Halaman Author
Kontrol semua karyamu pada halaman author, kamu bisa memublikasikan karya baru atau mengatur karyamu dengan mudah dalam satu tempat.
Flash
Drama
Hadiah Tahun Ke-5 Akhir Pekan
0
Suka
3,976
Dibaca
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Terik matahari menyambut langkahku untuk memulai perjalanan akhir pekan ke kampung halaman tercinta. Dibalik kebisingan penumpang bus, aku mengambil tempat duduk favorit di ujung jendela. Banyaknya pengamen yang bergiliran masuk, menghibur para penumpang dengan iringan lagu dangdut koplo, seakan menciptakan kebahagiaan baru. Membuat perjalanan terasa hangat dengan perasaan tidak sabar menemui keluarga di rumah. Namun, perlahan bus berhenti karena desakan seorang anak kecil yang menangis tidak mau berhenti.

“Bu, aku mau turun sekarang. Pokoknya aku mau turun!”

Ucapnya sambil merengek. Badannya yang mungil menarik-narik ujung baju sang Ibu.

           Tanpa mempertimbangkan sesuatu apapun, anak kecil itu menyeret Ibunya keluar dari bus. Aku tidak terlalu memperhatikan dan kembali menatap jendela. Meskipun para penumpang dihinggapi kebingungan, sopir bus tetap melanjutkan perjalanan. Keadaan kembali normal, terdengar hiruk pikuk pembicaraan serius antara bapak, lelucon sederhana dari remaja yang sedang berlibur, hingga curahan hati sesama orang tua yang hendak mengunjungi cucunya di kota perantauan. Sedangkan aku yang sedari awal tidak berhenti tersenyum, membayangkan wajah Ibu dan Bapak ketika aku datang.

“Dik, mau kemana?”

Seorang wanita tua yang duduk di sebelahku bertanya. Ia menceritakan akan menghadiri acara pernikahan anak perempuan satu-satunya di kota yang sama denganku. Wajahnya berseri, dengan membawa banyak buah tangan. Rupanya, banyak sekali kebahagiaan di akhir pekan.

Tidak lama berjalan, dari balik jendela, terlihat sebuah truk dari lawan arah dengan sangat cepat mencoba mendahului kendaraan di depannya. Kekhawatiran dan kegelisahan menyelimutiku, karena kecepatan yang terlihat sangat cepat. Belum sempat kembali ke jalur semestinya, ia berjalan semakin kencang seperti akan menghantam bus yang aku tumpangi.

BRAK!!!

Semuanya berwarna hitam.

Bapak, Ibu, aku masih bisa bertemu kalian, kan?

           Mataku terbuka pelan, langit yang cerah masih menghiasi penglihatanku. Senyum kecilku tersimpul, batinku terasa sesak, tetesan air mata mulai jatuh. Rasanya, sekujur tubuh ini tidak dapat digerakkan. Riuh rendah suara gemuruh sekitar terasa mengganggu. Tidak lama, suara ramai sirene ambulans dan polisi mulai berdatangan. Lelaki paruh baya menyadarkan lamunanku, menggendongku pergi. Seluruh pandangan mataku dipenuhi dengan timbunan puing kendaraan, jasad penumpang--bahkan penumpang sebelahku--berlumuran darah, ia sudah tidak bergerak. Dari balik kepingan kaca terdengar teriakan, tangisan hingga kemarahan. Seluruh kursi penumpang telah hancur. Kecelakaan maut baru saja terjadi. Diantara kumpulan orang yang telah meninggal, Tuhan memilihku untuk tetap hidup dan bertemu orang yang kusayang.

5 tahun kemudian

           Namaku Ema, Tuhan mengirimkan hadiah besarnya setelah aku melewati ujian terberat. Pasca kecelakaan, aku mengalami patah tulang, gegar otak, dan sempat kehilangan semangat menyelesaikan pendidikan, tentu aku berpikir tidak ada gunanya melanjutkan hidup. Apalagi beberapa tahun setelahnya, kedua orangtuaku meninggal. Tetapi ternyata, keterpurukan itu hanya sementara, yang tidak disadari selama ini, kebahagiaan memiliki porsi lebih besar. Mungkin, bukan pelangi setelah hujan menjadi kiasan yang tepat, tetapi prosentase masalah sebenarnya hanya sedikit, yang menjadikannya besar adalah cara meresponnya. Masih banyak sekali alasan mengapa harus tetap maju menjalani kehidupan. Keluarga, saudara, teman, dan saat ini suamiku yang sudah satu tahun menikah denganku. Suamiku adalah hadiah akhir pekanku lima tahun yang lalu. Saat itu, ia datang dan menyatakan niat baiknya, “Aku adalah wasiat Ibumu yang datang untuk menikahimu.” Kini, Ema, sudah memiliki kebahagiaan besar.

Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Drama
Novel
Eyes
Cumiplutoo
Novel
Bronze
BUKU HARIAN MINTARSIH
Ac Erri Yurita S
Flash
Hadiah Tahun Ke-5 Akhir Pekan
Aisyah KW
Cerpen
Bronze
Balas Dendam Seorang Pengarang Yunior
Sulistiyo Suparno
Novel
Nona Yang Ingin Ditemukan & Tuan Yang Lelah Mencari
Talu Bumi
Novel
Menanti Hujan Teduh
Isti Anindya
Novel
Perjalanan Hitam
Rida nurtias
Novel
Untuk Sebuah Kesempatan (Satu Detik Lagi)
S.S. RINDU
Flash
Bronze
Pelangi Cinta
Herman Sim
Novel
Bronze
NECKLACE
Nabila Meilani Fahmi
Cerpen
RADEVA
Achi Suci
Novel
PANCA-GILA : Ucup left The Group
Alvin Raja
Novel
A Straight Rain: A Story about Their Gathering in Tokyo
Anis Maryani
Novel
Karsa
Ananda Galih Katresna
Flash
Orang Menyebalkan
Impy Island
Rekomendasi
Flash
Hadiah Tahun Ke-5 Akhir Pekan
Aisyah KW
Flash
Pahlawan Asap
Aisyah KW
Flash
Jodoh: Antara Aktor dan Alur
Aisyah KW
Flash
Ellipsism de Nocte
Aisyah KW
Flash
Ellipsism de Nocte
Aisyah KW
Flash
Ellipsism de Nocte
Aisyah KW
Flash
Ellipsism de Nocte
Aisyah KW
Flash
Ellipsism de Nocte
Aisyah KW
Flash
Ellipsism de Nocte
Aisyah KW
Novel
Pergi Untuk Kembali
Aisyah KW
Novel
Gulali atau Nano-nano? Bintang!
Aisyah KW
Novel
Ramadan: Solusi dan Skenario Baru
Aisyah KW
Novel
Menyesal
Aisyah KW
Novel
Cinta Untuk Papa
Aisyah KW
Novel
Lampu Jalan
Aisyah KW