Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Misteri
After Dark-19
0
Suka
3,847
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Hari ke-19

Aku tak berdaya dihinggapi ragu.

Telah kucicip ungkapan yang mendesak telinga. Sebaris lagu yang didengungkan tangis seorang renta. Dia berkelakar dalam asa di ruang penuh kecewa. Sampai tak kumengerti, bagaimana bisa ia terus bernapas melalui sepasang mata hijau yang menyala?

Ungkapan itu..., kau harus tahu.

"Aku manusia, kau pun manusia. Kita hanyalah mahluk Tuhan yang dikara."

Perlukah kutuliskan maksudnya? Tetapi sayang sekali, bungkusan roti yang kuberikan padanya telah memotong tangan kananku. Ia mungkin tertinggal di emperan toko buku.

Ragam pikirku berlanjut menjelajahi sudut-sudut lain dari tingkah para makhluk Tuhan. Yang kupercaya dapat kupahami, nyatanya makin mengelabui.

Tanganku terpotong lagi, oleh selembar doku yang direbut seorang dewasa. Sendunya sama dengan si renta. Namun, diam-diam, dia menyembunyikan banyak tangan di punggung.

Kini, aku duduk di seberang bioskop. Melihat kalian berlalu lalang menonton diri sendiri yang bertingkah di dalam layar. Apakah kau ada di sana?

Jika ya, maka aku tak perlu membuat surat. Jika tidak, maka aku harus mencari mesin ketik yang dapat menulis sendiri.

Lalu kusadari, kau menatapku.

Wujudmu berbeda dari yang datang pada mimpiku kemarin. Kau dan kedua tanganmu menatar ke bawah sepatuku.

Ada apa? Ah, aku lumpuh.

Kedua kakiku terenggut sesuatu. Tetapi aku tak ingat di mana potongan itu berada. Sepanjang jalan aku terus melangkah tanpa menilik.

Memang selalu begitu katamu? Jangan tertawa. Aku pun malu.

Kau memelukku dalam dinginnya udara gersang di sore hari. Aku terjatuh lagi setelah itu. Sedangkan kau pergi ditelan hembusan angin. Harus kemana lagi kucari ragamu? Hatimu? Atau sesuatu yang kau sebut sebagai ‘manusia’?

Mulai terguncang kepercayaan diriku, melintasi rimbunan pohon kesadaranmu, yang membentang sedalam langit dan seluas bumi. Aku dihujani dedaunan iba, yang memenjaranku pada relung asa.

Kau diam dan menatapku nyalang.

Perihal apa yang kujawab pada si renta, bahwa ‘Aku bukanlah kau. Aku hanyalah kutu yang merangkak, menjilati aspal-aspal kisah kepahlawanan. Yang mencari makna oleh tiap tetesan kata dari langit.’

Tertawailah daku.

Sebab senyummu mewartakan keajaiban yang mungkin terjadi. Aku membutuhkanmu, jawaban ujung pandangku, bukankah itu dirimu? Si renta dan dewasa hanya memiliki satu cermin saja. Mereka bagian kecil yang dipersembahkan dunia.

Lantas bagaimana aku menulis tanyamu? Itu tidak pernah menghilang. Selalu berada di tempat. Maka, apakah aku harus lari mengejarmu lagi?

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Misteri
Flash
After Dark-19
Populartflower
Flash
Salsabila
Wuri
Flash
Bronze
Lambat Bukan Berarti Tak Berguna
Syafira Muna
Novel
I Am The Justice
Erika Angelina
Novel
Gold
Digital Fortress
Mizan Publishing
Novel
Gold
Bird Box
Noura Publishing
Flash
KERUDUNG MERAH
Vika Rahelia
Novel
Halaman Sembilan
verlit ivana
Cerpen
Zoon Politicon
Teguh Santoso
Novel
Bronze
Ny. Prasangka
IyoniAe
Novel
SANG PELAHAP JIWA
Emma Susanti
Novel
Superpower - Your Life Is The Price
Alexander Blue
Cerpen
Sumur Tua di Kampung Kami
Sofa Nurul
Novel
Rodan Rodin
HAA
Flash
Bronze
Kamar Nomor 10
Onet Adithia Rizlan
Rekomendasi
Flash
After Dark-19
Populartflower
Flash
After Dark
Populartflower
Cerpen
Perjamuan Malam Sullivard
Populartflower