelah itu. Sedangkan kau pergi ditelan hembusan angin. Harus kemana lagi kucari ragamu? Hatimu? Atau sesuatu yang kau sebut sebagai ‘manusia’?

Mulai terguncang kepercayaan diriku, melintasi rimbunan pohon kesadaranmu, yang membentang sedalam langit dan seluas bumi. Aku dihujani dedaunan iba, yang memenjaranku pada relung asa.

Kau diam dan menatapku nyalang.

Perihal apa yang kujawab pada si renta, bahwa ‘Aku bukanlah kau. Aku hanyalah kutu yang merangkak, menjilati aspal-aspal kisah kepahlawanan. Yang mencari makna oleh tiap tetesan kata dari langit.’

Tertawailah daku.

Sebab senyummu mewartakan keajaiban yang mungkin terjadi. Aku membutuhkanmu, jawaban ujung pandangku, bukankah itu dirimu? Si renta dan dewasa hanya memiliki satu cermin saja. Mereka bagian kecil yang dipersembahkan dunia.

Lantas bagaimana aku menulis tanyamu? Itu tidak pernah menghilang. Selalu berada di tempat. Maka, apakah aku harus lari mengejarmu lagi?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Flash
After Dark-19
Populartflower
Novel
TEGURAN MISTERIUS
Virgorini Dwi Fatayati
Novel
Rembulan di Kaki Gunung Ceremai
R Fauzia
Flash
Bronze
The Surprise
Aylanna N. Arcelia
Flash
PESTA DEMOKRASI DI DESA TELUH
D. Rasidi
Cerpen
SEPATU GHAIB
Novi Assyadiyah M.C
Flash
Bulan Biru
Ravistara
Novel
Bronze
Hero or Zero
Aylanna N. Arcelia
Flash
Kapur
Ikhsannu Hakim
Cerpen
Bronze
Cinta Terpaut Waktu
Lian lubis
Novel
Bronze
Pintu Rahasia Sang Ibu
Randy Arya
Flash
DIALOG FAJAR
KH_Marpa
Novel
Memori Berdarah
Adnan Fadhil
Flash
Our World
Shofiyah Azzahra
Cerpen
The Universe Next Door
Rama Sudeta A
Rekomendasi
Flash
After Dark-19
Populartflower
Cerpen
Perjamuan Malam Sullivard
Populartflower
Flash
After Dark
Populartflower