Username/Email
Kata Sandi
Alamat Email
Kata Sandi
Jenis Kelamin
Ini adalah hari pertama saya kerja. Semangat sekali rasanya, tiap langkah hidung rasanya mau terbang begitu teringat betapa bangganya Ibu dan Bapak saat saya pamit di depan pintu rumah, pakai seragam dan sepatu bagus depan tetangga.
Senior saya rupanya baik pula, tapi favorit saya adalah Aryo. Beliau langsung menawarkan diri untuk mengajak saya tour sekeliling tempat kerja. Pak Aryo berjalan di depan saya sepanjang lorong, beliau menjelaskan tipe kamar di bagian kiri dan kanan.
"Nih, Bim. Ini standard room"
'Oh, kecil ya' pikir saya dalam hati. Ruangannya sempit, orang di dalamnya bertumpuk dan tidak full furnished. Kebersihannya cukup buruk. Saya merinding melihat dindingnya yang kotor dan bernoda.
"Nah, yang ini superior room" lanjut pak Aryo, saya cuma mengangguk. Yang ini lebih oke lah, penghuninya kelihatan lebih sehat, sedikit lebih besar dari standard room.
Kami kembali berjalan, kali ini saa terperangah. Kamar yang ini bagus. Lebih bagus dari kost saya waktu kuliah di ibu kota. Gila.
"Suka, ya? ini namanya president suite.." kata pak Aryo, saya heran. Tidak percaya dengan apa yang saya lihat, "Kok beda dari lorong belakang?"
Pak Aryo tertawa terbahak, dia menepuk bahu saya, "Penempatan kamar tergantung uang, lah... dimana-mana juga begitu, Bim!" jelas pak Aryo.
Saya kembali melirik president suite, "Sebagus ini apa nggak mahal toh pak?"
Pak Aryo mengangkat bahunya, "Ya makanya jadi koruptor! daripada kau mencuri, paling masuknya ke standard room.. emang mau?" canda beliau.
Pak Aryo lanjut tertawa, "Kaya si mbah yang kemarin tuh.. dia kan nyuri sandal.. 30ribuan, eeeh jadi nginap di standard room 5 tahun!"
Saya cuma terdiam, kembali mengikuti langkah beliau. Saya tidak berani berkomentar apa-apa. Sebagai seorang sipir lapas baru, masih banyak yang harus saya pelajari.